Israel akan Menyerang Sebelum Pemilu AS, Menlu Iran: Kami Siap Perang

Israel dilaporkan siap menyerang situs militer Iran.

EPA/JIM HOLLANDER
Pesawat F-15 milik Israel.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Surat kabar Washington Post pada Senin (14/10) memberitakan, pemimpin Israel Benjamin Netanyahu memberi jaminan kepada Amerika Serikat bahwa pasukannya akan menyerang situs militer Iran, bukan fasilitas nuklir atau perminyakan yang dilarang diserang oleh Presiden Joe Biden.

Baca Juga


Surat kabar yang mengutip dua pejabat anonim, salah satunya dari AS, mengatakan bahwa Netanyahu memberikan kepastian bahwa dia hanya akan menyerang infrastruktur militer Iran saat berbicara dengan Biden lewat sambungan telepon.

Janji itu muncul saat Israel bersumpah untuk membalas serangan rudal balistik Iran dua pekan lalu, yang menurut Teheran dilakukan sebagai tanggapan atas pembunuhan mantan pemimpin politik Hamas di Teheran pada Juli, dan pembunuhan pemimpin terdahulu Hizbullah, Hassan Nasrallah, bulan lalu di Beirut.

Saling serang yang dilakukan Tel Aviv dan Teheran meningkat tahun ini setelah Israel mengebom Kedutaan Iran di Suriah pada 1 April yang menyebabkan seorang pejabat militer Iran meninggal dunia. Iran kemudian membalas serangan tersebut dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik ke Israel, yang hampir semuanya dapat dicegat Israel, AS dan sekutunya di kawasan.

Balasan Israel yang diharapkan atas serangan 1 Oktober itu terjadi kurang dari sebulan sebelum warga Amerika melakukan pemilihan presiden 5 November mendatang.

Salah satu pejabat anonim, yang kewarganegaraannya tidak diungkapkan oleh Post, mengatakan tanggapan Israel akan diarahkan untuk menghindari persepsi "campur tangan politik dalam pemilihan umum AS."

Surat kabar itu menulis, maksud dari pernyataan itu kemungkinan merujuk pada serangan terhadap infrastruktur minyak yang dapat mendorong harga global meroket, dan serangan terhadap situs nuklir Iran, yang dapat memicu eskalasi dramatis dari Teheran.

Tentara Israel membawa peti mati Sersan. Kelas Satu Nazar Itkin, yang terbunuh dalam operasi darat Israel melawan militan Hizbullah di Lebanon, saat pemakamannya di Kiryat Ata, Israel, Minggu, 6 Oktober 2024. - ( AP Photo/Baz Ratner)

Namun, pejabat itu mengatakan Israel akan melakukan serangannya terhadap Iran sebelum pemilihan umum AS pada 5 November. Dia mengatakan, penundaan tindakan lebih lanjut akan dilihat oleh Iran sebagai kelemahan."Itu akan menjadi serangkaian balasan," katanya.

Pejabat AS itu mengatakan Netanyahu berada dalam “posisi yang lebih moderat” selama diskusinya dengan Biden pekan lalu dibandingkan sebelumnya. Terlebih, Biden memutuskan untuk mengirim sistem pertahanan udara THAAD ke Israel bersama sekitar 100 tentara AS untuk mengoperasikannya.

Pentagon mengumumkan pengerahan sistem pertahanan udara tersebut pada Ahad. Persenjataan tersebut akan memperkuat sistem pertahanan udara terpadu Israel, serta mencerminkan komitmen "kuat" Washington terhadap keamanan Israel.

"Ini adalah bagian dari penyesuaian yang lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir, untuk mendukung pertahanan Israel dan melindungi warga Amerika dari serangan Iran dan milisi yang berpihak pada Iran," kata juru bicara Mayor Jenderal Pat Ryder.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah memperingatkan bahwa seluruh kawasan Asia Barat menghadapi situasi genting di tengah agresi Israel di Gaza dan Lebanon. Araghci menegaskan bahwa Republik Islam siap menghadapi skenario apa pun, lapor IRNA.

Araghchi menyampaikan pernyataan tersebut pada Ahad selama konferensi pers dengan mitranya dari Irak, Fuad Hussein, di Baghdad. Jumpa pers diadakan setelah keduanya bertemu untuk membahas perkembangan terkini di kawasan tersebut.

“Kami sepenuhnya siap menghadapi situasi perang. Kami tidak takut perang, tetapi kami tidak menginginkannya. Kami akan berjuang untuk perdamaian yang adil di Gaza dan Lebanon,” kata menteri luar negeri Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi berbicara dalam konferensi pers di markas besar PBB, Rabu, 25 September 2024, - (AP Photo/Frank Franklin II)

Araghchi tiba di ibu kota Irak pada hari sebelumnya sebagai bagian dari tur regional yang difokuskan pada upaya untuk menghentikan perang rezim Israel di Gaza dan Lebanon. Ia telah mengunjungi Lebanon, Suriah, dan Arab Saudi. Diplomat Iran itu akan melakukan perjalanan ke Oman setelah menyelesaikan perjalanannya ke Irak.

Menteri luar negeri mengatakan tur regionalnya ditujukan untuk melakukan “konsultasi dan diskusi yang erat” dengan sekutu regional, terutama Irak, karena kawasan tersebut menghadapi berbagai tantangan yang diciptakan oleh rezim Israel.

Dia menekankan, perlunya negara-negara regional untuk menghentikan agresi Israel di Gaza dan Lebanon. Menurut dia, Iran tidak mencari ketegangan atau meningkatkan ketegangan dan konflik. Namun, ia menegaskan bahwa Iran "siap berperang, sama seperti kami siap berdamai".

Menanggapi hal tersebut, Fuad Hussein menyatakan bahwa Iran dan Irak menghadapi tantangan yang signifikan, khususnya karena agresi Israel terhadap Gaza terus berlanjut dan konflik tersebut kini telah meluas ke Lebanon.

Ia memperingatkan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon mengancam keamanan dan stabilitas kawasan tersebut.

"Penilaian pemerintah Irak adalah bahwa kelanjutan perang tersebut berbahaya dan memiliki banyak dampak bagi Irak dan seluruh kawasan," ungkapnya.

Hussein juga menyebutkan bahwa rezim Israel telah mengancam akan menargetkan lokasi-lokasi tertentu di Iran dan juga mengancam Irak untuk melibatkannya dalam konflik tersebut.

Mengenai potensi penggunaan wilayah udara Irak oleh Israel untuk kemungkinan serangan terhadap Iran, ia berkata, "Di Irak, kami dengan tegas menentang penyalahgunaan wilayah udara kami dalam perang ini dan berupaya untuk menjauhkan bayang-bayang perang dari kawasan ini, khususnya dari Irak."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler