Profit Jumbo BUMN, Siapa Paling Besar?
Transformasi di tubuh BUMN mampu mengangkat perusahaan jadi lebih efektif dan efisien
REPUBLIKA.CO.ID, KINERJA perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menunjukkan catatan positif. Catatan sejarah dan rekor profit tertoreh dalam beberapa tahun terakhir.
Tidak hanya pada BUMN besar yang selama ini menjadi garda terdepan, tapi juga perusahaan pelat merah dalam skala menengah ikut menciptakan tren tersebut.
Kinerja kinclong merata di beragam lini seperti di sektor pertambangan, migas (minyak dan gas), industri perbankan, telekomunikasi, infrastruktur, pelabuhan, dan pariwisata.
Pencapaian itu tidak terlepas dari beragam faktor baik di sisi internal maupun eksternal. Di sisi eksternal, geliat ekonomi pascapandemi Covid-19 ikut berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Sementara di bagian internal transformasi yang dijalankan di tubuh BUMN mampu mengangkat perusahaan negara menjadi lebih lincah, efektif dan efisien.
Strategi restrukturisasi yang dijalankan oleh BUMN terbukti ikut mendongkrak kinerja perusahaan. Langkah restrukturisasi itu seperti merger, akuisisi, pemisahan unit bisnis, pengurangan biaya, peningkatan produktivitas, dan kualitas layanan.
Dalam hal penggabungan misalnya, BUMN telah membentuk sejumlah holding seperti migas, pupuk, perkebunan, kehutanan, semen, tambang, farmasi, ultra mikro, pangan, rumah sakit, pertahanan, pembangkit listrik, perhotelan, penerbangan, dan pelabuhan. Strategi ini pun terbukti berdampak nyata mendongkrak gairah perusahaan.
Tercatat pada 2023, ada 14 BUMN dengan pencetak laba terbesar. Di antaranya yakni PT Pertamina (Persero) Rp 72 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Rp 60,4 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp 55,1 triliun, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID Rp 27,5 triliun, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Rp 24,6 triliun, PT PLN (Persero) Rp 22,07 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 20,9 triliun.
Selain itu ada PT Pupuk Indonesia (Persero) Rp 6,2 triliun, PT Bukit Asam Tbk Rp 6,1 triliun, PT Bank Syariah Indonesia Tbk Rp 5,7 triliun, PT Perusahaan Gas Negara Tbk Rp 4,3 triliun, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Rp 4,01 triliun, PT Garuda Indonesia (Persero) Rp 4 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 3,5 triliun. Sementara itu, PT Semen Indonesia (Persero) juga berhasil membukukan laba bersih hingga Tbk Rp 2,17 triliun.
Profit besar tersebut sejalan dengan peningkatan penerimaan yang diperoleh oleh Kementerian BUMN. Pendapatan Kementerian BUMN melejit dari Rp 1.930 triliun pada 2020 menjadi Rp 2.933 triliun pada 2023. Laba bersih yang berhasil diperoleh juga melejit dari Rp 13 triliun pada 2020, menjadi Rp 327 triliun pada 2023 atau sekitar 2.415-an persen.
Kementerian BUMN menyatakan perbaikan tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG) menjadi poin penting di balik peningkatan kinerja dan kontribusi BUMN dalam beberapa tahun terakhir. Tren positif kinerja hingga dividen BUMN, tak lepas dari adanya pengawasan berbagai pihak.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam menyatakan keberhasilan transformasi BUMN berdampak kepada peningkatan kontribusi BUMN terhadap pendapatan negara berupa pajak, dividen, dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP). "Ini saya kira kalau dibandingkan dengan keseluruhan ekonomi kita, kontribusi BUMN ini sangat besar," ujar Piter.
Ia berpendapat BUMN bisa lebih efisien dengan memangkas jumlah perusahaan pelat merah, membentuk holding hingga menggabungkan sejumlah badan usaha yang memiliki fokus bisnis serupa.
Ekonom Indef Drajad Wibowo menilai keberhasilan BUMN dalam mendongkrak kinerja merupakan hasil kerja kolektif. Namun hal itu juga didukung oleh kepemimpinan kuat sang menteri sehingga mampu mengonsolidasikan BUMN, termasuk dalam mendorong transformasi dari mulai pembentukan ekosistem kerja hingga restrukturisasi perusahaan negara.
Kinerja positif migas
Sektor minyak dan gas menjadi BUMN yang meraih profit terbesar. Pertamina yang menjadi holding migas tumbuh secara konsisten. Pada 2023, PT Pertamina mencatatkan total laba sebesar 4,77 miliar dolar AS atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per dolar AS). Angka ini merupakan tertinggi dibandingkan yang lain.
Perolehan laba tersebut naik 17 persen dibanding laba 2022 yang mencatatkan profit terbesar sepanjang berdirinya perusahaan itu. Pada 2022, Perseroan membukukan laba bersih 3,81 miliar dolar AS atau Rp 56,6 triliun naik 86 persen dibandingkan 2021.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pun tak menampik bahwa sejak restrukturisasi organisasi, tren kinerja keuangan konsolidasian Pertamina positif dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi berbeda, kinerja operasional di seluruh lini baik holding dan subholding juga semakin solid dan andal.
“Pertamina berhasil mengelola operasinya untuk mempertahankan pertumbuhan laba. Kinerja keuangan pada tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022 karena pengelolaan efisiensi, optimalisasi biaya, liabilitas, dan pembayaran kompensasi,” ujar Nicke dalam keterangannya.
Menurut Nicke, restrukturisasi holding subholding mengedepankan peran kolaborasi aktif melalui orkestrasi sejumlah inisiatif strategis di sektor finansial.
Selain melakukan cost optimization, upaya penghematan biaya bunga, strategi transaksi lindung nilai valuta asing, suku bunga, dan komoditas, serta upaya memitigasi risiko valas dan kredit berhasil menghindarkan potensi kerugian serta menciptakan kontribusi sekitar 1,1 miliar dolar AS.
Nicke ikut memuji atas dukungan Pemerintah yang terlihat pada pembayaran kompensasi harga selama tahun 2023, mencapai Rp 119,31 triliun (di luar pajak). “Kami sangat mengapresiasi Pemerintah yang terus mendukung Pertamina secara konsisten melalui revisi peraturan yang memungkinkan pembayaran lebih cepat, penyesuaian harga produk, dan peningkatan anggaran,” ujarnya.
Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas PT Pertamina (Persero), pada Semester I-2024 membukukan laba sebesar 187 juta dolar AS. Angka itu tumbuh 28 persen dibandingkan 145 juta dolar AS pada Semester I-2023
"Secara keseluruhan, perseroan telah menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan profitabilitas yang meningkat," ujar Dirut PGN Arief Setiawan Handoko.
Ia pun percaya dengan terus menjalankan strategi bisnis yang telah ditetapkan, melakukan pengelolaan operasional secara optimal dan efisien, penerapan manajemen keuangan serta manajemen risiko yang prudent, perseroan akan mampu menghadapi beragama tantangan dan peluang ke depan.
Tantangan sektor energi ke depan memang tidak mudah karena sumber-sumber minyak dan gas di dalam negeri kian terbatas. Pemerintah bahkan hanya menargetkan lifting minyak sebesar 600 ribu barel per hari pada 2025. Ini mendorong Pertamina melalui anak usaha untuk mendorong eksplorasi sumur-sumur baru.
Di sisi lain semua negara sedang mengarah kepada pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dibutuhkan inovasi dan investasi yang besar agar sektor ini dapat terus tumbuh. Hal inilah yang menjadi perhitungan dan pertimbangan Pertamina agar dapat bersaing di tingkat global.
