Takabur, Sifat yang Menjatuhkan Diri Sendiri
Iblis jatuh menjadi makhluk yang terkutuk karena sifat takabur.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu ketika, Iblis berjumpa dengan Nabi Musa AS. Makhluk terkutuk itu berkata, "Hai Musa, engkau telah dipilih Allah SWT sebagai rasul-Nya, dan Allah berbicara kepadamu dengan sebenar-benarnya pembicaraan. Aku bermaksud bertobat kepada Tuhanku. Tolonglah aku. Mohonlah kepada Allah agar Dia mengampuniku."
"Baiklah," jawab Musa AS.
Ia pun bermunajat kepada Allah.
Allah Ta'ala menjawab doanya, "Hai Musa, Aku sudah memenuhi hajatmu. Dan sampaikanlah kepada Iblis tentang ketentuan dari-Ku."
Ketika Musa bertemu lagi dengan Iblis, ia menyampaikan pesan Tuhan, "Engkau diperintahkan untuk bersujud kepada kuburan Adam. Nanti (sesudah itu), Allah akan mengampuni kamu."
Mendengar itu, Iblis marah dan menampakkan sifat takabur. "Dahulu aku tidak mau bersujud kepadanya ketika ia hidup. Mana mungkin aku bersujud kepadanya setelah ia mati!?"
Demikian kisah yang dinukil dari kitab Tafsir al-Durr al-Mantsur. Imam as-Suyuthi mengutipnya ketika menjelaskan firman Allah.
وَاِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡٓا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ اَبٰى وَاسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ
Artinya, "Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: 'Sujudlah kamu kepada Adam.' Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir." (QS al-Baqarah: 34).
Di sepanjang sejarah, sifat takabur telah banyak menjatuhkan makhluk Tuhan. Iblis, menurut sebagian riwayat, semula rajin beribadah kepada Allah sehingga mempunyai kedudukan yang begitu dekat dengan para malaikat.
Namun, ia kemudian jatuh akibat takabur. Iblis merasa dirinya lebih mulia daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sedangkan sang manusia pertama dari tanah.
Iblis adalah pelaku rasisme pertama dalam sejarah manusia. Hal yang tidak akan dilakukannya bila tak merasa takabur.
Takabur adalah induk segala dosa, sebab dari situlah lahir segala macam akhlak yang buruk.
Iblis merasa dirinya dan kelompoknya lebih baik dari Adam dan keturunannya. Iblis sebenarnya adalah peletak dasar fanatisme kelompok.
Karena sifat ini, orang bisa membenci dan memusuhi sesama Muslim, merasa diri paling benar, merendahkan kelompok lain, menyimpan dendam kesumat dan kedengkian.
Karena sifat ini, orang menutup diri dari kebenaran, tidak mau mendengar nasihat; bahkan tidak jarang menyebarkan fitnah demi menjatuhkan mereka yang bukan kelompoknya. Orang begitu sebetulnya meniru tabiat Iblis yang terkutuk.