Dubes Rusia Sambut Baik Indonesia Jadi Kandidat Anggota BRICS
Setiap keputusan negara lain ingin gabung BRICS menunggu keputusan 10 negara.
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Duta Besar Rusia untuk RI Sergei Tolchenov menilai, Indonesia merupakan salah satu kandidat yang sangat baik untuk menjadi anggota BRICS, kelompok kerja sama yang meliputi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa). Pemerintah RI melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono secara resmi mengajukan keanggotaan BRICS di KTT Kazan, Rusia pada pekan lalu.
"Sejak awal, kami yakin bahwa Indonesia adalah kandidat yang sangat baik untuk menjadi anggota BRICS," kata Dubes Tolchenov ketika ditemui di Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (31/10/2024).
Baca: Kunjungi Mabes TNI, Menhan Sjafrie Tekankan Pembinaan Personel
KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia pada 22-24 Oktober, menurut dia, memperkenalkan salah satu prosedur bagi negara-negara yang ingin bergabung dengan BRICS, yakni harus mengajukan status negara mitra. Dan, kata dia, Indonesia telah melakukannya.
"Jadi, sekarang kita harus menunggu apa keputusan BRICS. Karena, Anda tahu, BRICS bukan Rusia. BRICS kini adalah kelompok 10 negara," ucap Telchenov. Keanggotaan penuh BRICS bertambah setelah Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab resmi bergabung.
Baca: Kala Presiden Prabowo Bercanda dengan Aulia Pohan di Istana
Arab Saudi pada 1 Januari 2024 diundang untuk menjadi anggota kelompok tersebut. Tolchenov mengatakan, setiap keputusan penerimaan negara lain untuk bergabung dengan blok tersebut harus berdasarkan konsensus dari 10 negara anggota yang ada.
"Saya berharap jawabannya akan positif dan kita akan lihat bagaimana dan kapan Indonesia bisa menjadi mitra dan kemudian menjadi anggota BRICS. Tetapi walaupun Indonesia pada tahap pertama hanya menjadi negara mitra, pemimpin Indonesia, menteri Indonesia tetap dapat berpartisipasi dalam semua kegiatan BRICS," kata Telchenov.
Pada KTT BRICS Plus 2024, Menlu Sugiono resmi menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS sebagai pengejawantahan politik luar negeri nasional yang berdasar nilai bebas aktif. "(Indonesia gabung BRICS) bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," kata Sugiono, menurut pernyataan Kemlu RI yang diterima di Jakarta.
Baca: Menhan Sjafrie dan Menkes Ziarah ke Makam Jenderal Besar Soeharto
Sugiono mengatakan, keinginan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memandang BRICS sebagai wahana yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama negara-negara Selatan Global (Global South).
Adapun BRICS selain terdiri lima anggota pendiri awal, kini memutuskan melakukan ekspansi dan sudah menerima lima anggota baru. Mereka adalah Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Ethiopia, dan Mesir. Selain Indonesia, kini Malaysia dan Turkiye juga tertarik bergabung BRICS.