Respons Negara-Negara Islam Terhadap Kemenangan Trump, Bagaimana dengan Iran?

Negara Islam menyambut baik kemenangan Trump dalam Pemilu AS

AP Photo/Alex Brandon
Presiden AS terpilih Donald Trump. Negara-negara Islam menyambut baik kemenangan Trump dalam Pemilu AS
Rep: Teguh Firmansyah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Donald Trump dipastikan memenangkan Pemilihan Pilpres Amerika Serikat 2024 setelah meraih suara electoral sebanyak 277 dari penghitungan suara popular vote pada Rabu (6/11/2024).

Sebagai informasi, untuk memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat diperlukan 270 dari 538 suara electoral.

Sementara itu, kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris hanya meraup 223 suara elektoral. Tertinggal dari jauh dari raihan suara Trump. Dengan kemenangan ini, Trump akan kembali menjabat sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat.

Kekalahan Harris cukup mengejutkan banyak pihak. Terutama karena Harris banyak didukung oleh deretan selebriti kenamaan seperti Taylor Swift, Jennifer Lopez, Beyonce, Bruce Springsteen, hingga Julia Roberts.

Sementara itu, sutradara “Don’t Look Up” Adam McKay telah melayangkan kritikannya terhadap Partai Demokrat. Menurut dia, kekalahan Harris menjadi cerminan atas kekecewaan publik terhadap bagaimana cara partai tersebut menangani berbagai isu dalam satu tahun terakhir.

“Berbohong tentang kesehatan kognitif Biden, menolak mengadakan konvensi terbuka untuk calon baru, tak pernah membahas layanan kesehatan publik, serta mendukung pembantaian anak-anak di Gaza adalah alasan di balik ini. Sudah waktunya meninggalkan Partai Demokrat,” kata dia seperti dikutip The Guardian.

Negara-negara Muslim sebagian besar mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat dan banyak juga yang mendesaknya untuk mengakhiri perang Israel terhadap Palestina dan Lebanon.

Indonesia

Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Donald Trump karena terpilih sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat.

Ucapan selamat disampaikan Prabowo dalam bahasa Inggris, melalui akun media sosial X @prabowo, yang dipantau dan diterjemahkan di Jakarta, Rabu (6/11/2024) malam.

"Saya mengucapkan selamat yang tulus kepada @realDonaldTrump karena telah terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-47," tulis Prabowo dalam akun X yang terverifikasi. Presiden Prabowo mengatakan Indonesia dan Amerika Serikat merupakan mitra strategis yang memiliki hubungan yang kuat dan beragam.

Menurut Kepala Negara, kemitraan strategis RI-AS mempunyai potensi yang sangat besar untuk saling menguntungkan. "Dan saya berharap dapat bekerja sama erat dengan anda dan pemerintahan anda untuk lebih meningkatkan kemitraan ini dan demi perdamaian dan stabilitas global," tulis Prabowo.

BACA JUGA: Kehancuran Proyek Zionisme Israel Mulai Terlihat Jelas?

Iran

Mata pencaharian warga Iran tidak akan terpengaruh oleh pemilu Amerika Serikat, kata juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani kepada para wartawan setelah rapat kabinet di ibu kota Teheran.

“Pemilihan umum Amerika Serikat bukanlah urusan kami. Kebijakan kami stabil dan tidak berubah berdasarkan individu. Kami telah membuat prediksi-prediksi yang diperlukan sebelumnya dan tidak akan ada perubahan pada mata pencaharian masyarakat,” ujarnya.

Turki

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengucapkan selamat kepada “temannya” Trump setelah “pertarungan yang hebat”.

“Saya percaya lebih banyak upaya akan diberikan untuk dunia yang lebih adil di era baru ini yang dimulai dengan pemilihan oleh rakyat Amerika,” kata Erdogan dalam sebuah posting di X, dan menambahkan bahwa ia berharap perang regional akan segera berakhir.

Afghanistan

Afghanistan menyatakan harapannya bahwa akan ada kemajuan konkret dalam hubungan antara kedua negara dan bahwa kedua negara akan dapat membuka babak baru dalam hubungan yang saling menguntungkan.

“Diharapkan Trump akan memainkan peran konstruktif dalam mengakhiri perang saat ini di kawasan dan dunia, terutama di Gaza dan Lebanon.”

Memperhatikan kesepakatan perdamaian Doha 2020 yang ditandatangani pada masa pemerintahan Trump sebelumnya, yang mengakhiri “pendudukan” Afghanistan selama 20 tahun, juru bicara Abdul Qahar Balkhi mengatakan Kabul berharap pemerintahan di masa depan di Washington akan mengambil langkah-langkah “realistis” dalam terang kebijakan luar negeri yang “seimbang” sehingga dapat ada perkembangan “solid”, vis-a-vis hubungan, antara kedua negara.

Pakistan

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mendesak penguatan “lebih lanjut” kemitraan Amerika Serikat-Pakistan.

“Selamat kepada Presiden terpilih Donald Trump atas kemenangan bersejarahnya untuk masa jabatan kedua! Saya berharap dapat bekerja sama dengan pemerintahan yang akan datang untuk lebih memperkuat dan memperluas kemitraan Pakistan-AS,” tulis Sharif di X.

