Penulis Turki Ini Peringatkan Setelah Gaza dan Lebanon, Negara Mana Lagi Dibidik Israel?

Israel berambisi untuk mewujudkan Israel Raya

tangkapan layar
Netanyahu Deklarasikan peta terbaru Israel
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Setelah Gaza, kini giliran Lebanon. Saat saya menulis ini, serangan udara Israel telah menewaskan ratusan orang dalam satu hari dan melukai ratusan lainnya. Saya rasa ini baru permulaan.

Seperti halnya di Gaza, media setiap hari akan menunjukkan jumlah korban meninggal di Lebanon melalui grafik, negara-negara lain akan mengutuk serangan-serangan ini dengan sepintas lalu, PBB akan menunjukkan betapa tidak berdayanya mereka karena Amerika Serikat dan Inggris, dan Israel akan menghancurkan negara lain.

Tidak ada lagi yang bisa kita katakan kepada negara-negara di dunia yang menyaksikan semua ini dengan acuh tak acuh. Tetapi kita harus mengajukan pertanyaan yang menakutkan kepada negara-negara di Timur Tengah: Negara manakah yang akan menjadi korban berikutnya?

Skenario yang sama mengarah pada pembantaian yang sama. Tidak mungkin lagi untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi secara rasional, melalui informasi, hukum, atau aturan-aturan internasional.

Semua garis merah telah dilewati, semua aturan telah dilanggar, dan semua nilai kemanusiaan telah dihancurkan. Israel telah menjungkirbalikkan seluruh sistem di dunia.

Mereka yang berpikir bahwa Israel akan berhenti setelah menduduki Gaza dan melakukan pembantaian terhadap warga Palestina belum menyadari betapa salahnya mereka.

Mesin pembunuh yang didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris ini tidak berhenti sampai di Gaza, dan kini telah berpindah ke Lebanon.

Seperti halnya di Gaza, evakuasi diumumkan di Lebanon “utara”, orang-orang turun ke jalan dan meninggalkan rumah mereka, sementara bom-bom penghancur yang dipasok oleh Amerika Serikat menghujani wilayah Lebanon seperti hujan maut dari pesawat terbang.

Dalam satu hari, ratusan orang, sebagian besar warga sipil, terbunuh lagi. Saya percaya bahwa angka-angka akan kembali menjadi statistik, dan jumlah korban tewas dan luka-luka akan menjadi data belaka.

Kisah-kisah tentang nyawa manusia yang hilang tidak akan dikenali, begitu juga dengan kisah anak-anak dan harapan mereka yang terluka. Saat saya menulis ini, 50 orang terbunuh di Gaza dalam satu hari, tetapi karena jumlahnya sedikit, bahkan tidak ada cerita tentang hal itu!

BACA JUGA: Israel Larang Adzan Berkumandang di Masjid Ibrahimi Sudah Lebih dari 8 Hari

Israel dan Amerika Serikat akan menerapkan skenario Gaza ke Lebanon, dan Lebanon akan mengalami nasib yang sama. Semua skenario ini akan berakhir dengan pembantaian.

Diam adalah kesalahan fatal. Butuh waktu lama bagi mereka yang tetap diam dalam menghadapi genosida Gaza untuk menyadari betapa fatal kesalahan mereka.

Baca Juga


Mereka yang tidak bersuara karena Hamas dicap sebagai “ekstremis”, dekat dengan Ikhwanul Muslimin, atau masuk dalam daftar “terorisme” Amerika Serikat, kini mulai membisu di Lebanon.

Saya rasa..

 

 

Saya rasa kali ini mereka dibenarkan oleh argumen bahwa Hizbullah adalah Syiah, atau dekat dengan Iran, atau telah dicap sebagai “teroris” oleh Amerika Serikat.

Namun, seperti halnya bom-bom Israel-Amerika di Gaza yang tidak membedakan antara Hamas dan Fatah, di Lebanon mereka juga tidak akan membedakan antara Syiah dan Sunni, dan akan membunuh siapa saja yang menghalangi mereka.

Seperti halnya tidak ada perbedaan antara Muslim dan Kristen di Yerusalem, tidak ada perbedaan yang akan dibuat di Lebanon, dan negara ini akan menjadi tidak dapat ditinggali.

Lebanon akan dihancurkan di tengah-tengah keheningan negara-negara Muslim, seperti yang terjadi di Gaza, dan puluhan ribu orang akan mati. Negara manakah yang akan menjadi korban berikutnya?

Apakah mereka yang diam-diam mengamati kejadian-kejadian mengajukan pertanyaan ini? Setelah pasukan penjahat menyelesaikan operasi mereka di Lebanon, negara mana yang akan mereka serang berikutnya?

Saya yakin ada negara-negara yang tidak berani mengajukan pertanyaan yang paling menakutkan ini: Kapan giliran saya? Sebenarnya, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini tidak sulit untuk ditemukan.

Negara di mana “Tanah Perjanjian”, impian Israel Raya, berada dan yang muncul di seragam tentara Israel, adalah negara yang akan menjadi sasaran berikutnya, karena peta “Negara Israel Raya” mencakup wilayah negara-negara ini di seragam tentara.

Israel Raya adalah istilah yang mencakup wilayah Negara Israel dan wilayah Palestina, serta beberapa negara lain. Definisi Israel Raya yang paling umum adalah wilayah Negara Israel dan wilayah Palestina. Sementara itu, definisi lain yang disukai oleh Zionis Revisionis mencakup wilayah bekas Emirat Transyordania dan Semenanjung Sinai.

Konsep Israel Raya berakar pada interpretasi tertentu terhadap ideologi Zionis. Ideologi Zionis menyatakan bahwa "tanah perjanjian" dalam Alkitab terbentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Eufrat di Irak, dan dari Sungai Litani di Lebanon hingga Madinah di Arab Saudi.

BACA JUGA: Ini Kalimat Singkat Nabi Adam Pertama Kali Sesaat Setelah Dihidupkan Allah SWT

Kita hampir menjadi gila melihat kebungkaman rezim-rezim dari negara-negara yang tercantum dalam peta itu. Bagaimana mungkin mereka tidak melihat bahwa suatu hari nanti akan tiba giliran mereka?

Mengapa pertanyaan ini tidak muncul di benak mereka ketika Lebanon terbakar? Ini bukan masalah potensi, ini masalah waktu. Tidak ada yang meminta Anda untuk berperang, tapi setidaknya tunjukkan keberanian dan terapkan embargo perdagangan.

Artikel ini ditayangkan Aljazeera.net karya Kemal Ozturk, penulis dan jurnalis asal Turki dengan judul asli "Man Hiya ad-Duwal at-Taliyah fi Khutthath Israil?

Sumber: aljazera

Tumbangnya Narasi Israel - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler