Rasulullah SAW Perintahkan Jauhi Penyakit Kulit Ini Seperti Hindari Singa, Ini Rahasianya

Rasulullah SAW memperingatkan agar menghindari penyakit kusta

Antara/Fikri Adin/c
Aksi damai memperingati hari kusta internasional di Jakarta (ilustrasi).
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang berbahaya. Rasulullah SAW memperingatkan agar umatnya menghindari penyakit ini sebisa mungkin, agar terjatuh dari terjangkit.

Baca Juga


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لا عَدْوَى و لا طيرةَ و لا هامةَ و لا صَفرَ ، و فِرَّ مِنَ المجذومِ كما تَفِرُّ مِنَ الأسدِ

“Tidak ada penyakit menular, tidak ada dampak dari thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada kesialan para bulan Shafar. Dan larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa.” (HR Bukhari no 5707).

Muhammad Kamel Abd ash-Shamad dalam al-I'jaz al-'Ilmi fi al-Quran, menjelaskan ilmu kedokteran modern telah membuktikan bahwa kusta adalah salah satu penyakit kulit paling berbahaya yang ditularkan melalui infeksi, melalui mikroba kusta, yang akhirnya diamati dan diidentifikasi lebih dari seratus tahun yang lalu.

Namun ilmu pengetahuan modern belum dapat mengendalikannya hingga sekarang, dan kusta mempengaruhi ujung saraf seperti ujung saraf lengan, dan membuat pasien kehilangan sensasi, sehingga dia tidak merasakan sakit, panas dan dingin, dan bahkan duri dapat masuk ke kakinya tanpa merasakannya.

Di samping itu, pasien mengalami atrofi pada otot-otot tangan dan kaki, dan luka di kulit, terutama di kaki dan tangan. Kusta juga mempengaruhi testis, yang berarti bahwa pasien kusta kehilangan kemampuan seksual, dan karena itu tidak memiliki keturunan, seperti anak-anak.

Kusta terdiri dari dua jenis yaitu tipe nodular, yang mempengaruhi mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah, dan tipe nodular, yang mempengaruhi mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah, yang berarti bahwa pasien kusta kehilangan kemampuan seksual, dan karena itu tidak memiliki keturunan.

Jenis kusta ini menyerang orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, dan muncul dalam bentuk bintil-bintil dengan ukuran yang berbeda yang mempengaruhi tubuh, terutama wajah, sehingga bentuknya menyerupai wajah singa.

BACA JUGA: 9 Berita Gembira untuk Mereka yang Rajin Sholat Subuh Berjamaah

Jenis ini juga menyebabkan kerontokan rambut pada alis, dan dapat memengaruhi mukosa hidung dan menyebabkan perdarahan.

Jenis kedua adalah makula pipi. Tipe ini menyerang kulit berupa bercak-bercak pucat dengan berbagai bentuk dan ukuran, ditandai dengan hilangnya kepekaan dan keringat, serta berkurangnya jumlah pigmen sel kulit, dan tipe ini menyerang pasien yang memiliki kekebalan tubuh yang relatif baik.

 

Dan dari kehebatan bimbingan Rasulullah SAW terhadap orang-orang yang dianugerahi nikmat kesehatan dan tidak tertimpa penyakit ini, Rasulullah SAW menyadari akan bahaya penularan dari penderita kusta.

Beliau memerintahkan orang-orang yang sehat untuk segera menjauhi pasien kusta, seperti halnya seseorang menjauhi singa pemangsa, terutama karena kuman kusta, jika menyerang orang yang sehat, akan memangsanya.

Hadits ini diucapkan lebih dari empat belas abad yang lalu, dan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan keabsahannya serta menyarankan petunjuk Nabi SAW.

Dalam al-Musu'ah al-Fiqhiyyah (15/131), dijelaskan bahwa Ulama Mazhab “Maliki, Syafi'i, dan Hanbali, berpendapat seorang penderita kusta yang disakiti oleh penyakitnya dilarang bergaul dengan orang yang sehat dan bertemu dengan orang lain, berdasarkan hadis tersebut di atas.

Dalam Mazhab Hanbali ditegaskan bahwa orang yang berpenyakit kusta tidak boleh bergaul dengan orang yang sehat tanpa seizinnya. Jika orang yang sehat mengizinkan orang yang berpenyakit kusta bergaul dengannya: Maka hal itu dibolehkan. Hal ini berdasarkan hadits, “Tidak ada penularan dan tidak ada perubahan”.

Jika terdapat banyak penderita kusta, para ulama mengatakan agar mereka diperintahkan untuk memisahkan diri dari orang banyak dan tidak dihalangi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka tidak harus dipisahkan.

BACA JUGA: Ini Dia Kesamaan Antara ISIS dan IDF Israel di Timur Tengah Menurut Pakar

Jika penduduk suatu desa yang terdapat penderita kusta terancam bahaya dengan bercampurnya mereka dengan air, jika mereka mampu menimba air tanpa membahayakan, maka mereka diperintahkan untuk menimba air, jika tidak, maka orang lain yang menimba air untuk mereka, atau mereka menyewa orang untuk menimba air untuk mereka, jika tidak, maka tidak ada larangan bagi mereka untuk melakukannya.

Sumber: alukah

Mengenal Hadits Nabi Muhammad SAW - (Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler