McDonald's Ungkap Bawang Bombai Burger Jadi Sumber Wabah E Coli

McDonald’s telah menarik menu burger Quarter Pounder di beberapa negara bagian .

pixabay
Bawang bombai. McDonalds mengonfirmasi wabah keracunan makanan akibat paparan E coli yang mematikan di beberapa negara bagian AS berasal dari bawang bombai yang dipasok oleh perusahaan Taylor Farms.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- McDonald’s mengonfirmasi wabah keracunan makanan akibat paparan E coli yang mematikan di beberapa negara bagian AS berasal dari bawang bombai yang dipasok oleh perusahaan Taylor Farms. Jaringan restoran cepat saji ini mengatakan Taylor Farms yang berbasis di California, mengirimkan bawang bombai ke salah satu fasilitas distribusi mereka.

Baca Juga


Meskipun tidak mengungkap fasilitas distribusi mana yang terkait dengan kejadian ini, McDonald’s telah menarik menu burger Quarter Pounder di beberapa negara bagian karena bawang bombai yang digunakan dalam burger tersebut terkait dengan wabah E coli. Wabah tersebut telah membuat setidaknya 49 orang sakit di 10 negara bagian, termasuk satu orang yang meninggal dunia. Para penyelidik mengatakan bahwa mereka berfokus pada bawang bombai yang dipotong-potong sebagai sumber potensial infeksi.

US Foods, salah satu distributor besar untuk restoran di AS, mengatakan pada Kamis bahwa Taylor Farms telah menarik bawang bombai kuning yang sudah dikupas serta bawang bombai cincang karena kemungkinan terkontaminasi E coli. “Bawang yang ditarik berasal dari fasilitas Taylor Farms di Colorado,” kata juru bicara US Foods seperti dilansir AP, Jumat (25/10/2024).

US Food juga mengatakan bahwa mereka bukan pemasok McDonald's dan produk yang mereka tarik tidak termasuk yang digunakan di restoran-restoran rantai makanan cepat saji tersebut. Taylor Farms belum memberikan pernyataan resmi mengenai masalah ini.

Sementara itu, para pejabat di Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan bahwa mereka masih menyelidiki semua sumber potensi dari wabah ini. FDA juga mengonfirmasi apakah Taylor Firms termasuk dalam investasi mereka.

Atas insiden ini, beberapa jaringan restoran lainnya telah menghentikan sementara penggunaan bawang bombai segar. Yum Brands, yang menaungi Taco Bell, Pizza Hut, dan KFC telah menarik bawang bombai dari beberapa menu demi langkah pencegahan.

“Karena kami terus memantau wabah E coli yang baru-baru ini dilaporkan, dan karena kehati-hatian kami telah secara proaktif menyingkirkan bawang bombai segar dari restoran Taco Bell, Pizza Hut, dan KFC tertentu,” kata Yum Brands dalam sebuah pernyataan.

Restaurant Brands International, yang menaungi Burger King, mengatakan bahwa 5 persen dari restorannya menggunakan bawang bombai yang didistribusikan oleh fasilitas Taylor Farms di Colorado. Restoran-restoran Burger King menerima kiriman bawang bombai segar dan para karyawannya mencuci, mengupas, dan mengirisnya.

Meskipun belum menerima pemberitahuan adanya indikasi penyakit, Restaurant Brands mengatakan mereka telah meminta restoran-restoran yang menerima bawang bombay dari fasilitas Colorado untuk membuangnya dua hari yang lalu. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka telah mengisi ulang dengan bawang dari pemasok lain.

Bawang bombai telah terkait dengan wabah sebelumnya. Pada 2015, Taylor Farms menarik campuran seledri dan bawang bombai yang digunakan dalam salad ayam Costco setelah 19 orang jatuh sakit karena E coli. Pada tahun lalu, 80 orang jatuh sakit dan satu orang meninggal dunia dalam wabah keracunan salmonella yang disebabkan oleh bawang bombai yang dipotong dadu dalam kemasan dari Gills Onions of Oxnard, California.

Gejala keracunan E coli dapat terjadi dengan cepat, dalam satu atau dua hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala-gejala tersebut biasanya meliputi demam, muntah, diare atau diare berdarah dan tanda-tanda dehidrasi - sedikit atau tidak buang air kecil, rasa haus yang meningkat, dan pusing. Infeksi ini sangat berbahaya bagi anak-anak di bawah usia 5 tahun, lansia, perempuan hamil, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler