Peringatan Penting dari Erdogan untuk Israel Pascaserangan Sabtu, Iran Bersiap Membalas

Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024) dini hari.

DOK. EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Pemandangan umum ibu kota Teheran, Iran, pada dini hari Sabtu (26/10/2024). Pasukan Israel hari itu melancarkan terhadap target militer di Iran.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pemerintah zionis Israel dengan bantuan kekuatan Barat, berusaha memicu konflik regional. Israel diketahui melancarkan serangan terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024) dini hari.

Baca Juga


Erdogan menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah acara di Hatay, Turki bagian selatan, pada Sabtu (26/10/2024), untuk menyerahkan rumah-rumah baru kepada masyarakat yang terdampak gempa bumi dahsyat pada Februari 2023.

“Penting untuk tidak terjebak dalam perangkap yang dipasang oleh Israel dan para pendukungnya,” ujar Erdogan, seraya menambahkan bahwa pendekatan Israel pada akhirnya akan gagal: “Dengan pola pikir seperti ini, Israel tidak akan mencapai apa pun.”

Erdogan juga menyampaikan harapan baiknya kepada pemerintah dan rakyat Iran. “Saya menyampaikan doa terbaik saya kepada tetangga kami, Iran, dan Pemerintah Iran yang menjadi sasaran agresi Israel tadi malam.”

Iran menyatakan siap membalas serangan rudal yang dilancarkan Israel sejak Jumat (25/10/2024) malam, menurut laporan kantor berita Tasnim, yang mengutip seorang pejabat tinggi Iran. Iran pun tak akan ragu melancarkan serangan balasan tersebut.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa pihaknya telah menyerang target-target militer Iran sebagai balasan atas serangan Iran sebelumnya terhadap negara Yahudi itu pada 1 Oktober.

Menurut CBS News yang mengutip seorang sumber, serangan Israel terhadap Iran hanya sebatas pada target militer, bukan fasilitas nuklir atau minyak.

Sementara itu, kantor berita Fars melaporkan bahwa Israel menyerang sejumlah pangkalan militer di wilayah barat dan barat daya Teheran.

Tasnim juga melansir bahwa pusat-pusat militer Garda Revolusi Iran (IRGC) di kedua wilayah itu tidak mengalami kerusakan.

Seorang koresponden Sputnik melaporkan bahwa pada Sabtu sekitar pukul 04.25 pagi waktu setempat (10.30 WIB), suara rentetan ledakan terdengar selama sekitar satu menit dari Kedutaan Besar Rusia di Teheran.

Bahan olok-olok..

Warganet di X menjadikan serangan Israel ke Iran pada Sabtu (26/10/2024) dini hari bahan olok-olok candaan merujuk pada realisasi skala serangan dan gembar-gembor ancaman para petinggi rezim Zionis sebelumnya. Seperti dilaporkan oleh Press TV, Banyak warganet lalu memuji kemampuan sistem pertahanan udara Iran yang berhasil mengintersep serangan Israel.

Serangan Israel melalui udara dilancarkan pada Sabtu pagi WIB dalam tiga fase yang langsung diresonansi oleh media-media Barat sebagai serangan besar yang signifikan dan sukses. Namun, potongan-potongan video yang beredar di X menunjukkan fakta sebaliknya, di mana serangan balasan Israel kali ini tak sebanding jika dibandingkan dengan serangan misil-misil atau rudal balistik Iran ke tanah Israel pada 1 Oktober lalu.

Para pemengaruh di X yang kerap mengomentari konflik di Timur Tengah pun kompak menjadikan video-video serangan Israel sebagai bahan unggahan sarkasme mereka. Salah satunya adalah Moshi, seorang jurnalis yang mengatakan, "Iran telah membuktikan bahwa mereka memiliki sistem pertahanan udara yang kuat".

Analis geopolitik yang berbasis di Amerika Serikat, Will Schryver pun menyimpulkan serangan Israel dan bagaimana sistem pertahanan udara Iran merespons. Menurutnya, meski Israel meluncurkan banyak misil, tidak ada laporan resmi atau bukti video sejauh ini, misil-misil itu berhasil menghantam target signifikan di wilayah Iran.

"Ini yang telah saya observasi, pada titik ini terkait serangan balasan Israel ke Iran: Israel melancarkan banyak misil, semuanya dari jarak maksimal; Iran merespons dengan banyak misil pertahanan udara; belum ada laporan resmi atau bukti video hantaman besar misil atas target signifikan; pihak Iran mengatakan mereka berhasil mengintersep sebagian besar misil tapi mengakui sebagian lain berhasil menembus; semua penjual propaganda seperti biasa mengklaim Isreal menghantam sistem pertahanan Israel dan menghancurkan target-target mereka," kata Schryever.

"Kesan saya, meski mungkin mereka menghantam sesuatu yang berarti lewat serangan ini, (serangan) ini mendemonstrasikan betapa terbatasnya kemampuan serangan jarak-jauh yang dimiliki Israel, dan betapa tangguhnya sistem pertahanan Iran saat ini," ujar Schryever, menambahkan.

Jurnalis dan sutradara film berbasis di Amerika Serikat, Dan Cohen, menggarisbawahi 'propaganda Israel' mencoba mempropagandakan serangan Israel sebagai sebuah kesuksesan besar. Namun, fakta di lapangan berbicara sebaliknya.

"Serangan Israel ke Iran sepertinya gagal untuk mengakibatkan kerusakan yang signifikan, namun propaganda Israel sangat berharap bisa 'menjual' itu sebagai kesuksesan besar. Gambaran menyedihkan ini adalah bagaimana mereka mencoba menyelamatkan muka mereka setelah (militer) di Lebanon dihancurkan pekan ini," kata Dan Cohen, mengomentari salah satu berita yang dimuat Jerusalem Post.

Sutradara film berbasis di Palestina, Robert Inlakesh, juga menyoroti euforia media Barat yang melebih-lebihkan laporan soal skala serangan Israel ke Iran. "Serangan Israel ke Iran sejauh ini sangat lemah, di titik memalukan untuk dilaporkan oleh media. Antara mereka akan melancarkan serangan lain dan ini adalah sebuah trik, atau ini adalah upaya menyelamatkan-muka, sehingga Israel sampai harus menyebarkan foto-foto dan video dari beberapa tahun lalu. Sulit untuk dibaca."

Adapun, peneliti dan pengajar, Helyeh Doutaghi berkomentar tegas soal aksi agresif Israel terhadap Republik Islam Iran. Dia menggambarkan markas militer Israel dan AS di kawasan sebagai 'target yang sah'.

"AS dan Israel baru saja melancarkan aksi perang terhadap Iran. Setiap markas militer AS dan Israel di kawasan saat ini menjadi target seragan (Iran) yang sah."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler