Terangi Daerah Terisolasi, Elektrifikasi PT PLN Sudah 99,82 Persen

Jika semua daerah sudah teraliri listrik, berujung peningkatan kualitas kehidupan.

Dok PLN
Executive Vice President (EVP) Pengembangan Listrik Desa PT PLN, Lambas Richard Pasaribu.
Rep: Frederikus Dominggus Bata Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) telah melakukan upaya elektrifikasi di 99,82 persen desa di seluruh Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Langkah itu termasuk menjangkau wilayah terpencil dan terisoliasi di Papua dan Nias, Sumatra Utara.

Baca Juga


Pencapaian itu menjadi bukti nyata komitmen PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat hingga ke pelosok negeri. Executive Vice President (EVP) Pengembangan Listrik Desa PT PLN, Lambas Richard Pasaribu, menyampaikan, program penerangan tersebut sebagai bagian program public service obligation guna menerangi seluruh daerah di Tanah Air.

Jika semua daerah sudah teraliri listrik maka hal itu berujung pada peningkatan kualitas kehidupan dan perekonomian masyarakat di daerah. "Pada Agustus 2024, rasio elektrifikasi nasional sudah mencapai 99,82 persen, dengan rasio desa berlistrik yang meningkat menjadi 99,79 persen," kata Lambas dalam Forum Merdeka Barat 9 bertema 'Satu Dekade Membangun Indonesia hingga Pelosok' di Jakarta, Senin (7/10/2024).

"Kami bertekad melistriki seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali daerah-daerah yang sulit dijangkau seperti Papua dan Nias. Ini adalah komitmen kami agar tidak ada desa yang gelap gulita lagi," ucap Lambas menambahkan.

Menurut dia, dengan adanya akses listrik di desa terpencil, telah memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Tidak hanya untuk penerangan, tetapi juga pada perekonomian lokal. Masyarakat di semua desa yang dulunya gelap gulita kini bisa lebih produktif dan anak-anak dapat belajar pada malam hari. Hal itu diikuti aktivitas ekonomi yang berkembang.

Lambas menyebut, secara makro, dengan hadirnya listrik di desa, ekonomi dan produktivitas usaha kecil serta UMKM meningkat. Lapangan kerja baru tercipta. Kemudian infrastruktur kesehatan bisa lebih optimal. "Secara mikro, kita melihat adanya perubahan gaya hidup dengan adopsi electric lifestyle di berbagai desa," ucap Lambas.

Selain fokus pada desa-desa yang mudah dijangkau, PLN juga memprioritaskan daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T), terutama di wilayah seperti Papua, Nias, dan Natuna di Kepulauan Riau. Menurut Lambas, PLN bahkan telah berhasil melistriki beberapa desa di Papua yang sebelumnya belum pernah dialiri listrik.

"Di Papua, misalnya, kami telah melistriki desa-desa seperti Desa Newa di Jayapura dan desa-desa di Kabupaten Jayawijaya. Kehadiran listrik di desa-desa tersebut membuat masyarakat bisa melakukan aktivitas di malam hari, seperti belajar dan bermain, yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan," ujar Lambas.

Program listrik desa tidak hanya berdampak pada penerangan, tetapi juga membawa perubahan pada ekonomi lokal dan kehidupan sosial masyarakat desa. Menurut Lambas, dengan adanya listrik, desa di Nias kini sudah bisa menikmati manfaat listrik untuk berbagai keperluan, termasuk pengembangan usaha dan peningkatan pendidikan anak-anak di sana.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler