Ratusan Mahasiswa ITB Penerima Beasiswa Perintis Diwisuda, Penerima Beasiswa: Keajaiban
Beasiswa Perintis ini telah membuka jalan bagi penerima untuk melanjutkan pendidikan
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Rumah Amal Salman dan Paragon mewisuda 36 wisudawan mahasiswa ITB dari program Beasiswa Perintis angkatan 2020, di Gedung Science and Techno Park (STP) ITB akhir pekan lalu. Menurut Kepala Program Beasiswa Perintis, Diemas Ariasena, sebelum sampai pada proses wisuda mahasiswa yang menjadi penerima manfaat sudah melalui proses panjang. Yakni, dimulai ketika mereka duduk di kelas 3 SMA, mengikuti proses seleksi, ujian, wawancara, learning camp, hingga ketika dinyatakan lulus menjadi wisudawan Beasiswa Perintis.
Beasiswa Perintis Rumah Amal Salman merupakan program unggulan yang setiap tahun membuka kesempatan bagi siswa kelas 12 SMA untuk mewujudkan impian berkuliah di ITB. Program ini bekerja sama dengan Paragon, mendukung penuh pembiayaan kuliah serta kebutuhan sehari-hari penerima manfaat selama 4 tahun, dengan tujuan memastikan akses pendidikan bagi semua yang berkomitmen untuk menjadi leading figure masa depan.
“Sudah ratusan bahkan ribuan peserta Beasiswa Perintis yang mendapatkan manfaat. Dari kisah mereka yang tidak memiliki akses hingga sekarang sudah mendekat sukses. Semua ini adalah capaian kita bersama. Baik capaian untuk tim beasiswa, termasuk donatur yang berkomitmen membantu pendidikan anak bangsa, seperti salah satunya kontribusi besar dari Paragon,” ujar Diemas dalam keterangan rseminya, Kamis (24/10/2024).
Neng Firly Sriramadhani, Mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ITB) menjadi perwakilan yang menyampaikan pidatonya di wisuda Beasiswa Perintis. Ia mengungkapkan rasa syukur dan harunya dalam pidato perpisahan. Ia menyampaikan bahwa beasiswa ini telah membuka jalan baginya untuk melanjutkan pendidikan, sesuatu yang sebelumnya terasa jauh dari jangkauan karena keterbatasan ekonomi keluarganya. Ayahnya sudah lama sakit, sehingga untuk biaya keseharian ibunya yang menjadi tulang punggung.
"Beasiswa Perintis adalah keajaiban dari Allah yang memudahkan aku dan teman-teman yang tergabung di sini untuk mewujudkan mimpi," katanya.
Selain itu, Beasiswa Perintis tidak hanya membantunya secara finansial, ia bahkan berkesempatan mengikuti student exchange ke Keio University di Jepang. Sebuah pengalaman yang membentuknya menjadi pribadi yang lebih empati, menghargai perjuangan, dan memiliki semangat kerelawanan.
Teman satu jurusannya pun, Argya Rangga Wicaksono, Mahasiswa Jurusan Astronomi juga menyampaikan kesan mendalam tentang Beasiswa Perintis yang telah mendorongnya untuk terus berkembang di berbagai aspek, seperti akademik, kepercayaan diri, dan profesionalisme. Menurutnya, Beasiswa Perintis adalah wadah yang efektif dalam mencetak calon pemimpin masa depan, memotivasi penerima beasiswa untuk terus maju dan berkontribusi lebih luas bagi masyarakat.
Meskipun berasal dari keluarga menengah, Argya sempat ragu untuk mendaftar karena merasa masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, biaya kuliah menjadi tantangan besar, terutama setelah ayahnya wafat pada tahun 2022, yang mengubah kondisi keluarganya secara drastis.
“Rasa syukur saya yang paling besar dari kesempatan beasiswa ini adalah ketika bisa menata jalan untuk mewujudkan mimpi -mimpi masa kecil yang sekarang mulai terwujud satu per satu. Hal tersebut semakin meyakinkan saya untuk kembali mengejar mimpi di masa depan," kata Agrya
Terakhir Ketua Umum Rumah Amal Salman, Mipi Ananta Kusuma menyampaikan dalam sambutannya bahwa Beasiswa Perintis merupakan program yang unggul sehingga harus dijaga keberlanjutannya. Beasiswa ini bahkan menjadi percontohan lembaga-lembaga lain, seperti masjid-masjid kampus di Indonesia. “Beasiswa Perintis merupakan upaya kita untuk memberikan akses pendidikan anak bangsa secara merata. Setidaknya ada perwakilan sarjana di dalam satu keluarga,” kata Mipi.
Mipi juga memberikan motivasi kepada para wisudawan mengenai kesempatan karier setelah lulus. Namun penekanannya jangan langsung mau menempati posisi tertinggi, berkarier itu harus dari bawah agar banyak potensi belajarnya.
“Setelah lulus, kerja di mana saja. Boleh menjadi pegawai/ASN meskipun tidak linier atau menjadi profesional sesuai ilmu. Namun penting bagi kita untuk selalu mau memulai karier dari bawah, sebab kita akan belajar dan menemukan standar value diri. Dunia ini dinamis, jadi setelah lulus silakan kontribusi di mana saja,” kata Mipi.