Israel Hancurkan Situs Makam Putra Nabi Yakub di Lebanon

Makam berusia 2.100 tahun itu memiliki nilai sejarah yang tinggi.

AP Photo/Hussein Malla
Asap mengepul dari serangan udara Israel di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Rabu, 16 Oktober 2024.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang beredar pada Rabu (16/10/2024) memperlihatkan tentara Israel yang tengah menghancurkan sebuah situs bersejarah di Mhaibib, Lebanon selatan, di mana makam putra Nabi Yakub, Bunyamin, berada.

Baca Juga


Makam berusia 2.100 tahun itu, yang berjarak sekitar 115 kilometer dari Beirut, memiliki nilai religius dan sejarah yang tinggi dan menarik banyak wisatawan.

Qassem Ahmed Jaber, pemimpin kota itu, mengaku tidak tahu pasti seberapa besar kerusakan di situs bersejarah itu akibat serangan Israel. Pihak berwenang Lebanon belum memberikan keterangan.

Sebelumnya, militer Israel memperingatkan penduduk di 26 kota di Lebanon selatan, termasuk Mhaibib, untuk mengungsi karena diduga akan ada konflik dengan kelompok bersenjata Hizbullah.

Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap target-target Hizbullah. Aksi militer itu telah menyebabkan 1.500 lebih kematian dan mengusir lebih dari 1 juta orang dari tempat tinggal mereka.

Di Jalur Gaza, Palestina, Israel juga terus melakukan agresi sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 42.400 orang — sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

 

Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menjanjikan dukungan militer berkelanjutan untuk Israel, meski Israel tengah melakukan perang genosida di Gaza. Serangan Israel sejauh ini telah menewaskan lebih dari 42.200 orang dan membuat lebih dari dua juta warga Palestina mengungsi.

Dalam pidatonya di hadapan parlemen Jerman, Scholz menyalahkan Hamas atas konflik tersebut dan mengatakan Jerman akan terus menunjukkan solidaritas dengan Israel dengan melanjutkan pengiriman senjata untuk memastikan Israel bisa mempertahankan diri.

"Itulah sebabnya kami telah memasok senjata dan persenjataan di masa lalu, itulah sebabnya kami melakukan ini saat ini, dan kami akan melanjutkan pengiriman seperti itu di masa mendatang. Israel selalu dapat mengandalkan kami untuk ini," kata Scholz kepada anggota parlemen.

Kanselir Jerman Olaf Scholz. - (EPA-EFE/FILIP SINGER)
 

Komentar Scholz muncul setelah media lokal melaporkan bahwa Jerman melanjutkan ekspor senjatanya ke Israel pekan lalu, setelah menerima jaminan dari pemerintah Israel bahwa mereka tidak akan menggunakan senjata Jerman dalam "genosida."

Partai Hijau yang merupakan bagian dari koalisi berkuasa Scholz, disebut-sebut telah memblokir ekspor senjata perang ke Israel dalam beberapa bulan terakhir, karena khawatir pengiriman tersebut dapat melanggar hukum internasional.

Jerman telah menjadi sekutu setia Israel. Pejabat pemerintah telah berulang kali mengatakan bahwa negara itu memikul tanggung jawab khusus atas keamanan Israel karena masa lalunya yang terkait dengan Nazi.

Namun, para kritikus mengatakan dukungan menyeluruh Jerman terhadap Israel secara serius merusak kredibilitas Jeman di luar negeri, dan Berlin semakin mengisolasi dirinya di panggung global.

Sejak Israel melancarkan perangnya melawan Hamas di Gaza pada Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 42.400 warga Palestina dan melukai lebih dari 99 ribu orang lainnya, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di daerah kantong yang terkepung itu, tempat jutaan warga Palestina mengungsi, menghadapi kelaparan dan kekurangan bantuan medis serta kebutuhan pokok lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler