Jenderal IRGC Ungkap Serangan Misil Balistik Iran Hancurkan 20 Pesawat F-35 Israel

IRGC menyebut Israel dan AS terkejut atas serangan misil balistik Iran pada 1 Oktober

Abir Sultan/EPA
Sebuah jet F-35 milik Israel akan lepas landas.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Brigadir Jenderal Ebrahim Jabbari, penasihat komandan di Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) pada Rabu (9/10/2024) mengungkapkan bahwa serangan misil Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu berhasil menghancurkan sedikitnya 20 pesawat tempur F-35 miliki rezim Zionis. Menurut Jabbari, Operasi Janji Setia II rasio kesuksesan misil-misil balistik Iran menghantam target mencapai 90 persen. 

"Secara simultan, IRGC menggelar serangan siber dan eletronik untuk mendisrupsi sistem pertahanan udara Israel, guna memfasilitasi keefektivan serangan misil," kata Jabbari dikutip Tehran Times.

Jenderal Jabbari menekankan capaian signifikan dari Operasi Janji Setia II dengan mengatakan, "Tidak penting di mana kami manergetkan; yang penting adalah kekuatan kopong musuh telah kami hancurkan."

Dia menggarisbawahi bahwa hangar tempat diparkirkan puluhan F-35 di antara yang menjadi target operasi, yang dia klaim menjadi pukulan telak bagi angkatan udara Israel. Menurut Jabbari, kalangan militer dan intelijen Israel dan Amerika Serikat terkejut atas serangan misil Iran, meski memiliki sistem pertahanan yang canggih.

Jenderal Jabbari menyimpulkan, dengan mengatakan bahwa, saat ini, saat Israel tidak bisa terlibat dalam konflik langsung, mereka mengancam akan menggelar serangan balasan dengan manargetkan fasilitas ekonomi dan militer. Jabbari menegaskan, ancaman itu mengindikasikan sebagai suatu kesalahan perhitungan dari pihak militer Israel.

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

 

Pihak Israel tidak pernah mengakui markas militer mereka di Nevatim mengalami kerusakan usai dihantam misil-misil balistik Iran. Sehari setelah serangan, otoritas di Israel hanya mengonfirmasi bahwa sekitar 100 rumah di kota bagian utara, Hod Hasharon, mengalami kerusakan akibat serangan rudal dari Iran.

Beberapa bangunan rusak berat dan memerlukan waktu untuk diperbaiki. Sementara puluhan bangunan lainnya mengalami kerusakan ringan, menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN mengutip pernyataan beberapa pejabat kota pada Rabu (2/10/2024).

Pada Selasa sore, Radio Militer Israel mengonfirmasi bahwa roket Iran jatuh di daerah terbuka di Netanya, yang berlokasi di Hod Hasharon, bagian dari wilayah Tel Aviv yang lebih luas.  PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan rudal tersebut merupakan "kesalahan besar" dan Iran "akan membayarnya."

Pada 3 Oktober 2024, Associated Press merilis citra satelit hanggar pesawat di pangkalan udara militer utama Israel yang diambil setelah rentetan rudal Iran tampak memperlihatkan lubang besar di atap. Citra pangkalan udara Nevatim di Israel selatan memperlihatkan kerusakan pada atap di deretan bangunan di dekat landasan pacu utama. Potongan-potongan besar puing terlihat tersebar di sekitar bangunan.

Nevatim merupakan rumah bagi pesawat tercanggih Angkatan Udara Israel, termasuk jet tempur siluman F-35 Lightning II produksi AS. Tidak jelas dari citra satelit apakah ada pesawat di hanggar tersebut saat diserang.

Baca Juga


Serangan rudal-rudal balistik Iran pada Selasa (1/10/2024) malam, menghantam pangkalan-pangkalan militer Israel.

Selain Pangkalan Udara Tel Nof di dekat Tel Aviv dan Pangkalan Udara Hatzerim, rudal-rudal Iran menargetkan pangkalan Nevatim. Tiga pangkalan udara ini dilaporkan menampung pesawat-pesawat F-35.

Press TV melaporkan, Pangkalan Udara Nevatim, Hatzerim, dan Tel Nof diidentifikasi sebagai target potensial operasi balasan dari April dan Agustus. Alasannya, pesawat yang menyerang konsulat Iran di Damaskus pada April lepas landas dari pangkalan tersebut.

Pangkalan udara besar dengan empat landasan pacu ini mencakup sekitar 50 kilometer persegi dan terletak di gurun Negev, 15 km di timur Beersheba dan 12 km di utara Dimona. Pangkalan udara ini menampung tiga skuadron jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat, yaitu skuadron ke-140, ke-116, dan ke-117, serta pesawat angkut C-130, pesawat tanker Boeing 707, dan pesawat pengintai lainnya.

Karikatur Opini Republika : Boikot - (Republika/Daan Yahya)

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler