Gerak Cepat Proses Naturalisasi Kevin Diks Agar Bisa Main Lawan Jepang

Kevin Diks telah mengucap sumpah kewarganegaraan di KBRI Copenhagen, Denmark.

Antonio Pozo/PRESSINPHOTO
Pemain FC Copenhagen Kevin Diks melepaskan tendangan penalti ke gawang Real Betis pada pertandingan sepak bola UEFA Europa Conference League di Sevile, Spanyol, Jumat (25/10/2024) WIB.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain keturunan Indonesia, Kevin Diks telah mengucap sumpah sebagai warga negara Indonesia di Kedutaan Besar RI di Copenhagen, Denmark, Jumat (8/11/2024). Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama Kementerian Hukum RI Hantor Situmorang mengatakan sumpah kewarganegaraan bertujuan agar Kevin Diks resmi menjadi WNI dan siap memperkuat Tim Nasional (Timnas) Indonesia.

"Sumpah kewarganegaraan diambil setelah melalui proses panjang, dengan persetujuan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Presiden RI Prabowo Subianto," kata Hantor dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (9/11/2024).

Kevin Diks merupakan pemain sepak bola dari FC Copenhagen, yang lahir di Belanda dan memiliki garis keturunan Indonesia. Dengan telah resminya pengambilan sumpah, kata dia, Kevin Diks siap memperkuat Timnas Indonesia di berbagai ajang kejuaraan.

Kevin diharapkan dapat berkontribusi maksimal dalam memperkuat Timnas Indonesia pada putaran ketiga Kualifikasi Zona Asia untuk Piala Dunia 2026, ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024, AFC Asian Cup Saudi Arabia 2027, serta target menduduki peringkat 100 besar FIFA dan peringkat 10 besar Asia. Selain Kevin, Hantor menyebutkan terdapat pula dua pemain sepak bola putri kelahiran Belanda dan memiliki garis keturunan Indonesia yang diambil sumpah kewarganegaraannya, yakni Estella Raquel Loupatty dan Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu.

Sumpah kewarganegaraan dilakukan Kementerian Hukum RI, yang diwakili oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Cahyo Rahadian Muzhar dan disaksikan oleh Staf Khusus Menteri Hukum Akhmad Ali Fahmi, Sekretaris Direktorat Jenderal AHU Mohamad Aliamsyah, Anggota Exco Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Arya Sinulingga, dan Chief of President Office PSSI Nirmala Dewi. Turut hadir menyaksikan sumpah kewarganegaraan, antara lain Duta Besar RI untuk Denmark Dewi Savitri Wahab serta sejumlah staf KBRI.

 

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mempercepat proses naturalisasi Kevin Diks agar pemain tersebut bisa membela timnas Indonesia saat menjamu Jepang pada laga putaran tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pada bulan ini, Indonesia akan melakoni dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, yakni melawan Jepang pada 15 November dan Arab Saudi pada 19 November.

"Kami sedang coba melakukan percepatan (naturalisasi Kevin Diks) untuk mempertebal lagi tim nasional kita," kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir kepada awak media usai memantau rumput lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Senayan, Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Menurut Erick, Surat Keputusan Presiden (Keppres) terkait naturalisasi terhadap pemain bertahan FC Copenhagen itu, kata dia, sudah dikeluarkan Presiden Prabowo Subianto. "Kami berterima kasih kepada Bapak Pesiden Prabowo Subianto yang terus mendukung timnas sepak bola kita menuju kelas dunia. Pimpinan DPR bahkan juga mempercepat sehingga sangat suportif," ujarnya.

Erick menjelaskan, kehadiran Kevin Diks sangat dibutuhkan untuk memperkuat timnas Indonesia karena cedera beberapa pemain termasuk Mess Hilger yang kemungkinan tidak bisa memperkuat skuad Garuda dalam waktu dekat akibat cedera hamstring. "Apakah Kevin Diks bisa bermain melawan Jepang, kami sedang urus administrasinya," ujarnya.

Erick menginginkan agar pemain timnas Indonesia tidak lagi dibeda-bedakan antara pemain naturalisasi dengan pemain lokal. Karena, menurutnya, semua pemain mengabdi untuk bangsa dan negara.

"Kembali saya ingatkan jangan pernah beda-bedakan pemain (naturalisasi dengan lokal) kita. Ini semua anak bangsa yang ingin memperkuat bangsa kita di urusan sepak bola," kata Erick.

 

Pada survei yang dilakukan rentang 10 hingga 15 Oktober tersebut, Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan mayoritas responden sependapat dengan kebijakan naturalisasi pemain timnas Indonesia yang dilakukan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Sebanyak 71,5 persen dari 1.200 responden yang tersebar di 38 provinsi seluruh Indonesia menyatakan setuju dan sangat setuju dengan langkah kongkrit Erick Thohir melakukan naturalisasi sejumlah pemain keturunan Indonesia yang tersebar di berbagai negara, untuk membela timnas.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) sekaligus Juru Bicara PSSI, Arya Sinulingga mengatakan faktor utama yang mendukung respon positif dari publik terhadap kebijakan naturalisasi pemain tim nasional Indonesia disebabkan PSSI telah membangun ekosistem kondusif bagi pemain diaspora.

"Ketika pak Erick memimpin PSSI, program prestasi Timnas jadi prioritas awal, sehingga dukungan optimal diarahkan ke sana. Termasuk PSSI menambah pemain naturalisasi seperti Jay Idzes, Nathan Tjoe A On,” ujar Exco PSSI, Arya Sinulingga belum lama ini.

Arya mengatakan, bahwa berbagai kebijakan yang diinisiasi dan dilakukan oleh Ketum PSSI untuk mentransformasi sepakbola Indonesia dan memberi efek domino atas melesatnya prestasi timnas Indonesia di level Asia, dinilai Arya menjadi faktor sekaligus daya tarik para pemain diaspora untuk membela Merah Putih.

"Hasilnya, prestasi timnas Indonesia melesat. Peringkat FIFA naik. Respon publik bagus karena mereka jadi idola. Pemain juga bangga membela Merah Putih. Sesuatu yang mereka kejar selama ini sebagai pemain sepakbola, yakni bela timnas," kata Arya.

"Nah, ekosistem inilah yang sekarang menjadi daya tarik para pemain diaspora. Upaya pak Erick dan PSSI membangun ekosistem diaspora ini, menurut saya bisa ditiru sektor-sektor lain, " tambah Arya.

Komik Republika Si Calus TIMNAS - (Daan Yahya/Republika)

Pengamat sepak bola Indonesia Akmal Marhali menilai, naturalisasi pemain untuk memperkuat Timnas Indonesia adalah sebuah keniscayaan dalam perkembangan sepak bola secara global. Menurut Akmal, naturalisasi pemain bukanlah hal baru bagi Indonesia.

"Naturalisasi adalah keniscayaan dalam sepak bola global karena semua negara akan melakukannya," kata Akmal Marhali dalam acara pemaparan rilis survei nasional Indikator Politik Indonesia bertema "Sikap Publik terhadap Kebijakan Naturalisasi Pemain Timnas" yang diikuti secara virtual di Jakarta, Selasa lalu.

Akmal mengatakan, naturalisasi pemain bukan hal baru dalam sepak bola Indonesia, bahkan ketika Indonesia tampil pada Piala Dunia 1938 sudah menggunakan pemain naturalisasi. Pada era 1950-an, Timnas Indonesia juga memiliki lima pemain naturalisasi, salah satunya kiper naturalisasi pertama Arnold Wouter van der Vin.

Akmal menjelaskan, sejak era pemain Cristian Gonzales hingga saat ini, tercatat jumlah pemain naturalisasi sebanyak 108 orang, termasuk 15 pemain naturalisasi yang menghuni timnas saat ini. Artinya, kata dia, naturalisasi pemain sudah terjadi sejak lama dan merupakan langkah yang harus diambil dalam menjawab tantangan perkembangan sepak bola dunia saat ini.

Akmal mengatakan, di sisi lain, pihak FIFA juga memperbolehkan setiap negara untuk melakukan proses naturalisasi pemain dengan sejumlah persyaratan yang ada dalam statuta FIFA pasal 19. Lebih lanjut, ia mengatakan, namun demikian, ada tantangan ke depan terkait kebijakan naturalisasi yang perlu diperhatikan pemangku kepentingan karena naturalisasi menjadi "bom waktu" jika prestasi Timnas Indonesia menurun.

"Kalau prestasi turun maka banyak orang yang akan mengkritik kebijakan naturalisasi ini," ujarnya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler