Iran Ancam Negara Arab Teluk Jika Berani Izinkan Wilayah Udara Mereka untuk Israel

Setiap bantuan ke Israel akan dibalas Iran

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENARE
Berbagai jenis rudal Iran jarak jauh dan pembawa roket dipajang di sekitar pameran pertahanan Teheran di Teheran, Iran.
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN – Iran memperingatkan negara-negara Arab Teluk agar tidak mengizinkan wilayah udara atau pangkalan militer mereka digunakan Israel dalam menyerang negeri asal para mullah itu. Peringatan ini disampaikan di tengah meningkatnya ancaman konflik Timur Tengah yang meluas

Seorang pejabat senior Iran menyatakan bahwa setiap bantuan kepada Israel tidak akan diterima dan akan mendapat tanggapan, dikutip dari laman India Today, Jumat (11/10/2024).

“Iran menegaskan bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh negara Teluk Persia terhadap Iran, baik melalui penggunaan wilayah udara maupun pangkalan militer, akan dianggap oleh Iran sebagai tindakan yang dilakukan oleh seluruh kelompok, dan Iran akan merespons dengan tepat,” kata pejabat senior Iran tersebut kepada kantor berita Reuters.

Peringatan Iran ini muncul di tengah laporan bahwa Teheran telah memperingatkan negara-negara Teluk, dengan menyatakan bahwa jika pendukung Israel melakukan intervensi langsung dalam konflik tersebut, maka kepentingan regional mereka akan menjadi sasaran.

Baca Juga


Negara-negara Arab Teluk khawatir bahwa Iran akan menyerang fasilitas-fasilitas minyak mereka jika mereka bersekutu dengan Israel dalam konflik yang sedang berlangsung.

“Pesan tersebut menekankan perlunya persatuan regional melawan Israel dan pentingnya menjaga stabilitas. Pesan itu juga menegaskan bahwa bantuan apapun kepada Israel, seperti mengizinkan penggunaan wilayah udara suatu negara regional untuk melakukan tindakan terhadap Iran, tidak dapat diterima,” tegas pejabat Iran tersebut.

Pada 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan sekitar 200 roket ke Israel, yang sebagian besar berhasil dicegat dan dihancurkan oleh sistem pertahanan Israel. Hal ini dilakukan sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan aksi militer Israel di Lebanon dan Gaza.

Menurut laporan, Israel sedang bersiap-siap untuk membalas, dengan beberapa pihak menyatakan bahwa fasilitas-fasilitas minyak di Iran dapat menjadi target sebagai bagian dari serangan yang lebih luas.

Mengingat ancaman yang meningkat, negara-negara Teluk telah mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mencegah Israel menargetkan fasilitas-fasilitas minyak Iran.
Mengutip sumber-sumber terkemuka di negara-negara Arab, Reuters melaporkan bahwa Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar juga telah menolak untuk mengizinkan Israel menggunakan wilayah udara mereka untuk melakukan serangan terhadap Iran dan telah mengkomunikasikan sikap ini kepada Washington.

Pekan lalu, negara-negara Arab Teluk, yang bertemu di Doha, berusaha untuk meyakinkan Iran akan netralitas mereka dan mendesak Teheran untuk mengurangi eskalasi.

BACA JUGA: Pernah Menang Lawan Israel, Benarkah Rasulullah SAW Sabdakan Militer Mesir Paling Kuat? 

“Negara-negara Teluk berpikir bahwa kecil kemungkinan Iran akan menyerang fasilitas-fasilitas minyak mereka, namun Iran memberikan petunjuk-petunjuk yang mungkin saja terjadi dari sumber-sumber yang tidak resmi. Ini adalah alat yang dimiliki Iran untuk melawan Amerika Serikat dan ekonomi global,” Ali Shihabi, seorang komentator terkemuka Arab Saudi mengatakan sebelumnya.

Sementara itu, Israel melanjutkan serangannya ke Lebanon, mengintensifkan serangan terhadap kelompok militan Hizbullah yang didukung oleh Iran. Dalam serangan besar terakhir, 22 orang terbunuh dan puluhan lainnya terluka di Lebanon.

Sebelumnya...

 

Sebelumnya, Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya genosida oleh Israel terhadap Gaza tahun lalu, yang telah membunuh hampir 41.800 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. 

Setidaknya 1.947 orang telah wafat, hampir 9.400 orang terluka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi, menurut otoritas Lebanon.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.

Dikutip dari laman Shafaq, Jumat (4/10/2024), militer Israel mengatakan pada Jumat bahwa sekitar 20 roket ditembakkan dari Lebanon, dengan beberapa dicegat dan sisanya mendarat di area terbuka. Roket, yang dilaporkan diluncurkan dari wilayah Lebanon, menargetkan Haifa, Kiryat, dan wilayah Galilea, kata militer dalam sebuah pernyataan.

Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan menyatakan, "Kami meluncurkan salvo roket ke Kiryat, sebelah utara Haifa," sebagai tanggapan atas serangan biadab Israel terhadap kota-kota, desa-desa, dan warga sipil.

Pada Kamis lalu, kelompok Hizbullah menargetkan pangkalan Israel di Sakhnin untuk industri militer di Teluk Haifa dan kota Tiberias.

BACA JUGA: Terungkap, Keyakinan Agama di Balik Aksi Brutal Israel di Gaza dan Lebanon Bocor di Media

Serangan ini menyusul serangan udara Israel yang mematikan pada Kamis, yang membunuh sedikitnya 37 orang dan melukai 151 lainnya di berbagai bagian Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Israel telah mengintensifkan pembomannya, menargetkan apa yang diklaimnya sebagai posisi Hizbullah di seluruh negeri. 

Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan lebih dari 10 serangan udara berturut-turut di pinggiran selatan Beirut, menggambarkannya sebagai beberapa serangan terberat di wilayah tersebut sejak dimulainya perang Israel di Lebanon.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler