Nyatakan Solidaritas untuk Lebanon, Ini Pesan Rusia untuk Israel
Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk keras operasi darat Israel di Lebanon.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk keras operasi darat Israel di Lebanon. Rusia juga mendesak Israel untuk sungguh-sungguh berupaya mencari cara damai dalam penyelesaian konflik Timur Tengah.
"Rusia mengutuk keras serangan terhadap Lebanon dan meminta otoritas Israel untuk segera menghentikan permusuhan serta menarik pasukan dari wilayah Lebanon,” kata Kemlu Rusia dalam sebuah pernyataan pada Selasa (1/10/2024).
Menyoroti “sifat gabungan” dari invasi Israel yang melibatkan semua cabang angkatan bersenjatanya, Rusia memperkirakan jumlah korban akan terus bertambah. Lebih lanjut dikatakan bahwa serangan tersebut akan menyebabkan eskalasi kekerasan yang semakin besar di Timur Tengah.
"Kami menyatakan solidaritas dengan para pemimpin dan rakyat Lebanon yang bersahabat, yang telah menjadi sasaran agresi bersenjata. Kami dengan tulus menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman para korban," kata Kemlu Rusia.
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon sejak 23 September lalu, untuk menargetkan kelompok Hizbullah. Serangan itu menewaskan lebih dari 1.000 korban dan melukai sedikitnya 2.900 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Beberapa pemimpin Hizbullah tewas akibat serangan Israel, termasuk sekretaris jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Pesan sekjen PBB untuk Israel.. baca di halaman selanjutnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan perang habis-habisan di Lebanon harus dihindari dengan segala cara. Seruan tersebut disampaikan menyusul kecaman atas meningkatnya konflik di Lebanon yang dipicu serangan udara Israel yang telah berlangsung lebih dari seminggu terakhir.
"Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan meningkatnya konflik di Lebanon. Kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon harus dihormati,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, Selasa (1/10/2024).
Guterres, kata Dujarric, telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati guna memastikan bahwa seluruh sistem PBB di Lebanon digerakkan untuk membantu semua orang yang membutuhkan di negara itu.
"Sekretaris Jenderal mengimbau masyarakat internasional untuk segera mendukung seruan kemanusiaan senilai 426 juta dolar AS (sekitar Rp6,4 triliun) yang diluncurkan hari ini di Beirut," kata Dujarric.
Guterres juga menekankan komitmennya untuk melanjutkan upaya perundingan. Dia juga berjanji bahwa staf PBB di lapangan akan terus berupaya meredakan situasi.
Sejak 23 September, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan kelompok Hizbullah di Lebanon. Serangan Israel menewaskan lebih dari 1.057 orang dan melukai lebih dari 2.950 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Beberapa pemimpin Hizbullah tewas dalam serangan itu, termasuk sekretaris jenderal Hassan Nasrallah.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina, Hamas, Oktober tahun lalu.