Israel Kian Haus Darah, Bunuh 99 Warga Gaza dalam 24 Jam
Pesawat Israel memborbardir sekolah dan panti asuhan.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Penjajah Israel terus melakukan pembantaian yang menyasar warga sipil di jalur Gaza. Dalam 24 jam terakhir, Israel telah membunuh hingga 99 orang sementara 169 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Pengeboman penjajahan Israel menargetkan kamp Nuseirat, Bureij, dan Maghazi, Kota Gaza di utara, serta Rafah dan Khan Yunis di selatan, demikian dilaporkan saluran Aljazirah berbahasa Arab yang dikutip Palestine Chronicle, Kamis (3/10/2024).
Satu orang tewas dan yang lainnya cedera akibat serangan udara Israel di sebelah barat kamp Nuseirat setelah pasukan Israel meningkatkan pengeboman udara dan artileri di kamp dan sekitarnya.
Kapal perang Israel juga ikut serta dalam pengeboman di wilayah utara kamp Nuseirat. Pada Rabu, kapal ini menjadikan sekolah milik Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) sebagai sasaran bom yang mengakibatkan banyak orang tewas dan cedera.
Warga Palestina cedera pada Kamis dini hari akibat penembakan artileri yang menargetkan sekolah yang menampung orang-orang telantar di sebelah timur kamp Al-Maghazi. Pesawat Israel juga mengebom sebuah tenda di dalam sekolah yang berfungsi sebagai tempat penampungan di Deir al-Balah di pusat Gaza, menewaskan satu orang.
Israel mengebom sekolah dan panti asuhan
Pada Rabu, pasukan Israel menembaki sebuah rumah di Kota Gaza, menewaskan seorang anak dan melukai dua warga Palestina, kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan.
Sebelumnya pada hari itu sepuluh warga sipil tewas dan 27 lainnya terluka dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Nuseirat dan Al-Bureij di Jalur Gaza bagian tengah. Tiga warga sipil juga tewas dalam serangan di kota Khuza'a yang hancur, di sebelah timur Khan Younis, di Gaza selatan, lapor WAFA.
Di Khan Younis, lebih dari 40 warga sipil, kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara. Sementara itu, banyak warga lainnya yang terluka.
Sumber medis mengatakan kepada WAFA bahwa kru darurat mengevakuasi jenazah dari reruntuhan setelah serangan udara intensif yang menargetkan wilayah tenggara Khan Younis, termasuk lingkungan Maan, Qizan al-Najjar, dan al-Manara.
Pada Rabu, sembilan warga sipil tewas dan sekitar 20 lainnya terluka dalam serangan udara di sekolah Muscat dan panti asuhan Al-Amal yang menampung orang-orang terlantar di Kota Gaza.
Genosida yang berkelanjutan
Israel terus menentang resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza.
Saat ini, Israel sedang diadili di Mahkamah Internasional atas genosida terhadap warga Palestina. Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hingga saat ini, 41.788 warga Palestina telah tewas, dan 96.794 terluka. Selain itu, sedikitnya 11.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh jalur Gaza.
Israel mengatakan, sebanyak 1.200 tentara dan warga sipil tewas selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober. Media Israel menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa banyak warga Israel tewas pada hari itu karena terkena tembakan tentara Israel sendiri.
Organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak.
Kelaparan dan pengungsian
Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, sebagian besar di Gaza utara, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, sebagian besar anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan pengungsian paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa ke kota Rafah selatan yang padat penduduk di dekat perbatasan dengan Mesir – dalam apa yang telah menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba 1948.
Di kemudian hari dalam perang tersebut, ratusan ribu warga Palestina mulai bergerak dari selatan ke Gaza tengah dalam pencarian keselamatan yang terus-menerus.