Api Membakar Israel Usai Pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Galant
Langkah Netanyahu memicu protes di seluruh negeri.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Para pengunjuk rasa di Israel memblokir jalan raya dan menyalakan api unggun di jalan-jalan setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Netanyahu mengungkap terjadi krisis kepercayaan terhadap menterinya dan mengganti Gallant dengan sekutu dekatnya Israel Katz untuk memimpin perang negara itu di Gaza dan Lebanon. Netanyahu menunjuk Gideon Saar sebagai Menteri Luar Negeri yang baru menggantikan Katz.
Para kritikus Netanyahu menuduhnya menempatkan politik di atas keamanan nasional pada saat Israel bersiap-siap menghadapi pembalasan Iran atas serangan udara pada 26 Oktober 2024 lalu terhadap Republik Islam tersebut.
Langkah Netanyahu memicu protes di seluruh negeri, termasuk pertemuan massa yang melumpuhkan pusat kota Tel Aviv, dikutip dari laman The New Ierland Gerald, Rabu (6/11) Dalam beberapa jam, ribuan pengunjuk rasa telah memblokir jalan raya utama kota dan melumpuhkan lalu lintas.
Ribuan orang berdemonstrasi di luar rumah Netanyahu di Yerusalem dan di tempat-tempat lain di kota itu.Para pengunjuk rasa berkumpul dan memblokir jalan di beberapa tempat lain di seluruh negeri, dan stasiun TV Israel menayangkan gambar-gambar polisi yang bergumul dengan para demonstran.
Gallant dan Netanyahu, keduanya berasal dari Partai Likud yang beraliran kanan, telah berselisih selama berbulan-bulan mengenai tujuan perang Israel selama 13 bulan di Gaza melawan kelompok Palestina, Hamas yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Namun, waktu pemecatan Gallant merupakan sebuah kejutan dan terjadi ketika sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), mengadakan pemilihan presiden.
Netanyahu mengatakan bahwa Gallant telah membuat pernyataan yang bertentangan dengan keputusan Pemerintah dan keputusan Kabinet. Menanggapi hal tersebut, Gallant mengatakan, "Keamanan negara Israel selalu dan akan selalu menjadi misi hidup saya.”
Katz bersumpah untuk mengembalikan para sandera Israel dari Gaza dan menghancurkan Hamas dan Hizbullah.“Saya menerima tanggung jawab ini dengan rasa misi dan rasa takut yang suci untuk keamanan negara Israel dan warganya,” kata Katz di X.
Laporan-laporan muncul pada September bahwa Netanyahu, di bawah tekanan dari mitra koalisi sayap kanan, mempertimbangkan untuk memecat Gallant.
Gayil Talshir, seorang spesialis politik Israel di Universitas Ibrani Yerusalem, meyakini bahwa pukulan terakhir bagi Netanyahu datang pada pekan ini ketika Gallant mengeluarkan 7.000 pemberitahuan wajib militer bagi para pria Haredi ultra-Ortodoks, yang membuat marah mereka yang menentang wajib militer.
Itamar Ben-Gvir, seorang menteri dalam pemerintahan koalisi Netanyahu, memuji keputusan hari ini, dengan mengatakan bahwa Gallant sangat terjebak dalam konsepsi bahwa tidak mungkin mencapai kemenangan mutlak.
Namun, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan di X, bahwa memecat Gallant di tengah-tengah perang adalah sebuah tindakan kegilaan.