BUMN Fokus Benahi Digitalisasi Sistem Logistik Indonesia
Pos Indonesia pun telah mengembangkan ekosistem layanan logistik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Digitalisasi sistem logistik menjadi kata kunci dalam meningkatkan efisiensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga upaya untuk menekan tingginya biaya logistik di Indonesia. Direktur Operasi dan Digital Services PT Pos Indonesia Hariadi mengatakan Pos Indonesia telah melakukan transformasi digitalisasi dalam lima tahun terakhir.
"Seluruh kantor kami sudah digital, internet based, tidak ada satu kantor yang jalan dengan model luring, semua beroperasi dengan digital," ujar Hariadi dalam acara Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas bertajuk "Smart Supply Chain, Digitalisasi Sistem Logistik Indonesia" di Sarinah, Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Dengan terobosan tersebut, lanjut Hariadi, Pos Indonesia mampu melakukan monitoring proses bisnis dan rantai pasok menjadi lebih efektif dan efisien. Hariadi menyampaikan Pos Indonesia pun telah mengembangkan ekosistem layanan logistik yang terintegrasi dengan sistem jemput bola kepada pelanggan.
"Ini keunggulan komparatif yang kami miliki, yang mungkin kalau kompetitor lain tidak punya. Konsumen kita bisa request pickup dan akan kami deliver ke tujuan," ucap Hariadi.
Hariadi mengatakan transformasi berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Hariadi menyampaikan hal ini tercermin dalam kontribusi Pos Indonesia yang menjadi salah satu penyumbang dividen BUMN kepada negara.
"Kinerjanya alhamdulillah tumbuh positif dan ikut memberikan dividen. Kinerja keuangan Pos Indonesia naik 28,6 persen per tahun berkat transformasi," kata Hariadi.
Group Head Transformasi Koroporasi Manajemen Program PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Mona Yudika mengatakan transformasi menjadi fokus utama Pelindo setelah merger pada 2021. Mona mengatakan upaya transformasi digitalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.
"Yang namanya digitalisasi itu merupakan transformasi pola pikir. Di Pelindo tidak sekadar instalasi, tapi kita punya framework yang melibatkan transformasi SDM dan transformasi proses bisnis," ujar Mona.
Mona menyampaikan inisiatif utama yang dilalukan Manajemen ialah standardisasi layanan operasional. Mona menyampaikan kesamaan standar dalam layanan operasi merupakan hal krusial dalam memangkas waktu bongkar muat di pelabuhan.
"Semakin cepat waktu bongkar muat maka semakin efisien dari sisi biaya. Hal ini sesuai dengan tujuan utama dalam berkontribusi menurunkan biaya logistik," lanjut Mona.
Mona menyampaikan waktu bongkar muat menjadi faktor penting dalam pembentukan biaya logistik. Mona mencontohkan biaya sewa kapal yang bisa mencapai Rp 1 miliar per hari dapat ditekan jika proses bongkar muat di pelabuhan menjadi lebih cepat.
"Dengan makin cepat bongkar muatnya, bagus untuk semua. Maka mereka bisa melakukan trayek lebih banyak dan pendapatan meningkat. Ini efek dominonya luar biasa," kata Mona.