“Saat ini roadmap Pertamina menggunakan strategi mendekarbonisasi bisnis karbon positif, mengembangkan bisnis karbon netral, dan memberikan kompensasi kepada bisnis karbon negatif, yang akan menghasilkan Net Zero Emisi,” jelas Nicke.
Cuan dari perbankan
Di sektor perbankan hasil laba fantastis juga diperoleh oleh sejumlah bank pelat merah seperti PT BRI, PT Mandiri, dan PT BNI. PT BRI Tbk (BRI) membukukan laba bersih Rp 29,7 triliun pada semester I 2024 atau naik tipis dibandingkan periode sama tahun Rp 29,42 triliun.
Pada 2023 laba bersih BRI tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp 60,4 triliun naik 17,5 persen secara year on year (yoy) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 51,40 triliun. Angka itu merupakan rekor tertinggi yang pernah dicapai oleh BRI sepanjang sejarah.
Pencapaian itu sejalan dengan penyaluran kredit BRI yang menyentuh Rp 1.266,4 triliun atau tumbuh 11,2 persen (yoy). Sumbangsih terbesar yakni dari kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Rp 1.068 triliun, atau berkontribusi 84,4 persen dari total kredit BRI.
Seperti halnya dengan sektor migas, peningkatan laba bersih perusahaan juga tak terlepas dari perbaikan kinerja internal perusahaan. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, perseroan akan terus mencermati perkembangan kondisi perekonomian global dan pada saat bersamaan akan lebih fokus pada tantangan domestik.
Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas. BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki dampak terhadap daya tahan ekonomi nasional
Disamping itu, Sunarso menambahkan bahwa BRI sebagai perusahaan BUMN, memiliki peran sebagai agent value creator dan agent of development. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut secara simultan, BRI harus mencetak keuntungan. Sunarso menekankan bahwa sebagai 'bank rakyat', keuntungan yang diperoleh BRI pun pada akhirnya akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas, selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program Pemerintah.
"Dengan memperoleh keuntungan atau economic value, maka perusahaan BUMN bisa memiliki modal untuk menciptakan social value sehingga ekonomi akan berputar. Dan BRI sudah membuktikan bahwa selama ini bisa menjalankan peran economic value dan social value secara simultan,” ujar Sunarso.
Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih Rp 26,6 triliun di Semester I 2024. Laba ini tumbuh 5,3 persen (yoy) dibandingkan periode sebelumnya Rp 25,23 triliun.
Hasil luar biasa diraih pada 2023. Sepanjang 2023, Perseroan mampu membukukan profit sebesar Rp 55,1 triliun, tumbuh 33,7 persen (yoy). Perolehan laba tersebut menjadi yang terbesar sejak Bank Mandiri berdiri 26 tahun lalu.
Tingginya angka profit dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas penyaluran kredit Mandiri. Pada paruh pertama 2024 realisasi penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp 1.532 triliun di paruh pertama 2024, tumbuh 20,5 persen (yoy).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, menyatakan pertumbuhan kredit yang melebihi rata-rata industri perbankan ini tidak lepas dari stabilitas dan perkembangan ekonomi Indonesia, meskipun di tengah dinamika ekonomi global.
Salah satu strategi yang dilakukan perseroan untuk menjaga pertumbuhan tersebut antara lain dengan pengembangan teknologi dan digitalisasi, penguatan kolaborasi, optimalisasi ekosistem bisnis nasabah, memaksimalkan potensi ekonomi di wilayah, serta peningkatan kualitas aset dan manajemen risiko.
Hal ini sejalan dengan upaya Bank Mandiri yang selalu Adaptif dan Solutif untuk selalu bergerak maju, beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta menghadirkan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan serta memberikan nilai tambah kepada ekonomi Indonesia, melalui inovasi dan transformasi digital, Bank Mandiri diharapkan dapat semakin dekat dengan masyarakat,” ujar Darmawan.
Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI/BBNI) menorehkan peningkatan laba bersih mencapai 3,8 persen secara tahunan pada semester pertama 2023 atau sebesar Rp 10,69 triliun. Kinerja positif ini diprediksi juga bakal berlanjut hingga akhir tahun.
Pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal kedua sehingga BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7 persen menjadi Rp 727 triliun, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit di kuartal pertama yang sebesar 9,6 persen (yoy).
Pertumbuhan kredit ini dihasilkan dari ekspansi yang prudent di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan Perusahaan Anak.
"Ekspansi kredit kami fokuskan pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional yang diikuti optimalisasi bisnis dari ekosistem debitur, sehingga mendorong pertumbuhan kredit di segmen lainnya, seperti konsumer yang tumbuh hingga 15,1 persen,” ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.
Royke tak menampik, akselerasi pertumbuhan kredit ini juga tidak lepas dari stabilnya perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis, serta operating environment yang membaik bagi perbankan.
Terutama, kata ia sejak Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu, yang berlaku sejak 1 Juni 2024.
Pertumbuhan industri perbankan memang dipengaruhi berbagai faktor, termasuk kondisi eksternal seperti geopolitik timur tengah dan kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (the Fed). Gejolak pasar uang dapat menghantam sewaktu-waktu.
Untuk itu, prinsip kehati-hatian menjadi faktor Utama dalam menjaga agar bank memiliki fundamental cukup baik.
Tak hanya, BRI, BNI dan Bank Mandiri, BTN juga berperan dalam perekonomian nasional dengan mendorong sektor properti. Sektor perumahan dan properti memiliki multiplier effect yang dapat menggerakkan 185 subsektor industri lainnya, seperti material bahan bangunan, furnitur dan lain sebagainya.
Sepanjang tahun 2023, BTN yang menorehkan laba bersih sebesar Rp 3,5 triliun, telah mengalirkan kredit senilai lebih dari Rp 333,6 triliun. Kredit yang mengalir ke sektor properti diharapkan dapat berkontribusi optimal terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu optimistis sektor properti Indonesia akan tetap bertumbuh pesat karena rasio KPR terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih tertahan di angka 3 persen, jauh di bawah negara-negara tetangga di ASEAN. Selain itu, masih terdapat 12,7 juta keluarga yang belum memiliki rumah dan 1,8 juta pernikahan baru setiap tahunnya.
Di samping itu, diperkirakan terdapat tambahan 77 juta orang Indonesia yang akan digolongkan sebagai segmen berpendapatan menengah pada 2025. Terlebih lagi, pemerintah memiliki visi Indonesia Emas 2045, yaitu sebuah cita-cita mulia agar Indonesia menjadi bangsa dan negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur pada 2045 atau saat merayakan 100 tahun kemerdekaan.
“Misi BTN adalah untuk go beyond mortgage/KPR, yakni menjadi penyedia solusi perbankan dan keuangan dalam satu atap (One Stop Financial Solution). Untuk itu, BTN juga menyasar bisnis-bisnis di luar KPR namun tetap terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan sektor perumahan,” kata Nixon.
Pengamat Ekonomi Ryan Kiryanto mengatakan, penurunan suku bunga The Federal Reserve atau Fed Funds Rate (FFR) pada merupakan kabar yang positif bagi perekonomian global, baik bagi negara maju maupun negara berkembang. Termasuk bagi Indonesia sebagai negara mitra dagang AS.
“Membaiknya ekonomi AS menjadi sentimen positif untuk ekonomi Indonesia karena AS adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia, selain Jepang, China, dan India,” katanya.
Bisnis data dongkrak telekomunikasi
Sektor lain yang tak kalah strategis dan menghasilkan profit cukup besar adalah telekomunikasi. Pertumbuhan sektor ini sejalan dengan perbaikan kinerja perusahaan, dan penggunaan internet yang terus meningkat baik dari sisi pengguna maupun waktu.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024 menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 221,56 juta orang pada tahun 2024. Laporan wearesocial menyebut bahwa 66,5 persen masyarakat Indonesia berselancar di dunia maya rata-rata sehari 7 jam 28 menit.
Pada tahun lalu, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan lonjakan laba hingga 18,3 persen atau Rp 24,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya di angka Rp 20,75 triliun pada 2022 silam. Telkom masuk lima besar BUMN dengan profit terbesar.
Pada paruh tahun pertama, Telkom juga meraih pertumbuhan positif pada pendapatan konsolidasi sebesar 2,5 persen (yoy) menjadi Rp 75,3 triliun.
Kinerja Perseroan hingga akhir Juni 2024 tersebut utamanya didukung oleh kontribusi bisnis Data, Internet & IT Services dengan pendapatan Rp 45,5 triliun atau tumbuh 9,2 persen.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, sepanjang enam bulan pertama pada 2024, TelkomGroup fokus menjalankan strategi transformasi 5 Bold Moves yang disertai aksi korporasi anak usaha dan program Pensiun Dini untuk efisiensi dan produktivitas.
"Alhamdulillah, Perseroan melalui strategi bisnis FMC Telkomsel dan Data Center yang dikelola oleh NeutraDC menunjukkan kinerja finansial yang positif," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Hal ini, kata ia, menjadi bukti nyata bagi Telkom untuk dapat mempercepat transformasi sehingga semua lini bisnis Perseroan dapat memberikan hasil optimal bagi para pemangku kepentingan.
Pada segmen Mobile, Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan positif Rp 57,17 triliun yang didukung oleh pendapatan dari Digital Business sebesar Rp 39,54 triliun atau tumbuh 4,9 persen (yoy)
Telkomsel masih mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar pada bisnis broadband dengan total 159,9 juta pelanggan mobile atau tumbuh 4,3 persen (yoy) dan 10,6 juta pelanggan IndiHome atau tumbuh double digit 10,9 persen (yoy).
Demi memperkuat konektivitas dan kualitas layanan, hingga Semester I 2024 Telkomsel memiliki 265.904 Base Transceiver Station (BTS), yang terdiri dari 216.378 BTS 4G dan 716 BTS 5G. Lalu lintas data juga mengalami peningkatan cukup baik sebesar 11,7 persen (yoy) menjadi 9.753.659 TB.
Selain itu, pada segmen Enterprise, di semester I 2024 perseroan mencatat kinerja sebesar Rp 10,2 triliun atau tumbuh 9,4 persen (yoy) yang utamanya didorong oleh pertumbuhan bisnis layanan B2B Digital IT Services seperti High Speed Internet dan e-Payment sebagai kontributor utama pendapatan.
Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cyber Security, termasuk menjalin kerja sama strategis dengan pemain teknologi global. Selanjutnya, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp 9,2 triliun atau tumbuh 13,1 persen (yoy) dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital.
Peluang dari Sektor Mineral Batubara
BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia atau MIND ID, juga konsisten membukukan pertumbuhan kinerja positif. Hal itu tergambar pada laba bersih perusahaan yang semester I 2024 tumbuh melejit menyentuh 38 persen.
Sepanjang 2023 lalu, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 27,5 triliun. Ada pertumbuhan 22,4 persen dari capaian tahun buku 2022 dan 36,3 persen lebih tinggi dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menyampaikan pencapaian positif ini merupakan hasil komitmen MIND ID dan Anggota Holding untuk terus menjaga kinerja operasional perusahaan dengan optimal.
Hendi mengatakan, perusahaan merealisasikan berbagai rencana strategis pada 2023 sehingga mampu mendorong penguatan kinerja keuangan yang baik. MIND ID juga berhasil mempertahankan laju produksi sejumlah komoditas tambang guna meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia mulai dari nikel, tembaga, timah, batu bara, hingga emas dan perak.
"MIND ID mendapat mandat dari pemerintah untuk dapat mengelola komoditas mineral Indonesia agar memiliki nilai tambah yang baik, serta mampu menjaga kondisi perusahaan agar terus berada dalam kondisi yang prima khususnya dalam mendukung berbagai program ekonomi pemerintah," ujarnya.
Dalam kurun lima tahun terakhir, total aset MIND ID mengalami pertumbuhan hingga 57,22 persen, dari Rp 164,84 triliun pada 2019 menjadi Rp 259,18 triliun pada 2023. Compound annual growth rate (CAGR) total aset Grup MIND ID dari 2019 hingga 2023 tercatat sebesar 9,47 persen.
Lebih lanjut, Hendi menyampaikan MIND ID konsisten berkolaborasi dengan seluruh Anggota untuk mengambil peran sebagai tulang punggung hilirisasi mineral batubara Indonesia. Grup MIND ID telah membangun pabrik pemurnian Smelter Konsentrat Tembaga PT Freeport serta integrasi sektor hulu hingga hilir produk aluminium melalui Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah.
MIND ID juga membangun aliansi strategis untuk ekspansi bisnis baru hilirisasi dengan fokus untuk mendapatkan kapabilitas ataupun teknologi baru sehingga mampu mengembangkan skala bisnis hilir dan industri lebih jauh.
“Sebagai strategic holding yang mengemban amanat Pemerintah Indonesia, MIND ID memastikan seluruh langkah yang diambil selaras dengan mandat yang diberikan negara, yakni sebagai tulang punggung hilirisasi minerba Indonesia," imbuhnya.
Sama seperti sektor migas, pertambangan juga dihadapi dengan tantangan dan peluang dari pengembangan energi baru terbarukan. Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf mengatakan bahwa MIND ID bersama seluruh Anggota Holding fokus menuntaskan sejumlah proyek diversifikasi energi dalam upaya mencapai ikut aktif dalam program dekarbonisasi.
"Grup MIND ID terus melaksanakan berbagai upaya untuk memperkecil emisi karbon sambil memperbesar bauran energi terbarukan dalam operasional kami secara bertahap. Kami konsisten dalam mewujudkan sektor pertambangan yang memiliki operasional bertanggung jawab dan berkelanjutan," ujar Heri.
Salah satu anggota holding yang mengembangan EBT adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Kinerja Moncer Pelabuhan
Di sektor Pelabuhan, PT Pelindo (Persero) sukses menorehkan laba cukup besar. Setelah melakukan merger pada 1 Oktober 2021, Pelindo bergerak cepat melakukan penyesuaian.
Pada 2023, Pelindo berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 4,01 triliun (audited) sepanjang 2023. Angka itu tumbuh 2,6 persen dibandingkan 2022.
Pelindo juga berhasil meningkatkan jumlah nilai aset. Dilansir dari keterangan perusahaan, pada semester I 2024, aset Pelindo naik hingga 6 persen menjadi Rp 123,2 triliun. Pada 2021 aset Pelindo tercatat Rp 116,2 triliun.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan, Pelindo menegaskan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, konektivitas antarpulau, serta keberlanjutan sektor maritim Indonesia, sehingga memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi kemajuan bangsa.
Pertumbuhan kinerja keuangan Pelindo, kata ia, sejalan dengan kinerja operasional yang juga membukukan tren positif. Arus peti kemas pada 2023 mencapai 17,7 juta TEUs atau meningkat sebesar 3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Demikian juga arus barang yang terealisasi sebesar 170 juta Ton, tumbuh 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, untuk arus kapal yang keluar masuk pelabuhan mencapai 1,28 miliar GT atau naik 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, arus penumpang mencapai 18,1 juta orang atau meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Di tahun ini, Pelindo akan melanjutkan program transformasi di lingkungan perseroan,"ujar Arif.
Pelindo juga akan secara bertahap terus berupaya untuk meningkatkan perannya, tidak hanya sebagai maritime gateway namun juga sebagai traffic stimulator, yakni mendorong pertumbuhan lalu lintas barang melalui integrasi kawasan industri dengan Pelabuhan.
Semen Hijau Sebagai “Game Changer” untuk Konstruksi Berkelanjutan di Indonesia
Satu BUMN yang juga menorehkan profit cukup besar yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG). Pada 2023, SIG berhasil mencatatkan peningkatan volume penjualan sebanyak 40,62 juta ton atau meningkat 10 persen dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh penjualan semen curah domestik yang naik 17,3 persen dan ekspor yang naik 42 persen. Sehingga, SIG berhasil membukukan kenaikan pendapatan dari Rp 36,38 triliun menjadi Rp 38,63 triliun atau meningkat 6,2 persen, dan mencatat peroleh laba sebesar Rp 2,17 triliun.
Di tahun 2022, terdapat penurunan beban pajak tangguhan yang merupakan ”one time event” dampak restrukturisasi internal group perusahaan sehingga berkontribusi pada laba bersih yang lebih tinggi. Sehingga jika dampak penurunan beban pajak tangguhan tersebut dikeluarkan, di 2023 SIG mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 5,9 persen jika dibandingkan tahun 2022.
Sementara pada semester I 2024, PT Semen Indonesia sukses menorehkan pendapatan bersih hingga Rp 16,14 triliun dengan laba periode berjalan senilai Rp 503,49 miliar.
PT Semen Indonesia (Persero) tak menampik bahwa situasi industri sangat menantang dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, SIG terus menjaga kinerja fundamental agar tetap kuat, dan melanjutkan fokus dalam membangun ekosistem bisnis sebagai katalis baru yang akan menunjang optimalisasi penggunaan semen hijau dan solusi berkelanjutan.
Semen hijau SIG diproduksi dengan material dan proses yang ramah lingkungan menjadi keunggulan kompetitif SIG untuk mempertahankan kepemimpinan di industri, seiring meningkatnya kesadaran publik dan dorongan pemerintah dalam penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan.
“Keunggulan SIG dalam penerapan aspek keberlanjutan ini, menjadikan semen hijau SIG sebagai “game changer”, karena ke depan, tidak hanya industri yang bergerak ke arah industri hijau, tetapi cara kita membangun juga harus mulai berubah agar adaptif terhadap perubahan iklim dan menjaga kebutuhan generasi mendatang. Hal ini juga penting untuk menciptakan peluang bisnis yang berkontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerja, di tengah kondisi persaingan pasar yang ketat,” ujar Vita Mahreyni.
SIG menyasar peluang bisnis, baik di dalam maupun luar negeri. Di dalam misalnya, SIG menyelesaikan pembangunan unit contoh hunian tapak ramah lingkungan di IKN yang dibangun dengan produk precise-interlock brick, produk turunan semen hijau SIG yang diharapkan menjadi solusi pemenuhan housing backlog di Indonesia yang dapat dibangun dengan lebih cepat, lebih efisien, lebih tahan terhadap gempa dan ramah lingkungan.
SIG juga mengenalkan aplikasi beton inovatif yang dapat digunakan untuk mendukung pembangunan hunian tapak, hunian susun, infrastruktur penunjang, serta berbagai kebutuhan pembangunan lain.
Untuk pasar asing, SIG menyasar peningkatan ekspor melalui proyek pengembangan dermaga dan fasilitas produksi semen tipe khusus di Tuban, Jawa Timur. Fasilitas itu direncanakan akan operasional pada tahun 2025 mendatang. Proyek itu merupakan salah satu realisasi kerja sama strategis SIG melalui anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dengan Taiheiyo Cement Corporation. Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan ekspor sebesar minimum 500 ribu ton per tahun di pasar Amerika Serikat.