Aksi Pejuang Gaza tak Pernah Kendur, Belasan Tentara Infanteri Israel Disergap
Brigade Al-Quds menembaki kendaraan pendudukan Israel di Beit Lahia.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sayap militer kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan tank Merkava Israel dengan peluru Yassin 105 di pusat kota Beit Lahia, di jalur Gaza bagian utara.
Para pejuang dilaporkan berhasil menargetkan pasukan infanteri Israel, yang terdiri dari 12 tentara, dengan rudal anti-personel. Selain itu, pihak perlawanan mengatakan bahwa para pejuang mereka berhasil menembaki lima tentara Israel di daerah Al-Jawani, juga di Beit Lahia, dilaporkan dari Palestine Chronicle.
Sementara itu, Brigade Al-Quds menyatakan, mereka telah menembaki kendaraan pendudukan Israel dan tentara IDF di pusat Beit Lahia dengan peluru mortir kaliber 60.
Kelompok perjuangan mengumumkan bahwa mereka telah menghancurkan sebuah kendaraan militer Israel yang menembus daerah Atatra, sebelah barat Beit Lahiya, dengan meledakkan bom barel berdaya ledak tinggi yang telah ditanam sebelumnya.
Brigade Al-Quds, menurut sebuah pernyataan, menembaki perkumpulan tentara pendudukan Israel yang ditempatkan di perbatasan Palestina-Mesir, sebelah selatan Rafah.
Laporan tersebut dilansir dari pernyataan terbaru dari dua kelompok perlawanan utama di Gaza yang dikomunikasikan pihak perlawanan lewat saluran Telegram mereka. Operasi tersebut berlangsung pada Senin (18/11/2024).
Salahkan AS
Otoritas Palestina (PA) menuding Pemerintahan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas berlanjutnya pertumpahan darah di jalur Gaza di tengah serangan mematikan Israel terhadap wilayah tersebut.
Hampir 44 ribu orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 103.600 lainnya terluka akibat serbuan tanpa jeda Israel di Gaza sejak serangan Hamas pada Oktober lalu.
“Kami sepenuhnya menyalahkan pemerintahan AS atas berlanjutnya agresi berdarah ini karena perlindungan politiknya terhadap pendudukan Israel,” ujar juru bicara PA, Nabil Abu Rudeineh, dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa dukungan AS memungkinkan Israel “menghindari pertanggungjawaban dan mengabaikan resolusi hukum internasional.”
“Pasukan pendudukan Israel menerjemahkan dukungan terus-menerus AS menjadi pembantaian genosida, dengan pembunuhan massal yang merenggut nyawa puluhan anak-anak dan perempuan,” tambahnya.
Setidaknya 96 warga Palestina tewas dan 60 lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel di Gaza bagian utara dan tengah pada Minggu (17/11), menurut otoritas lokal di wilayah tersebut.
Juru bicara Palestina itu mendesak Washington untuk memberikan tekanan pada Israel agar menghentikan serangannya terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
“Jika (pertumpahan darah) ini terus berlanjut, seluruh kawasan berisiko terjerumus dalam perang berkepanjangan, dan tidak ada yang akan bisa menikmati kedamaian atau stabilitas,” ia memperingatkan.