Iron Dome Gagal Cegah Roket Hizbullah, Israel Lakukan Evaluasi Besar-besaran
Iron dome dibangga-banggakan sebagai sistem pertahanan terbaik
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Pihak berwenang Israel sedang menyelidiki kegagalan sistem pertahanan Iron Dome. Sistem ini terkenal dalam mencegat roket yang ditembakkan dari Lebanon selatan, menewaskan dua warga Israel pada Rabu (9/10/2024).
Dilansir dari The New Arab, Pencegat Iron Dome telah mencegat ratusan roket yang ditembakkan oleh kelompok militan Syiah Hizbullah Lebanon, yang memulai kampanye bersenjata melawan Israel pada Oktober lalu sebagai tanggapan atas serangan ke Gaza.
Layanan darurat Israel mengatakan bahwa seorang pria dan seorang wanita berusia 40-an tahun terkena pecahan peluru di kota perbatasan Kiryat Shmona, warga sipil Israel pertama yang terbunuh oleh tembakan roket sejak Israel meningkatkan pengebomannya di Lebanon dua pekan yang lalu.
Serangan ini terjadi setelah serangan yang diduga dilakukan oleh Hizbullah terhadap kota terbesar ketiga di Israel, Haifa, yang menyebabkan lima orang terluka dalam serangan kedua di kota tersebut dalam waktu kurang dari satu pekan.
Tentara Israel mengatakan sekitar 40 roket ditembakkan ke arah Haifa pada Rabu, yang menyebabkan lima orang Israel menderita luka ringan akibat pecahan peluru, dalam kegagalan lain dari Kubah Besi untuk mencegat roket-roket Hizbullah.
Sebuah serangan pada Jumat lalu di kota pelabuhan itu menyebabkan kerusakan pada sebuah jalan dan luka-luka ringan pada warga sipil. Hizbullah sebelumnya mengklaim telah menargetkan sebuah pangkalan militer di utara kota.
Pihak militer mengklaim telah menyerang peluncur yang menembakkan roket-roket tersebut ke Kiryat Shmona pada Rabu.
Media berbahasa Ibrani melaporkan bahwa pihak berwenang Israel sedang menyelidiki mengapa rudal-rudal tersebut tidak dicegat oleh sistem pertahanan rudal.
Insiden ini kemungkinan besar akan membuat para pejabat militer yang membanggakan kemampuannya yang canggih dan mempromosikan Kubah Besi kepada publik sebagai pertahanan udara utama negara tersebut.
Sistem Iron Dome telah menjatuhkan rudal yang ditembakkan oleh Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, kelompok-kelompok Perlawanan Islam di Irak, Hamas di Gaza, dan baru-baru ini, Iran.
Sistem pertahanan udara ini memiliki baterai yang terletak di seluruh Israel yang dapat menampung beberapa rudal pencegat dan disebut-sebut sebagai sistem pertahanan udara yang “paling teruji dalam pertempuran” di dunia. Sistem ini sebagian didukung melalui bantuan militer Amerika Serikat kepada Israel.
BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel
Ribuan penduduk di kedua sisi perbatasan telah mengungsi akibat baku tembak lintas batas yang telah berlangsung selama setahun, yang meningkat setelah Israel melancarkan invasi darat ke wilayah perbatasan tenggara dan barat daya pada akhir September lalu.
Pemerintah Israel telah menolak seruan yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk menghentikan sementara pertempuran meskipun jumlah korban tewas di Lebanon meningkat dan pengungsian yang lebih luas.
Hizbullah....
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya genosida oleh Israel terhadap Gaza tahun lalu, yang telah membunuh hampir 41.800 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Setidaknya 1.947 orang telah wafat, hampir 9.400 orang terluka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi, menurut otoritas Lebanon.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
Dikutip dari laman Shafaq, Jumat (4/10/2024), militer Israel mengatakan pada Jumat bahwa sekitar 20 roket ditembakkan dari Lebanon, dengan beberapa dicegat dan sisanya mendarat di area terbuka. Roket, yang dilaporkan diluncurkan dari wilayah Lebanon, menargetkan Haifa, Kiryat, dan wilayah Galilea, kata militer dalam sebuah pernyataan.
Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan menyatakan, "Kami meluncurkan salvo roket ke Kiryat, sebelah utara Haifa," sebagai tanggapan atas serangan biadab Israel terhadap kota-kota, desa-desa, dan warga sipil.
Pada Kamis lalu, kelompok Hizbullah menargetkan pangkalan Israel di Sakhnin untuk industri militer di Teluk Haifa dan kota Tiberias.
BACA JUGA: Terungkap, Keyakinan Agama di Balik Aksi Brutal Israel di Gaza dan Lebanon Bocor di Media
Serangan ini menyusul serangan udara Israel yang mematikan pada Kamis, yang membunuh sedikitnya 37 orang dan melukai 151 lainnya di berbagai bagian Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Israel telah mengintensifkan pembomannya, menargetkan apa yang diklaimnya sebagai posisi Hizbullah di seluruh negeri.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan lebih dari 10 serangan udara berturut-turut di pinggiran selatan Beirut, menggambarkannya sebagai beberapa serangan terberat di wilayah tersebut sejak dimulainya perang Israel di Lebanon.
Sumber: newarab