Debat Pilgub Jakarta, Saat Pramono Cecar Ridwan Kamil Soal Disneyland Jakarta

Emil sebut kegagalan pembangunan Disney Land di Cikarang karena tak dapat pemodal.

Republika/Thoudy Badai
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, 2 dan 3 yakni Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, Ridwan Kamil dan Suswono serta Pramono Anung dan Rano Karno saat mengikuti sesi debat kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol, Jakarta Utara, Ahad (26/10/2024). Debat kedua ini mengusung tema ekonomi kesejahteraan sosial dengan enam sub tema yang meliputi infrastruktur integrasi dan pelayanan dasar prima, pendidikan dan kesehatan, penanganan ketimpangan sosial, pembangunan ekonomi digital dan UMKM, pariwisata dan ekonomi kreatif serta inflasi bahan pangan.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Pramono Anung mempertanyakan realisasi program ‘khayalan’ oleh Cagub Ridwan Kamil alias Emil, dalam pembangunan Disneyland, di Cikarang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar) saat menjabat sebagai gubernur Jabar.

Baca Juga


Pramono menyinggung soal khayalan serupa pembangunan Disneyland di Kepulauan Seribu yang kembali dikampanyekan Emil dalam ambisi memenangkan Pilkada Jakarta 2024.

Pramono mempertanyakan kepada Emil, di mana sebenarnya Disneyland itu bakal dibangun. “Dulu pas 2021, Kang Emil pernah menyampaikan akan membangun Disneyland di Cikarang. Sekarang Kang Emil ketika menjadi calon gubernur Jakarta, menyampaikan kembali akan membangun Disneyland di Pulau Seribu,” kata Pramono saat debat kedua Pilkada Jakarta 2024, pada Ahad (27/10/2024).

“Sebetulnya, (Disney Land) akan dibangun di mana? Di Cikarang, atau di Pulau Seribu?,” begitu tanya Pramono kepada Emil saat sesi tanya jawab antara kandidat.

Emil, tak membantah pernah menyampaikan ambisi untuk membangun Disneyland di Cikarang saat menjabat gubernur Jabar. Pun mantan gubernur Jabar itu, tak membantah pernyataan Pramono, tentang rencana pembangunan Disneyland di Kepulauan Seribu yang dikampanyekan selama menjadi konstestan Pilkada Jakarta.

Namun, Emil menjawab pertanyaan Pram tersebut dengan realisasi pembangunan Disneyland di Cikarang, yang sudah lewat memang gagal terealisasikan. Akan tetapi, kata Emil, kegagalan tersebut tak patut untuk disalahkan kepadanya.

Sebab, kata Emil, dalam realisasi rencana pembangunan tersebut, memang terbentur dengan rencana bisnis yang sulit mendapatkan kesepakatan dengan para pemodal.

Pun, kata Emil, kegagalan pembangunan Disney Land di Cikarang itu, tak bisa dijadikan nilai minus selama kepemimpinannya di Jabar lalu.

Karena kata Emil, meskipun memang tak semua program pembangunanya di Jabar terealisasikan, paling penting dari semua itu, adalah bagian dari bukti kepemimpinan yang memiliki imajinasi untuk kemajuan wilayah yang dimpimpinnya.

Bahkan Emil, mengambil ungkapan Sukarno, yang mengharuskan kepemimpinan memiliki imajinasi. “Banyak kerja banyak catatan. Sedikit kerja sedikit catatan. Tidak ada kerja tidak ada catatan,” kata Emil saat menjawab pertanyaan Pramono.

“Sebaik-baiknya pemimpin, adalah pemimpin yang berani mengambil keputusan. Walaupun dalam perjalanannya kadang berhasil, kadang gagal. Dan tugas pemimpin adalah berimajinasi. Seburuk-buruknya pemimpin adalah yang hanya mengerjakan apa yang ada tanpa imajinasi. Bung Karno, melahirkan Indonesia oleh daya imajinasi. Indonesia disebut imagine community,” ujar Emil.

“Kalau urusan Disney Land (di Cikarang) itu, kadang-kadang ya dalam political will, tetapi bisnis dealnya, tidak masuk. Tetapi, yang penting itu berusaha. Karena seburuk-buruknya pemimpin adalah yang tidak mau berimajinasi,” kata Emil melanjutkan.

Adapun terkait dengan imajinasinya selama menjadi kontestan Pilkada Jakarta untuk bisa membangun Disney Land di Kepulauan Seribu, pun sama. Emil mengatakan, di Jakarta, pembangunan Disney Land itu bisa lebih konkret. Karena ada wilayahnya, rencana bisnisnya, dan sudah ada permulaannya.

Emil mengambil contoh pembangunan Disney Land melalui peningkatan skala wisata di kawasan Pulau Seribu, termasuk Ancol di Jakarta Utara. Kata Emil wacana tersebut, sudah ada kajiannya untuk Jakarta.

“Saya sudah bertemu dengan beberapa pihak yang mengatakan sangat visible. Sehingga devisa bisa datang atau istilah Indef disebut dengan taman tertutup. Jadi berbayar agar devisa masuk. Kelasnya tidak bisa kelas Ancol lagi. Maka bahasa ke publik yang mudah disampaikan adalah, naik kelasm dari kelasnya Ancol menjadi kelas dunia. Bahasa destinasi global kelas dunia, seperti universal studio, disney land, global village di Dubai. Itulah yang bahasanya yang dimengerti oleh pihak-pihak internasional,” ujar Emil.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler