Izinkan Kiev Pakai Rudal AS Serang Rusia, Putra Donald Trump: Biden Ingin Perang Dunia III

Selama ini pemerintahan Biden telah melarang Ukraina pakai rudal jarak jauh AS.

EPA-EFE/SERGEY SHESTAK
Tentara Ukraina menembakkan senjata antipesawat
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Putra sulung Presiden terpilih AS Donald Trump, Donald Trump Jr, telah mengecam Demokrat menyusul laporan bahwa Presiden Joe Biden yang akan lengser telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh buatan Amerika untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.

Baca Juga


Trump Jr yang berkampanye bersama ayahnya selama pemilihan presiden 2024 dan telah membantunya memilih anggota kabinet masa depannya, tidak berbasa-basi di media sosial.

“Kompleks industri militer tampaknya ingin memastikan bahwa mereka memulai Perang Dunia 3 sebelum ayah saya memiliki kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa,” tulisnya di X pada Ahad dilansir laman RT. “Harus mengunci triliunan dolar AS itu. Hidup terkutuk!!! Orang-orang bodoh!”

Pemerintahan Biden sebelumnya membatasi penggunaan rudal ATACMS oleh Ukraina, dengan alasan kekhawatiran kemungkinan pembalasan oleh Rusia.

Namun, Gedung Putih telah memutuskan untuk membalikkan kebijakannya. Demikian menurut laporan oleh beberapa kantor berita di AS. Baik Gedung Putih maupun Pentagon belum mengomentari masalah tersebut.

Keputusan yang dilaporkan tersebut secara luas dipandang sebagai upaya terakhir untuk meningkatkan kemampuan militer Ukraina sebelum Trump memangku jabatan pada tanggal 20 Januari.

Selama kampanye pemilihannya kembali, Trump meragukan perlunya bantuan tanpa syarat kepada Kiev dan berjanji menyelesaikan konflik tersebut melalui jalur diplomatik.

Kembalinya Trump ke Gedung Putih telah menyebabkan Partai Demokrat, bersama dengan pejabat di Ukraina dan Uni Eropa, khawatir bahwa pemerintahan baru tersebut dapat meninggalkan Ukraina.

Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mengizinkan senjata Barat digunakan jauh di dalam wilayah Rusia akan menjadi sinyal keterlibatan langsung NATO dalam konflik tersebut. Presiden Vladimir Putin sebelumnya memperingatkan bahwa Rusia akan mengambil "keputusan yang tepat sebagai tanggapan atas ancaman tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler