Istri Imran Meratap karena Diberikan Anak Perempuan, Maryam Perlihatkan Keajaiban
Keluarga Imran merupakan keluarga yang sangat mulia.
REPUBLIKA.CO.ID, Dalam Alquran, keluarga Imran adalah keluarga yang sangat mulia dan disebutkan secara khusus dalam surat Ali Imran, yang artinya "Keluarga Imran". Keluarga ini diberi kehormatan karena ketakwaan dan peran penting mereka dalam sejarah keagamaan, khususnya dalam Islam.
Allah SWT berfirman:
۞ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىٓ اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ وَاٰلَ عِمْرٰنَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran atas seluruh alam (manusia pada zamannya masing-masing)." (QS Ali Imran [3]:33)
Imran adalah seorang hamba Allah yang shaleh. Nama keluarganya diabadikan dalam Alquran melalui putrinya, Maryam, yang merupakan ibu dari Nabi Isa. Nama istri Imran tidak disebutkan dalam Alquran.
Kendati demikian, tradisi Islam mengidentifikasi istri Imran sebagai Hana binti Faqudz. Dia adalah ibu dari Maryam yang dikenal sebagai perempuan salihah pada masanya.
Dia pun berdoa kepada Allah untuk diberikan seorang anak dan bernazar jika dia dikaruniai anak, maka anak itu akan diserahkan sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah di Baitul Maqdis. Doanya pun dikabulkan, dan lahirlah Maryam.
Seperti difirmankan dalam Alquran:
اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya: "(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Ali Imran [3]: 35).
Pada ayat ini diterangkan mengenai kisah istri Imran yang sedang hamil. Ia menazarkan anak yang masih dalam kandungannya untuk dijadikan pelayan yang selalu berkhidmat dan beribadah di Baitulmakdis. Dia tidak akan membebani sesuatu pada anaknya nanti, karena anak itu semata-mata telah diikhlaskan untuk mengabdi di sana.
Pada akhir ayat 34 juga telah dijelaskan bahwa Allah mendengar apa yang diucapkan oleh istri Imran, mengetahui niat yang suci, dan mendengar pujiannya kepada Allah ketika ia bermunajat. Hal-hal inilah yang menyebabkan doanya terkabul, dan harapannya terpenuhi sebagai karunia dan kebaikan dari Allah.
Setelah istri Imran melahirkan, dan ternyata yang lahir itu anak perempuan padahal yang diharapkan anak laki-laki, tampaklah diwajahnya kesedihan dan putuslah harapannya untuk melaksanakan nazarnya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku melahirkan anak perempuan.”
Seolah-olah dia memohon ampun kepada Tuhan, bahwa anak perempuan itu tidak patut memenuhi nazarnya yaitu berkhidmat di Baitulmakdis. Tetapi Allah lebih mengetahui martabat bayi perempuan yang dilahirkan itu, bahkan dia jauh lebih baik dari bayi laki-laki yang dimohonkannya.
Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ وَضَعْتُهَآ اُنْثٰىۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْۗ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْاُنْثٰى ۚ وَاِنِّيْ سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
Artinya: "Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.” (QS Ali Imran [3]:36)
Anak itu, Maryam kemudian menjadi salah satu wanita paling mulia dalam Islam. Dia dikenal karena ketakwaannya dan menjadi ibu dari Nabi Isa. Maryam disebutkan beberapa kali dalam Alquran sebagai wanita yang dipilih oleh Allah di atas wanita-wanita seluruh alam.
Nabi Isa sendiri merupakan nabi besar dalam Islam yang dilahirkan secara mukjizat oleh Maryam tanpa campur tangan seorang ayah. Dia dianggap sebagai nabi dan hamba Allah yang sangat mulia.
Jadi, keluarga Imran ini dipuji dalam Alquran karena ketakwaan dan keimanan mereka yang kuat kepada Allah. Surat Ali Imran banyak membahas tentang mereka, terutama mengenai Maryam dan Isa, serta keteladanan yang diberikan oleh keluarga ini dalam hal ketundukan kepada kehendak Allah.