El Konsisten, Calvin Verdonk

Calvin Verdonk dipuji-puji warganet lantaran penampilannya yang selalu konsisten.

Republika/Thoudy Badai
Ekspresi pemain timnas Indonesia Calvin Verdonk saat bertanding melawan timnas Saudi Arabia pada babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (19/11/2024). Timnas Indonesia berhasil menang atas Saudi Arabia dengan skor 2-0 melalui dua gol dari Marselino Ferdinan pada menit ke-32 dan menit ke-57.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, Dipanggil-datang-latihan-bermain bagus-pulang. Mungkin itu prinsip yang dianut oleh gelandang Timnas Indonesia, Calvin Verdonk. Tanpa 'drama' baik di dalam dan luar lapangan, Verdonk selalu memberikan 100 persen kemampuannya sejak debutnya melawan Filipina pada Juni lalu. Bek kiri asal klub NEC Nijmegen itu oleh warganet sampai dijuluki El Konsisten lantaran konsistensi penampilannya selama membela skuad Garuda.

Pada laga melawan Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (19/11/2024), Verdonk juga tampil luar biasa. Bak istilah 'nggak ada capeknya', Verdonk tak pernah berhenti berlari menjelajah hampir semua lini di lapangan SUGBK. 

Dalam laga yang berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk Indonesia itu, Verdonk pun mendapatkan apresiasi dari banyak suporter. Ada dua hal yang dikatakan bek kiri NEC Nijmegen itu ketika ditanya awak media setelah pertandingan tentang apa faktor yang membuatnya tak berhenti naik turun untuk membantu pertahanan dan penyerangan tim Garuda.

"Memang kami (diinstruksikan) menekan tinggi, membuat banyak peluang, fans juga ada di belakang kami, jadi jika Anda bermain bagus, anda akan memiliki energi," kata Verdonk, Selasa.

Verdonk mempunyai andil besar dalam gol kedua Indonesia yang dicetak oleh Marselino Ferdinan yang mencatatkan namanya untuk kedua kalinya di papan skor. Pada momen gol itu, solo run Verdonk dari lini pertahanan sebelahan kanan menjadi 'pembuka jalan' Marselino untuk mencetak gol keduanya yang tercipta dengan cara elegan.

Ketika Indonesia sudah bermain dengan 10 pemain di akhir-akhir laga, bek kiri 27 tahun itu masih menunjukkan semangat tanpa lelah ketika ia kembali maju ke depan dan membuat tembakan tepat sasaran yang kemudian kakinya terpincang-pincang karena mengalami kram.

"Itu hanya kram saja, saat saya ingin menembak, saya merasa sesuatu di engkel saya, jadi saya tidak bisa menembak dengan baik jadi semua baik-baik saja," kata Verdonk.

Verdonk tampil solid di pertahanan sebelah kiri untuk mematikan sektor kanan Saudi yang diisi oleh pemain AS Roma, Saud Abdulhamid. Ia menjadi pemain kedua Garuda dengan total sapuan tertinggi setelah Jay Idzes, yaitu sembilan sapuan.

Selain sembilan sapuan, statistik Verdonk adalah satu kali blok tendangan, satu intersep, empat tekel, 43 sentuhan, 14 umpan dengan akurasi 79 persen, dua umpan kunci satu crossing berhasil, lima kemenangan duel darat, satu tembakan tepat sasaran, dan satu tembakan tidak tepat sasaran.

Lebih lanjut, Verdonk sangat bersyukur dengan kemenangan pertama Indonesia di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 ini yang didapatkan dari Saudi, tim berperingkat 59 dunia. Meski diasuh oleh pelatih baru rasa lama, Herve Renard, kata Verdonk, permainan Saudi sangat berbeda dari pertemuan pertama di Jeddah pada September lalu saat masih dilatih Roberto Mancini.

Kekalahan dari Indonesia menambah catatan buruk Saudi dalam hal mencetak gol dan tanpa adanya pemain bintangnya Salem Al Dawsari melawan Indonesia, permasalahan The Green Falcons semakin pelik setelah mereka tak menang dalam empat laga terakhir yang tanpa memasukkan gol satu pun.

"Ya, saya pikir dia sangat bagus saat bermain di Saudi, saya pikir mereka sangat kehilangan sosok dia," tutup Verdonk.

Bersama Jens Raven, Calvin Verdonk menjalani proses naturalisasi di DPR RI dan pengambilan sumpah WNI pada awal Juni lalu. Beberapa hari sebelumnya, Verdonk melakoni latihan perdana bersama skuad senior Timnas Indonesia di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Verdonk saat itu mengaku pelatih Shin Tae-yong menjadi salah satu faktor kuat yang membuatnya merasa diterima di skuad Garuda. Selain karena pelatih Coach Shin, bek 27 tahun itu juga mengatakan tiga pemain timnas Indonesia yang merumput di Eredivisie Belanda pada musim ini seperti Ragnar Oratmangoen (Fortuna Sittard), Thom Haye (SC Heerenveen), dan Nathan Tjoe-A-On (SC Heerenveen) juga turut membantu proses adaptasinya.

Selain ketiga pemain itu, ada dua pemain lainnya yang berkarier di Belanda yaitu pada kasta kedua atau yang biasa disebut Eerste Divisie dimana dua pemain itu adalah Rafael Struick (ADO Den Haag/sekarang Brisbane Roars) dan Ivar Jenner (Jong Utrecht).

"Iya, saya telah berbicara dengan Ragnar (Oratmangoen) sebelumnya dan apa yang ada di sini. Kami kenal satu sama lain sebelumnya," kata Verdonk.

Ia menambahkan "Karena mereka, saya merasa sangat diterima di sini, di Indonesia".

 

 

Verdonk memilih menjadi WNI karena ayahnya. Sang ayah adalah asli orang Indonesia, tepatnya berasal dari Meulaboh Aceh Barat, Aceh.

Verdonk pernah mengatakan bahwa dirinya terpisah dengan ayahnya saat dirinya berusia tujuh tahun. Komunikasi dengan ayahnya terputus ketika terjadi bencana tsunami menimpa Aceh pada 2004 lalu.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler