Manfaat Pertemuan Perubahan Iklim Mulai Dipertanyakan
Rencana Trump cabut kebijakan iklim dapat meningkatkan suhu bumi 0,04 derajat Celcius
REPUBLIKA.CO.ID,BAKU -- Pertemuan Committe of Parties (COP) dinilai belum membuahkan hasil signifikan terhadap target perubahan iklim di bumi. Kelompok Pakar dan Pengamat Kebijakan Iklim Pemerintah, Climate Action Tracker, mengatakan, sudah tiga tahun berturut-turut tidak ada penurunan proyeksi suhu bumi.
Mereka mengungkapkan, bumi masih diperkirakan akan lebih panas 2,7 derajat Celsius dari rata-rata masa pra-industri. Dalam Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan, negara-negara mencoba menetapkan target pemangkasan emisi gas rumah kaca. Mereka juga menegosiasikan berapa banyak kontribusi negara-negara kaya pada pendanaan iklim untuk membantu negara-negara berkembang menghadapi perubahan iklim.
CEO lembaga non-profit Climate Analytics Bill Hare mengatakan bila emisi terus naik dan proyeksi suhu bumi tidak kunjung turun, masyarakat akan bertanya-tanya apa manfaat dari Pertemuan Perubahan Iklim PBB yang digelar setiap tahun."Terdapat banyak hal positif di sini, tapi sebenarnya bagi saya pribadi, gambaran besarnya dalam mengurangi emisi, terasa rusak," kata Hare, Rabu (14/11/2024).
Bumi sudah lebih hangat 1,3 derajat Celsius di atas rata-rata masa pra-industri. Di Perjanjian Paris tahun 2015 lalu negara-negara sepakat membatasi pemanasan global 1,5 derajat Celsius dari masa pra-industri.
Ilmuwan iklim mengatakan pemanasan global yang sebagian besar disebabkan aktivitas manusia, menyebabkan peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan dan gelombang panas terjadi lebih sering dan mematikan.
Climate Action Tracker memproyeksikan beberapa skenario di sejumlah kasus pemanasan global meningkat."Peningkatan ini sebagian besar didorong Cina," kata peneliti Climate Analytics Sofia Gonzales-Zuniga.
Walaupun, katanya, lonjakan emisi Cina mulai tidak lagi merangkak naik, tapi puncak emisinya lebih tinggi dibanding yang diantisipasi.
Salah satu yang belum diperhitungkan adalah hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Gonzales-Zuniga mengatakan inisiatif Project 2025 pemerintahan Presiden terpilih AS Donald Trump dan rencananya mencabut kebijakan iklim pemerintah Presiden Joe Biden seperti Undang-Undang Reduksi Inflasi dapat meningkatkan suhu bumi 0,04 derajat Celsius.
Ia menambahkan angkanya terlihat tidak besar tetapi dapat bertambah saat negara lain menggunakan kebijakan Trump sebagai alasan menahan kebijakan iklimnya. Project 2025 merupakan inisiatif politik yang digagas lembaga think tank konservatif The Heritage Foundation.
Proyek ini dirilis pada tahun 2023 dan menyajikan visi mengenai perubahan besar yang ingin dicapai pada tahun 2025. Khususnya dalam hal kebijakan ekonomi, sosial, dan pemerintahan federal Amerika Serikat. Project 2025 secara eksplisit mendukung industri bahan bakar fosil dan mengusulkan pengurangan peraturan lingkungan.
“Bahan bakar fosil dan emisi belum mencapai puncaknya, kita membutuhkan solusi transformatif. Kita membutuhkan implementasi yang kuat” kata ketua komite iklim dan lingkungan hidup di senat Pakistan Sherry Rehman.