Dikabarkan Terbunuh, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Masih Hidup, Jalin Kontak dengan Qatar

Pejabat militer Israel yakin Sinwar tidak akan pernah menyerah.

AP Photo/Adel Hana
Pemimpin Senior Hamas Yahya Sinwar
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA --- Pemimpin Hamas Yahya Sinwar masih hidup meski sempat dikabarkan terbunuh oleh media-media Israel.  Ia telah menjalin kembali kontak dengan para mediator kesepakatan gencatan senjata di Qatar setelah berminggu-minggu bungkam.

Baca Juga


Sinwar memutuskan kontak karena dia yakin Israel tidak tertarik untuk mencapai kesepakatan. Demikian disampaikan sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan kepada situs berita Channel 12.

Seorang pejabat senior Israel dilansir dari Times of Israel mengatakan kepada situs berita Walla bahwa Sinwar tidak terlihat melunakkan posisinya dalam kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata.

Hamas telah menuntut penarikan militer sepenuhnya dari Gaza dan penghentian perang secara permanen. Sementara Israel telah menolak kesepakatan apapun yang memungkinkan kelompok perjuangan tersebut untuk tetap menguasai Jalur Gaza dan membangun kembali kekuatan militernya.

Channel 12 melaporkan pada Ahad bahwa para pejabat Qatar telah mengatakan kepada keluarga sandera bahwa 'kebijakan pembunuhan' Israel terhadap para pemimpin kelompok perjuangan tidak sesuai dengan pencapaian kesepakatan.

“Di masa lalu, ada [mantan pemimpin Hamas Ismail] Haniyeh dan dia dihabisi. Sekarang ada Khaled Mashaal dan dia jauh lebih sulit daripada Haniyeh,” kata para pejabat itu kepada para keluarga sandera, menurut laporan tersebut.

Haniyeh dibunuh di Teheran pada bulan Juli, dalam sebuah pembunuhan yang dituduhkan kepada Israel, meskipun Yerusalem belum mengkonfirmasi atau membantah keterlibatannya.

The New York Times melaporkan pada  Sabtu bahwa penilaian Sinwar yang sudah berlangsung lama bahwa dia tidak akan selamat dari perang Gaza telah menguat dalam beberapa pekan terakhir dan bahwa dia percaya perang regional akan memaksa Israel untuk mengurangi operasinya di Gaza.

Halaman selanjutnya ➡️

Channel 12 mengatakan pada Jumat bahwa para menteri pemerintah sebagian besar telah mengesampingkan masalah penyanderaan, karena Israel telah meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah di Lebanon selama dua minggu terakhir. 

Mantan interogator dinas keamanan Shin Bet, Sinwar, mengatakan kepada The Daily Mail pada hari Senin bahwa pemimpin Hamas tersebut membawa 25 kilogram (sekitar 55 pon) dinamit dalam sebuah rekaman yang memperlihatkan dirinya sedang berjalan melalui sebuah terowongan beberapa hari setelah operasi pada tanggal 7 Oktober.

Rekaman tersebut, yang dirilis oleh Pasukan Pertahanan Israel pada bulan Februari, menunjukkan Sinwar berjalan melalui terowongan Gaza dengan beberapa anggota keluarganya dan merupakan visual pertama dan satu-satunya yang dipublikasikan dari pemimpin teror tersebut setelah peristiwa 7 Oktober.

Kobi Michael juga mengklaim bahwa Sinwar telah mengepung dirinya sendiri dengan “setidaknya 20 sandera.”

“Beberapa kali kami memiliki kesempatan untuk membunuhnya, tetapi jika kami melakukannya, dia akan membunuh semua sandera di sekelilingnya,” katanya. 

Ia memprediksi bahwa Sinwar tidak akan pernah menyerah, dan ‘bermimpi’ untuk tetap menjadi pemimpin Hamas dan penguasa Gaza.

Dipercaya bahwa 97 dari 251 sandera yang diculik oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober masih berada di Gaza, termasuk jasad dari setidaknya 34 orang yang telah dikonfirmasikan tewas oleh IDF.

Hamas membebaskan 105 warga sipil selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November, dan empat sandera dibebaskan sebelum itu.

Delapan sandera telah diselamatkan oleh tentara dalam keadaan hidup, dan jasad 37 sandera juga telah ditemukan, termasuk tiga orang yang secara tidak sengaja dibunuh oleh militer ketika mereka mencoba melarikan diri dari para penyandera.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler