Ragam Laporan Masuk ke 'Lapor Mas Wapres', dari Soal Rusun, Bansos, Hingga Janji Jokowi
Sejak Senin, ratusan warga mendatangi kantor Wapres membuat laporan pengaduan.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Muhammad Noor Alfian Choir
Fatoni Rahman warga asal Rusun Nagrak, Jakarta Utara menjadi salah satu di antara warga yang memanfaatkan saluran pengaduan 'Lapor Mas Wapres' yang dibuka oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Kantor Wakil Presiden Jakarta sejak Senin (11/11/2024). Fatoni membuat laporan untuk pindah rusun karena harus menjalani pemeriksaan kesehatan rutin di RSCM.
Menurut Fatoni, jarak antara rusun tempat ia tinggal dan RSCM terlalu jauh, sehingga membuat dirinya harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk biaya perjalanan berobat.
"Saya berharap ada kebijakan dari pak wapres kepada pak menteri Perumahan Rakyat Maruarar Sirait saya dapat dipindahkan, direlokasi. Selama ini kan saya ojek online saya ada penyakit autoimun jadi sering kontrol ke RSCM, biayanya cukup lumayan dari rusun nangka ke RSCM itu 27 km itu bolak balik 27 km itu belum lagi parkirnya, belum lagi kalau sakit saya harus naik ojol," katanya.
Cerita lainnya, dari Selvi mengatakan, bahwa ia tidak bisa mengambil ijazah lantaran menunggak membayar biaya SPP sebesar Rp11 juta. Siswa lulusan SMK swasta tersebut mengatakan sudah setahun tak memegang ijazah.
"Membuat laporan terkait SPP di sekolah. SPP-nya nunggak jadi nggak bisa ngambil ijazah. (Lapor) biar bisa mengambil ijazahnya," katanya.
Sementara itu, Yetri Darwin salah seorang warga Depok mengaku mengadukan soal kelumpuhan anaknya kepada Mas Wapres. Ia meminta biaya kompensasi untuk melanjutkan hidup.
"Dikarenakan anak saya sudah lumpuh permanen kami ingin ada kompensasi, mungkin kami ingin berobat kemanapun mungkin sebagai seorang ibu tetap anaknya ingin pulih lagi walaupun dokter sudah mengatakan seperti itu," katanya.
Perjuangan tersebut juga bukan pertama kali baginya, Ia menceritakan, bahwa sempat berusaha bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika masih menjabat sebagai presiden meskipun usaha itu belum membuahkan hasil. Ia pun datang ke 'Lapor Mas Wapres' tersebut karena mendengar janji dari Presiden Prabowo Subianto untuk memperjuangkan rakyat kecil.
"Saya sebenarnya sudah ke Setneg situ, mau ketemu sama Pak Jokowi tapi hanya sampai Setneg saja sudah nggak bisa lagi, saya sudah 10 kali ke sana, sampai Pak Joko Widodo selesai masa tugasnya pulang ke Solo," katanya.
"Nah kemarin waktu Pak Prabowo selesai dilantik saya mendengarkan Pak Prabowo bilang, pak Prabowo berjanji akan menolong warganya, saya warga Indonesia asli, saya orang Indonesia saya warga Indonesia yang teraniaya," kata Yetri menambahkan.
Adapun, Santi (49) warga Bogor sempat menangis saat ditemui oleh Wapres Gibran Rakabuming Raka di tengah dirinya membuat laporan di layanan aduan 'Lapor Mas Wapres'. Santi merasa beruntung, karena datang melapor pada Selasa (12/11/2024) saat Gibran juga melakukan inspeksi ke meja-meja pelaporan 'Lapor Mas Wapres'.
Santi menceritakan Bahwa dirinya sempat menjelaskan bagaimana kondisi kepada orang nomor dua di Indonesia tersebut. Ia mengatakan sejumlah persoalan mulai dari anaknya yang masuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) hingga meminta bantuan sosial kepada Gibran.
"Anak saya DTKS akhirnya sempat berhenti sekolah, terus saya bilang Pak (Gibran) jangan sampai saya begitu-begitu terus saya ingin mendapatkan kayak orang-orang, beras, anak saya dibantu," katanya.
Ibu dua anak tersebut mengatakan salah satu buah hatinya sempat mendapatkan bantuan berupa uang untuk buku sekolah senilai satu juta rupiah. Namun, karena keduanya sudah lulus sekolah ia meminta Gibran untuk memberikan bantuan sosial.
"Saya bilang, Pak (Gibran) anak saya sudah lulus, kapan saya dapat bantuan? Sekali buat saya, buat hari tua saya," katanya mengakhiri.
Cerita laporan lainnya datang dari salah seorang warga Rawa Pasung, Bekasi atas nama astinah Septiani (47). Ia mengaku pernah ada perjanjian terkait penanganan Covid-19 antara dirinya dan Jokowi ketika masih menjabat presiden. Meskipun ia mengatakan kalau perjanjian tersebut melalui akun Facebook pribadinya.
"Jadi ini kesempatan saya untuk mengadukan perjanjian dulu dengan Pak Jokowi bahwa jika virus Corona sudah selesai saya harus menyiapkan dua sapi untuk dikorbankan jadi karena itu tidak terlaksana akhirnya Palestina perang terus terjadi bencana kebakaran itu mungkin berita lagi sudah banyak lagi," katanya.
Pihaknya juga sempat mengaku guru pembimbing Jokowi. Ia juga mengatakan bahwa dua ekor sapi tersebut digunakan untuk korban karena Covid-19 sudah selesai.
"MOU secara global antara saya diwakilkan Pak Jokowi karena saya guru pembingbingnya. Harapan itu dua ekor sapi buat dikorbankan. Sapi merah sama sapi warna putih makanya dia kan kabinetnya merah putih saya sudah tahu kode untuk saya kalau dia (Prabowo) siap memberikan dua ekor sapi maka saya siap membingbing 5 tahun kedepan," katanya.
Kantor Staf Kepresidenan (KSP) optimistis layanan 'Lapor Mas Wapres' bisa semakin mempercepat penyelesaian masalah yang diadukan masyarakat karena mendapatkan atensi langsung dari Wapres Gibran Rakabuming Raka. "Semua laporan harus diperhatikan oleh kementerian, tetapi kalau lewat saluran tertentu seperti 'Lapor Mas Wapres' ini semoga bisa lebih cepat diperhatikan," ujar Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari saat ditemui di Jakarta, Selasa.
Qodari menuturkan layanan 'Lapor Mas Wapres' bisa membantu masyarakat untuk bisa memberikan laporan kepada lembaga yang menangani masalah tersebut. Menurut Qodari, semakin banyak saluran yang disediakan untuk mewadahi laporan masyarakat, maka akan semakin banyak pihak yang menangani permasalahan yang diadukan.
Adapun KSP juga menerima beberapa laporan dari masyarakat, yang diteruskan kepada berbagai institusi yang merupakan penanggung jawab dari permasalahan yang diadukan.
"Jadi bukan hanya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang bisa menerima laporan masyarakat," tuturnya.
Sama halnya dengan laporan yang diberikan kepada KSP dan DPR, melalui layanan 'Lapor Mas Wapres', kata dia, berbagai laporan masyarakat yang diterima juga akan diarahkan kepada para kementerian/lembaga yang menangani masalah.
Sebelumnya, Gibran membuka kanal pengaduan masyarakat yang dapat diakses langsung dengan mendatangi Istana Wakil Presiden maupun pesan WhatsApp, mulai Senin (11/11/2024). Layanan yang diberi nama 'Lapor Mas Wapres' itu diumumkan kepada publik melalui akun Instagram @gibran_rakabuming yang diunggah, Ahad (10/11/2024).
"Mulai besok, saya akan membuka pengaduan dari masyarakat Indonesia secara terbuka untuk umum," katanya melalui keterangan foto.
Wapres mempersilakan masyarakat yang berkepentingan melapor untuk datang secara langsung ke Istana Wakil Presiden, Jalan Kebon Sirih Nomor 14, Jakarta Pusat. Layanan laporan di Istana Wakil Presiden dibuka pada Senin hingga Jumat, jam 08.00 hingga 14.00 WIB. Selain itu, Wapres juga memfasilitasi laporan via WhatsApp di nomor 081117042207, sebagai alternatif laporan.