BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 53 Bulan Beruntun

Pada September, tercatat surplus sebesar 3,26 miliar dolar AS.

Republika/Prayogi
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/9/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus sebesar 3,26 miliar dolar AS pada September 2024.
Rep: Frederikus Bata Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan barang bulan September 2024. Pada periode yang disebutkan mengalami surplus sebesar 3,26 miliar dolar AS, atau naik sebesar 0,48 miliar dolar Amerika Serikat (AS) secara bulanan.

Baca Juga


"Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata PLT Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Seperti sudah disinggung di atas, situasi ini, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month/mtm).  Namun lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama, tahun lalu (year on year/yoy). 

Amalia menerangkan kondisi surplus pada september 2024 ini, ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar 4,62 miliar dolar AS.  Secara khusus, komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), dan besi baja (HS 72).

"Selanjutnya pada saat yang sama, Indonesia mencatatkan defisit 1,36 miliar dolar AS, yang berasal dari komoditas hasil minyak maupun minyak mentah," ujarnya.

Sebelumnya, BPS merilis data nilai ekspor Indonesia pada September 2024 sebesar 22,08 miliar dolar AS. Jumlah demikian mengalami penurunan secara bulanan, sebesar 5,80 persen dibandingkan Agustus 2024.

Nilai ekspor migas tercatat senilai 1,17 miliar dolar AS, atau turun 2,81 persen (dibandingkan Agustus 2024). Lalu ekspor non migas juga turun sebesar 5,96 persen, dengan nilai 20,91 miliar dolar AS.

"Penurunan nilai ekspor September 2024 secara bulanan, didorong oleh penurunan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan hewan nabati (HS 15), biji logam, kerak, dan abu (HS 26), mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85)," kata Amalia

Ia menjelaskan, penurunan ekspor migas terutama didorong oleh penurunan nilai ekspor gas, dengan andil sebesar -0,27 persen. Namun secara tahunan nilai ekspor pada September 2024, mengalami peningkatan sebesar 6,44 persen. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada bahan bakar mineral (HS 27), logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71), serta kakao dan olahannya HS (18). 

 

BPS juga menyampaikan perkembangan impor bulan September 2024. Pada September 2024, total nilai impor Indonesia mencapai 18,82 miliar dolar AS, atau turun 8,91 persen, dibandingkan bulan Agustus 2024. 

Perinciannya, impor migas 2,53 miliar dolar AS, atau turun sebesar 4,53 persen secara bulanan. Impor nonmigas 16,30 miliar dolar AS, juga mengalami penurunan secara bulanan, yaitu sebesar 9,55 persen. 

"Penurunan nilai impor secara bulanan ini, didorong oleh penurunan nilai impor nonmigas, dan juga penurunan nilai impor migas. Secara tahunan, nilai impor september 2024, meningkat 8,55 persen," tutur Amalia 

Tiga komoditas utama yang diimpor Indonesia, pada September 2024, yaitu mesin/peralatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang dari plastik. Nilai impor ketiga komoditas tersebut, jelas Amalia, memberikan share sekitar 31,38 persen, terhadap total impor nonmigas.

"Ketiganya mengalami penurunan secara bulanan, dan meningkat secara tahunan," katanya.

Lebih rinci, secara bulanan, nilai impor mesin/peralatan mekanis sebesar 2,96 miliar dolar AS, atau volumenya sebesar 0,37 juta ton. Nilai impor mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya, 2,02 miliar dolar AS,  volumenya 0,12 juta ton. Lalu untuk impor plastik dan barang dari plastik, nilainya sebesar 0,92 miliar dolar AS, beratnya 0,56 juta ton.

China masih menjadi negara utama asal impor nonmigas Indonesia, dan kontribusinya sebesar 36,68 persen terhadap total impor nonmigas Indonesia. Amalia menerangkan, impor nonmigas dari tiongkok mencapai 5,98 miliar dolar AS, atau turun dibandingkan bulan Agustus 2024.

Di tempat kedua dan ketiga adalah Jepang dan Amerika Serikat. Impornya berkontribusi masing-masing sebesar 7,58 persen dan 5,09 persen. Nilai impor nonmigas dari kawasan ASEAN dan UNI Eropa, mengalami penurunan secara bulanan dan meningkat secara tahunan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler