Hasil Survei LSI Denny JA dan Respons Ahmad Syaikhu
Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Dedi Mulyadi tembus 70 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, Hasil survei terbaru LSI Denny JA menyebut elektabilitas pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan menembus 70 persen dan sulit untuk dikejar pasangan lain. Merespons hasil survei itu, calon gubernur Jawa Barat yang diusung PKS dan Nasdem, Ahmad Syaikhu tetap yakin, dia dan pasangannya Ilham Akbar Habibie mampu memenangkan Pilgub Jabar 2024.
Menurut Syaikhu, masih ada waktu sekitar dua bulan yakni Oktober-November yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak elektabilitas sebelum pemungutan suara pada 27 November 2024. "Masih ada waktu. Walaupun dua bulan kurang, masih (bisa) untuk mengejar itu," ujar Syaikhu di Bandung, Rabu (2/10/2024).
Syaikhu melanjutkan, yang terpenting saat ini bagi dia dan pasangannya adalah melakukan sosialisasi dan kampanye mengenai program, serta visi misi kepada masyarakat dari rumah ke rumah, untuk meyakinkan pemilih dengan mendatangi seluruh kota/kabupaten di Jabar.
"Biasa survei yang begitu, kita yang penting hari ini kita hari-hari kerja. Di kurang dari 60 hari ini, saya berkeliling ke kabupaten/kota dalam upaya untuk menjangkau masyarakat. Mudah-mudahan berjalan dengan usaha ini juga survei akan terus bisa semakin meningkat," ucapnya.
Keyakinan Syaikhu ini juga tidak lepas berkaca pada kontestasi Pilgub Jabar 2018 silam. Di mana kala itu sejumlah lembaga survei mengunggulkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Syaikhu yang kala itu mendampingi Sudrajat, elektabilitasnya hanya berkisar di angka 10 persen. Namun pada hasil pemungutan suara, pasangan Sudrajat-Syaikhu hampir mengejar pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, karena hanya selisih 4,14 persen.
Saat itu, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul mendapatkan 7.226.254 suara atau 32,88 persen. Kemudian disusul Sudrajat-Ahmad Syaikhu dengan raihan 6.317.465 suara atau setara dengan hitungan 28,74 persen.
Sedangkan untuk pasangan nomor urut empat, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, mendapatkan suara 5.663.198 atau 25,77 persen. Terakhir, pasangan nomor urut dua, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan, mendapatkan suara 2.773.078 atau 12,62 persen.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif LSI Denny JA Toto Izul Fatah menyebut, elektabilitas pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan lebih dari 70 persen. Hasil dari survei dengan 440 responden yang terbagi dari tujuh kabupaten/kota, yakni Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut dan lainnya.
Di mana margin of error dari survei LSI Denny JA sebesar 4,8 persen. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling tatap muka langsung kepada responden.
"Hasilnya saya kira sudah cukup menggambarkan potret potensi kemenangan pasangan nomor urut 4. Yang menarik temuan data, saya cukup kaget juga. Di basis yang tanda petik hijau, bahkan merah pun, Dedi Mulyadi sudah mengungguli jauh di angka yang kita sebut fenomenal, karena keunggulannya rata-rata 70 persen keatas," ujar Toto di Kota Bandung, Senin (30/10/2024).
Menurut Toto, secara personal, Dedi Mulyadi punya modal elektabilitas dan brand yang kuat untuk ‘dijual’. Apalagi ia punya bekal tingkat kesukaan masyarakat yang tinggi.
Toto menyebutkan, seperti di Kota Tasikmalaya yang merupakan basis PPP dan Kota Bekasi yang menjadi basis PKS, Dedi Mulyadi mampu mengungguli seluruh kandidat dengan elektabilitas 62,0 persen di Kota Bekasi dan 78,6 persen di Kota Tasik.
Kondisi itu perlu mendapat sorotan, karena di Bekasi misalnya, ada Ahmad Syaikhu, kader PKS yang diusung partainya sebagai calon gubernur Jabar, dan tinggal juga di Bekasi. Namun elektabilitas Syaikhu tertinggal jauh dari Dedi dengan hanya 28,9 persen.
Kemudian di Kota Tasik yang menjadi basis pemilih PPP, Dedi lebih moncer lagi dengan elektabilitasnya 78,6 persen. Sementara tiga kandidat lainnya di bawah 10 persen, termasuk Ahmad Syaikhu yang hanya 9,3 persen.
Ada kejadian yang cukup fenomenal sesuai dengan hasil survei itu, kata Toto, di Kabupaten Subang yang selama ini merupakan kantong PDIP, Dedi unggul telak dengan 92 persen. Sedangkan tiga kandidat lainnya di bawah 5 persen. Kasus yang sama terjadi basis tradisionalnya di Purwakarta, Dedi unggul telak dengan 89,5 persen.
Atas hasil survei itu, katanya, dapat disimpulkan bahwa perilaku pemilih pada Pemilihan Legislatif itu berbeda dengan Pilkada. Artinya, hasil Pileg itu tidak selalu berbanding lurus antara dukungan banyak partai dengan kemenangan calon di Pilkada.
"Berbeda dengan di Pileg. Kalau di Pilkada itu yang menentukan kemenangan adalah kekuatan personal figur. Mau didukung banyak partai pun, kalau figurnya lemah, biasanya kalah. Begitu juga sebaliknya,” kata Toto.
Toto melanjutkan, hanya tsunami politik yang dapat menggagalkan kemenangan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, bila melihat hasil survei tersebut.
"Ini angka yang relatif cukup aman buat kandidat untuk menang, kecuali ada tsunami politik yang dahsyat dan saya melihat belum ada tanda-tanda ke arah sana," ucapnya.
Sebelumnya, survei terbaru yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia juga menunjukkan pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan mendominasi elektabilitas pada Pilgub Jabar 2024. Elektabilitas pasangan ini menyentuh 77,81 persen, jauh mengungguli pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur lainnya.
Sesuai dengan hasil survei itu, dari empat pasangan bakal calon yang disurvei, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan mencapai 77,81 persen. Disusul pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 10,98 persen.
Kemudian dua pasangan lainnya, Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, masing-masing memperoleh 2,24 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 2-8 September 2024 dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat, menggunakan metode multistage random sampling. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
Merespons hasil survei itu, Dedi Mulyadi mengatakan, akan terus menyapa masyarakat meski hasil survei terbaru menunjukkan elektabilitasnya unggul. "Terima kasih kepada warga Jawa barat yang secara alamiah mendukung secara bertahap, terus menerus dan berkesinambungan. Yang pada akhirnya kami pasangan Dedi-Erwan bisa memuncaki survei, mencapai 77,81 persen," kata Dedi.
Dedi menyampaikan bahwa dukungan dari masyarakat Jawa Barat itu tidak datang tiba-tiba. Dukungan itu hadir melalui proses kegiatan berkesinambungan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu, tanpa henti.
"Kami sudah lama berkegiatan dengan masyarakat, sudah hampir 10 tahun berkomunikasi dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan," katanya.
Meski begitu, Dedi mengaku akan terus berkegiatan dan menyapa masyarakat Jawa Barat. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan posisi surveinya, karena diakui kalau kampanye negatif tentang dirinya sudah muncul di sejumlah beranda media sosial.
"Mudah-mudahan warga tidak terhasut," katanya.