Bangladesh

Kepala pemerintahan transisi Bangladesh, Muhammad Yunus, juga mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya.

“Rakyat Bangladesh yang cinta damai berharap dapat bermitra dan berkolaborasi dalam upaya Anda untuk mengatasi tantangan global dalam mewujudkan perdamaian, harmoni, stabilitas, dan kemakmuran bagi semua,” kata Yunus.

Malaysia

Menyebut kemenangan Trump sebagai “kembalinya politik yang luar biasa,” Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, “Babak baru ini membawa peluang baru, dan kami siap untuk melangkah maju dengan optimisme, kolaborasi, dan tujuan bersama.”

Anwar mengatakan bahwa Amerika Serikat tetap menjadi sumber investasi asing terbesar bagi Malaysia dan “pemain penting” di kawasan Asia-Pasifik dan Malaysia berharap bahwa Amerika “akan menghidupkan kembali keterlibatannya dengan kawasan Asia Tenggara.

"Kami juga mendesak Amerika Serikat untuk menggunakan pengaruhnya yang besar untuk membantu mengakhiri kekerasan yang menghancurkan dan hilangnya nyawa di Palestina dan Ukraina. Kami berharap dapat bekerja sama dengan presiden yang akan datang untuk mendorong keuntungan bersama bagi rakyat kedua negara,” kata perdana menteri Malaysia.

Qatar

“Selamat kepada Presiden Terpilih Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat,” kata Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di akun X-nya.

Emir Tamim mengatakan bahwa ia berharap “dapat bekerja sama lagi untuk memperkuat hubungan strategis dan kemitraan kami, dan untuk memajukan upaya bersama kami dalam mempromosikan keamanan dan stabilitas baik di kawasan ini maupun di tingkat global.”

BACA JUGA: Analis Israel Ungkap Kebohongan Militer yang Dibesar-besarkan, Soal Menang dan Terowongan 

Mesir

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi juga mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya dalam pemilu, dan menekankan bahwa ia berharap untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan ini, dan untuk bekerja sama dalam mencapai kepentingan rakyat Mesir dan Amerika.

Yordania

Raja Yordania Abdullah II juga menyampaikan ucapan selamatnya kepada Presiden terpilih Trump, menurut sebuah postingan di akun X-nya.

Baca Juga


Raja mengatakan bahwa ia berharap dapat bekerja sama dengan Trump “lagi untuk meningkatkan kemitraan Yordania yang telah berlangsung lama dengan Amerika Serikat, dalam melayani perdamaian dan stabilitas regional dan global untuk semua.”

Uni Emirat Arab 

Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan mengirimkan pesan ucapan selamat kepada Trump atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.

Bin Zayed mengatakan bahwa negaranya berharap “untuk terus bekerja sama dengan mitra kami di Amerika Serikat menuju masa depan yang penuh peluang, kemakmuran, dan stabilitas bagi semua.”

Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga bergabung dengan para pemimpin Arab untuk mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya dalam pemilu.

“Kami yakin bahwa Amerika Serikat akan mendukung, di bawah kepemimpinan Anda, aspirasi sah rakyat Palestina,” kata Abbas dalam sebuah ucapan selamat yang dikutip oleh kantor berita resmi Wafa.

Irak

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani juga memuji kemenangan Trump dalam pemilu dan menggarisbawahi komitmen negaranya untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan AS di berbagai bidang.

Hamas

Hamas merilis pernyataan sebagai berikut: “Posisi kami terkait pemerintahan Amerika Serikat yang baru adalah sebagai berikut:

Sangat disayangkan bahwa semua pemerintahan Amerika Serikat, sejak pendudukan Palestina pada 1948, telah mengambil sikap negatif terhadap perjuangan Palestina.

Mereka secara konsisten telah menjadi pendukung utama pendudukan Zionis di segala bidang, dan pemerintahan sebelumnya mengikuti jalan yang bias terhadap pendudukan dan agresi, memberikan perlindungan politik dan militer bagi para penjahat perang Zionis untuk melanjutkan beberapa tindakan genosida yang paling mengerikan dalam sejarah modern, mengukuhkan perannya sebagai mitra penuh dalam pembunuhan puluhan ribu orang, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua.

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Kami menyerukan diakhirinya bias buta terhadap pendudukan Zionis dan upaya serius dan tulus untuk menghentikan perang pemusnahan dan agresi terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat, mengakhiri agresi terhadap rakyat Lebanon yang bersaudara, menghentikan pemberian dukungan militer dan perlindungan politik bagi entitas Zionis, dan mengakui hak-hak sah rakyat kami."

Presiden Amerika Serikat terpilih didesak untuk memperhatikan suara-suara yang muncul dari dalam masyarakat Amerika sendiri selama lebih dari satu tahun sejak agresi Zionis ke Gaza, yang menolak penjajahan dan genosida serta menolak dukungan dan keberpihakan terhadap entitas Zionis.

Pemerintahan baru Amerika Serikat harus memahami bahwa rakyat Palestina akan terus melawan penjajahan Zionis yang keji dan tidak akan menerima jalan apa pun yang mengurangi hak-hak mereka yang sah atas kebebasan, kemerdekaan, penentuan nasib sendiri, dan pendirian sebuah negara Palestina yang merdeka dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler