Jadi Surat Pembuka Alquran, Ini 5 Maksud Diturunkannya Al-Fatihah dan Rahasianya
Surat Al-Fatihah mempunyai sejumlah keutamaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Surat Al-Fatihah sangat istimewa sebab surat ini merangkum semua isi Alquran. Sedangkan Alquran memuat semua isi kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya.
Secara umum, surat Al-Fatihah mengandung makna-makna Alquran dan mencakup tujuan-tujuan dasarnya, yang berkaitan dengan dasar-dasar dan cabang-cabang agama, doktrin, ibadah, syariat, keyakinan akan Hari Akhir, keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT, dan mengesakan-Nya dalam beribadah.
Selain itu pula terdapat pertolongan, permohonan, dan berpaling kepada-Nya untuk mendapatkan petunjuk kepada agama yang benar dan jalan yang lurus.
Aquran memuat kisah-kisah umat terdahulu, keistimewaan orang-orang yang berbahagia dan kehinaan orang-orang yang celaka, ibadah kepada perintah dan larangan Allah SWT, serta maksud dan tujuan lainnya, sehingga ia bagaikan induk bagi surat-surat mulia lainnya.
قال الحسن البصري: إن الله أودع علوم الكتاب السابقة في القرآن، ثم أودع علوم القرآن في المفصل، ثم أودع علوم المفصل في الفاتحة، فمن علم تفسيرها كان كمن علم تفسير جميع الكتب المنزلة "أخرجه البيهقي في شعب الإيمان"
“Hasan Basri berkata, ”Sesungguhnya Allah menyimpan ulumul kitab as-sabiqoh (isi kandungan kitab-kitab terdahulu) dalam Alquran, kemudian Allah menyimpan kandungan Alquran dalam surat-surat al Mufasshal, kemudian Allah menempatkan kandungan surat-surat Mufasshal itu dalam surat Al-Fatihah, maka barangsiapa yang mengetahui tafsir surat Al-Fatihah seperti orang itu mengetahui tafsir seluruh kitab yang diturunkan Allah SWT. (Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Syu'bul Iman). (Asraru Tartib Alquran, 49)
Imam Fakhruddin bahkan menjelaskan tentang beberapa hal yang menjadi tujuan kandungan Alquran. Salah satunya yakni tentang:
و قال الإمام فخر الدين: المقصود من القرآن كله تقرير أمور أربعة: الإلهيات، والمعاد، والنبوات، وإثبات القضاء والقدر، فقوله: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين} يدل على الإلهيات، وقوله: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ} يدل على نفي الجبر، وعلى إثبات أن الكل بقضاء الله وقدره، وقوله: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ} إلى آخر السورة يدل على إثبات قضاء الله، وعلى النبوات، فقد اشتملت هذه السورة على المطالب الأربعة، التي هي المقصد الأعظم من القرآن
Artinya: “Dan Imam Fakhruddin berkata, “Maksud dari seluruh isi Alquran itu menerangkan empat perkara: yaitu tentang ketuhanan, kebangkitan, nubuat, qada dan qadar. Allah berfirman Allah: Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Ayat ini menunjukan atas ayat ilahiyah. Dan firman Allah : Maliki yaumiddin. Ini menunjukan atas peniadaan atau penolakan penguasa lain selain Allah, dan atas keputusan segala sesuatu adalah sesuai qada dan kuasa Allah. Firman Allah : Ihdinas shirotol Mustaqim. Pada akhir surat Al-Fatihah, ini menunjukkan keputusan qada Allah dan atas nubuat. Maka surat Al-Fatihah ini mengandung empat hal yang itu menjadi maksud besar dari Alquran.” (Asraru Tartib Alquran, 50).
BACA JUGA: Presiden Ramaphosa: Afrika Selatan akan Selalu Bersama Palestina
Al-Baqa'i berkata: “Surat Al-Fatihah mencakup semua yang ada di dalam Alquran, tiga ayat pertama liputi semua makna yang terkandung dalam nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi, maka semua yang ada di dalam Alquran diperinci dari kelengkapannya, dan tiga ayat lainnya dari kalimat “اهدنا (Berikanlah petunjuk kepada kami)" mencakup semua yang ada di dalam masalah makhluk dalam mencapai Allah, bias menuju rahmat-Nya, dan terputus jika tanpanya, maka semua yang ada di dalam Alquran diperinci dari kelengkapan tersebut, dan semua yang merupakan penghubung antara yang tampak dari makhluk dengan permulaan dan keberadaannya dengan hakikat, maka semuanya diperinci dari kalimat “إياك نعبد وإياك نستعين”.
Ibnul Qayyim menyatakan dalam pendahuluan kitabnya, “Madarij as-Salikin”, bahwa surat ini mencakup jawaban terhadap semua sekte dari kesesatan dan kesesatan manusia, serta menunjukkan kedudukan para penempuh jalan dan kedudukan orang-orang yang berilmu... dan menunjukkan bahwa tidak ada surat lain bisa menggantikan kedudukannya, oleh karena itu, tidak ada surah lain yang turun di Taurat dan Injil yang menyamai surat ini.
Sayyid Quthb berkata, “Surat ini mengandung hikmah-hikmah doktrin Islam, hikmah-hikmah persepsi Islam, hikmah-hikmah perasaan dan petunjuk, yang menunjukkan sebagian hikmah dari pemilihannya untuk diulang-ulang pada setiap raka'at, dan hikmah batalnya setiap salat yang tidak disebutkan di dalamnya.”
BACA JUGA: 9 Berita Gembira untuk Mereka yang Rajin Sholat Subuh Berjamaah
Dalam Al-Fatihah terdapat pujian kepada Allah SWT, di dalamnya juga terdapat pernyataan kesaksian hamba untuk hanya menyembah hamba kepada Allah SWT.
وبيان اشتمالها على علوم القرآن قرره الزمخشري٤ باشتمالها على الثناء على الله بما هو أهله، وعلى التعبد، والأمر والنهي، وعلى الوعد والوعيد، وآيات القرآن لا تخلو٥ عن هذه الأمور
Artinya: “Dan penjelasan tentang surat Al-Fatihah mencakup atas seluruh kandungan Alquran diucapkan Az-Zamakhsyariy yang menyatakan bahwa Al-Fatihah itu mencakup atas pujian kepada Allah dengan apa-apa yang Dia kehendaki, dan atas beribadah padaNya, dan atas perintah serta laranganNya, dan atas janji dan peringatanNya. Dan ayat-ayat Alquran tidak pernah lepas dari perkara tersebut. (Lihat Asraru Tartib Alquran, 49).
Sementara itu Imam Baidhawi menambahkan bahwa dalam Alquran juga mencakup persoalan hukum-hukum.
وقال البيضاوي: هي مشتملة على الحِكَم النظرية، والأحكام العملية، التي هي سلوك الصراط المستقيم، والاطلاع على مراتب السعداء، ومنازل الأشقياء
Artinya: “Imam Baidhawi berkata, “(Al-Fatihah) itu mencakup juga atas teori hukum-hukum, dan penerapan hukum-hukum yang berjalan di jalan yang lurus, serta memperlihatkan orang-orang yang bahagia dan kedudukan orang-orang yang sengsara.” (Asraru Tartib Alquran, 50).
Berikut ini sejumlah maksud surat Al-Fatihah:
Pertama, tauhid nama dan sifat, yaitu pembuktian kesempurnaan sifat-sifat Allah SAW yang telah ditetapkan-Nya untuk diri-Nya dan Nabi-Nya SAW tanpa ada gangguan, keserupaan, dan kemiripan. Dalam lafaz: الحمد
Kedua, dalil tentang balasan amal dalam firman-Nya, “مالك يوم الدين”, dan bahwa balasannya adalah adil, karena “ad-din” berarti balasan yang adil.
Ketiga, ikhlas pengabdian agama kepada Allah SWT, penyembahan dan pertolongan dalam firman-Nya:
إياك نعبد وإياك نستعين
Keempat, dalil kenabian dalam kalimat: اهدنا الصراط المستقيم, karena hal itu mustahil terjadi tanpa adanya risalah.
BACA JUGA: Ini Dia Kesamaan Antara ISIS dan IDF Israel di Timur Tengah Menurut Pakar
Kelima, dalil takdir, bahwa seorang hamba adalah pelaku, berbeda dengan paham Qadariyah dan Jabariyah. Juga termasuk jawaban terhadap semua orang yang sesat dan menyesatkan dengan ucapan, “{اهدنا الصراط المستقيم”, karena ia adalah ilmu tentang kebenaran dan amalannya. Setiap orang yang sesat dan menyesatkan bertentangan dengan hal ini.