Iran Gabung BRICS, China Ucap Selamat, Israel Bakal Ketar-Ketir?
Xi mengucapkan selamat dan menyambut Iran untuk berpartisipasi dalam KTT BRICS
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping menyampaikan ucapan selamat sekaligus menyambut Iran sebagai anggota penuh kelompok BRICS. Bergabungnya Iran ke dalam BRICS terjadi di tengah ketegangan Teheran dan Israel.
"Presiden Xi Jinping mengucapkan selamat dan menyambut Iran untuk berpartisipasi dalam KTT BRICS pertama kalinya sebagai anggota penuh, dan menyampaikan China bersedia untuk memperkuat bekerja sama dengan Iran dalam BRICS dan kerangka kerja multilateral lainnya," demikian menurut laman Kementerian Luar Negeri China yang diakses Antara dari Beijing, China pada Kamis.
Presiden Xi menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Rabu (23/10) pada sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 BRICS di Kazan, Rusia pada 22-24 Oktober 2024.
"China juga ingin bekerja sama dengan Iran untuk lebih meningkatkan pengaruh dan suara 'Global South', dan mempromosikan pengembangan tatanan internasional ke arah yang lebih adil dan rasional," tambah Xi.
Presiden Xi mengungkapkan Iran adalah negara dengan pengaruh regional dan internasional yang penting sekaligus merupakan teman dan mitra baik China.
"Dengan latar belakang percepatan perubahan di dunia selama satu abad terakhir, signifikansi strategis hubungan China-Iran menjadi lebih menonjol. Tidak peduli bagaimana situasi internasional dan regional berubah, China akan dengan teguh mengembangkan kerja sama persahabatan dengan Iran," ungkap Xi.
China, ungkap Xi, mendukung Iran dalam menjaga kedaulatan nasional, keamanan, dan martabat nasional, terus memajukan pembangunan ekonomi dan sosialnya secara mandiri, serta meningkatkan dan memperdalam hubungan bertetangga yang baik dan bersahabat dengan negara-negara lain.
"China siap mendukung Iran dengan tegas dalam menegakkan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional seperti tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri, dan menjaga hak dan kepentingan sah kedua negara," tambah Xi.
China, kata Xi, juga siap untuk memperkuat pertukaran dan kerja sama dengan Iran di berbagai bidang, mempromosikan perkembangan kemitraan strategis komprehensif yang sehat dan stabil dan lebih menguntungkan kedua rakyat.
Sementara Presiden Pezeshkian mengatakan China adalah mitra kerja sama Iran yang paling penting, dan kemitraan strategis dan kerja sama komprehensif Iran-China di berbagai bidang telah mempertahankan momentum pembangunan yang baik.
"Iran berharap dapat bekerja sama dengan China untuk mengimplementasikan rencana kerja sama komprehensif antara kedua negara, mempromosikan kerja sama antara kedua negara di bidang perhubungan, infrastruktur, energi bersih, dan bidang lainnya, membantu pembangunan nasional Iran sekaligus mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional," kata Pezeshkian.
Pezeshkian juga mengungkapkan Iran siap bekerja sama dengan China untuk saling mendukung satu sama lain dalam isu-isu yang menyangkut kepentingan inti satu sama lain dan bersama-sama menentang hegemoni dan intimidasi.
"Kami berterima kasih kepada China karena telah mendukung keanggotaan resmi Iran ke dalam kerja sama BRICS dan berharap dapat bekerja sama dengan China di BRICS dan 'platform' multilateral lainnya," ungkap Pezeshkian.
Kedua pemimpin negara juga bertukar pandangan tentang situasi saat ini di Timur Tengah dan Xi Jinping menunjukkan kekhawatiran China soal situasi saat ini di Timur Tengah.
"Mencapai gencatan senjata dan mengakhiri perang di Gaza adalah kunci untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut. Masyarakat internasional harus membentuk kekuatan gabungan untuk mendesak semua pihak terkait sungguh-sungguh menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB dan menghindari ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut," kata Xi.,
Dalam pertemuan itu hadir juga Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Kepala Staf Kepresidenan China Cai Qi.
Dalam KTT ke-16 BRICS di Kazan, hadir para pemimpin negara-negara anggota, yaitu Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai tuan rumah, Presiden China Xi Jinping, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir Narendra Modi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Brazil diwakili Menteri Luar Negeri Mauro Luiz Iecker Vieira karena Presiden Lula da Silva tidak bisa hadir setelah mengalami insiden di rumahnya beberapa hari lalu.
Ketegangan dengan Israel
Iran terus menjalin kerja sama dengan rekan-rekan terdekatnya di tengah rencana Israel melancarkan serangan balik. Presiden Iran Pezeshkian telah meninggalkan Teheran menuju Rusia pada Selasa untuk menghadiri KTT BRICS.
Ia juga dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan mitranya dari beberapa negara anggota lainnya, termasuk Xi Jinping dari Tiongkok, di sela-sela acara tersebut.
"Kami tengah mengembangkan kerja sama dengan Iran di berbagai bidang. Kami bermaksud untuk terus melakukannya," kata Juru bicara Pers Kremlin Dmitry Peskov kepada CNBC, Selasa.
Ia juga mengatakan bahwa Rusia menjalin dialog dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik.
BRICS dan BRICS+ ke-16 diselenggarakan masing-masing pada Rabu dan Kamis. Mengingat para pemimpin banyak negara akan hadir di Kazan, beberapa pertemuan tengah diatur untuk Iran di sela-sela KTT tersebut.
BRICS memang bukanlah sebuah aliansi militer seperti Pakta Atlantik Utara (NATO). Namun, aliansi ekonomi ini memberikan jaminan lebih luas kepada Iran dalam meningkat kerja sama bilateral, termasuk terkait dengan isu Timur Tengah. Belum ada respon dari Israel seputar gabungnya Iran.