497 Tahun Indramayu, Melesat Menuju Proteksi Kesehatan Masyarakat Hingga Ketahanan Pangan

Program layanan kesehatan gratis itu berlaku untuk masyarakat yang ber-KTP Indramayu

Dok Diskominfo Indramayu
Bupati Indramayu, Nina Agustina saat peletakan batu pertama pembangunan rumah bersubsidi bagi korban banjir rob di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Kamis (19/9/2024).
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Hari ini Kabupaten Indramayu genap berusia 497 tahun, Senin (7/10/2024). Berhitung angka, hampir lima abad yang lalu, Raden Bagus Wiralodra menapakan jejak peradabannya di tatar pesisir sisi sungai Cimanuk.

Baca Juga


Tapakan di pesisir utama Jawa itu sudah banyak dikenal orang sejak 500 tahun yang lalu. Catatan jalur rempah banyak menyebut Chiamo, Dermayu dan Indermajoe sebagai penghasil beras dan garam pada masa Hindu Budha hingga masa kolonial.

Diusianya yang ke-497, Indramayu tak mau kalah dengan daerah daerah lain. Berbagai layanan pun diberikan secara optimal kepada warganya.

Salah satunya program proteksi kesehatan, yang digelontorkan melalui anggaran APBD Kabupaten Indramayu sebesar Rp 89 miliar. Program layanan kesehatan gratis itu berlaku untuk semua masyarakat yang ber-KTP Kabupaten Indramayu, tanpa terkecuali.

Universal Health Coverage (UHC) merupakan program kebijakan Bupati Indramayu, yang sebelumnya dijabat oleh Nina Agustina. Program itu berupa pemberian bantuan iuran atau premi asuransi BPJS kepada masyarakat untuk menjadi peserta BPJS kelas 3.

‘’Pemkab Indramayu telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 89 miliar dan ini semua bentuk keberpihakan saya sebagai kepala daerah dalam memproteksi masyarakat,’’ kata Nina, dalam wawancaranya beberapa waktu lalu.

Tidak hanya bidang kesehatan, Kabupaten Indramayu juga memberikan proteksi agar lahan pertanian tidak beralih fungsi. Sebagai lumbung padi nasional, Kabupaten Indramayu memiliki luas area tanam 125.442 hektare dan tingkat produksi mencapai 1,8 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) per tahun.

Pemerintah Kabupaten Indramayu menjaga lahan pertanian melalui program Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Dua program itu tidak lain agar lahan pertanian padi yang menjadi andalan sekaligus mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indramayu tidak hilang seiring masuknya industrialisasi. ‘’Kita proteksi lahan pertanian agar tidak tergerus oleh industrialisasi yang perlahan mulai melirik Indramayu sebagai lahan utama para investor,’’ katanya.

Meski berstatus sebagai daerah pertanian, Nina juga memberikan ruang bagi investor untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Indramayu. Pemkab Indramayu menyiapkan enam wilayah kawasan industri sebagai penyangga kawasan Rebana. Yakni, Kecamatan Losarang, Sukra, Balongan, Cikedung, Gantar dan Terisi.

‘’Kita buka peluang seluas-luasnya bagi investor untuk berinvestasi di Indramayu. Imbasnya pada penyerapan ratusan ribu tenaga kerja lokal,’’ katanya.

Nina pun meminta generasi muda Indramayu untuk fokus dengan melesatnya Indramayu ke arah industrialisasi. Hal itu akan menjadi peluang bagi masyarakat Indramayu untuk bekerja di tanahnya sendiri. Artinya, program itu akan membawa masyarakat Indramayu sejahtera. ‘’Tidak perlu lagi kerja ke daerah lain kalo di daerah kita sendiri peluang kerja itu ada. Mulai hari ini ayo asah kemampuan dan ketrampilan kita terutama anak anak muda Indramayu. Kalian pasti bisa,’’ kata Nina.

Dalam kesempatan lain, Nina memaparkan, selama tiga setengah tahun ini, sudah 88 persen infrastruktur yang diperbaiki. Dari mulai jalan desa, jalan kabupaten, jalan usaha tani, hingga kebutuhan insfratruktur lainnya.

Waktu yang tidak genap lima tahun dalam membangun Indramayu ini, kata Nina, menjadikan dorongan agar warga yang tersebar di 31 kecamatan dapat merasakan sentuhan pembangunan. n lilis sri handayani (Rls/adv)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler