Kepemimpinan Transformasional, Cara Erick Thohir Menguatkan PSSI dan Membangkitkan Timnas

Timnas Indonesia kini berada di posisi ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.

dok Instagram Erick Thohir
Ole Romeny (kanan) bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir
Rep: isr/Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas senior Indonesia sempat dalam posisi terjepit. Kekalahan 0-4 dari Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta pada Jumat (15/11/2024) membuat tim asuhan Shin Tae-yong langsung terpuruk di dasar klasemen grup C.

Baca Juga


Itu merupakan kekalahan beruntun Jay Idzes dkk. Sebab, sebelumnya timnas Indonesia juga menelan kekalahan dari China dengan skor 1-2. Suasana di SUGBK Jumat malam itu begitu lesu. Sekitar 60 ribu penonton yang datang langsung ke stadion kebanggaan Indonesia, pulang dengan kepala tertunduk.

Tetapi sebenarnya kekalahan tersebut bisa dimaklumi, karena Tim Samurai Biru memang Raja Asia. Langganan Piala Dunia sejak 1998, itu bahkan menghancurkan Bahrain 7-0 serta China 5-0. Jadi Indonesia relatif lebih baik dari kedua negara tersebut.

Saat semua orang tertunduk lesu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir hadir dengan tampilan berbeda. Ia datang dengan motivasi membara, membakar semangat semua yang ada di ruang ganti timnas malam itu. Erick meminta semua melakukan introspeksi besar-besaran.

Bahkan Erick sempat menebar ancaman, jika memang tidak percaya lagi dengan proyek menuju Piala Dunia 2026 yang dipimpinnya ini, dia siap mengundurkan diri dari ketua umum PSSI.

Kita tidak tahu, kalau saja ketum PSSI saat itu bukan Erick Thohir, apakah melakukan hal serupa. Pasang badan dengan mengancam akan mundur dari jabatan seksi yang paling banyak diminati di antara ketua cabor lainnya ini.

Selepas kejadian di ruang ganti tersebut, seluruh elemen di timnas Indonesia saling menguatkan. Pelatih dengan pemain, ataupun antarpemain. Bahkan menurut asisten pelatih Nova Arianto, seluruh pemain sempat menggelar pertemuan sendiri untuk saling menguatkan satu sama lain dan bersatu, diinisiasi oleh kapten Jay Idzes.

Pelatih kepala Shin Tae-yong pun melakukan instrospeksi. Latihan perdana setelah kekalahan dari Jepang pun berbeda. Ada semangat lebih untuk bangkit selepas mengalami keterpurukan itu. Pelatih asal Korea Selatan itu meminta pemain berjuang mati-matian saat melawan Arab Saudi. Dia juga membuat sejumlah penyesuaian taktik, salah satunya mengusung formasi bermain 3-5-2 dari biasanya 3-4-3.

Selasa (19/11/2024) malam, walau Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan cukup lebat sejak siang hari, tak menyurutkan dukungan fans Timnas Indonesia untuk memadati SUGBK. Tercatat ada 55 ribu lebih penonton yang datang langsung.

Walau dari segi jumlah berkurang dibanding saat lawan Jepang dan cuaca kurang mendukung. Gemuruh stadion kebanggaan Indonesia tak berkurang. Marselino Ferdinan yang dipercaya sejak awal, langsung menggebrak, belum sepuluh menit laga sudah ada tiga peluang emas.

Akhirnya Marselino memborong dua gol dalam laga tersebut. Sejumlah penyelamatan gemilang oleh Maarten Paes membuat Skuad Garuda mengamankan tiga poin, sekaligus mendongkrak peringkat timnas Indonesia ke posisi ketiga.

Hasil ini pun kembali menghidupkan asa untuk lolos ke Piala Dunia 2026 kembali terbuka lebar. Bahkan untuk lolos langsung dengan finis di posisi kedua grup C pun masih terbuka.

Selama malam itu, Erick pun masuk ruang ganti dengan lebih ceria, pemain, pelatih dan semua menyambut dengan senyuman, "Kita kembali, sekarang kita ranking tiga di grup. Jadi kita kembalk ke dalam rencana. Jadi tetap fokus, dan lanjutkan."

Bukan hanya timnas senior yang jadi perhatian. Erick terus berupaya membangun kekuatan timnas Indonesia di semua level usia. Belum genap dua tahun Erick memimpin PSSI, timnas Indonesia sudah mencatatkan pencapaian luar biasa. Timnas Indonesia ke Piala Asia di semua kategori, yakni U-17, U-20, U-23 dan senior. Ini menunjukkan konsistensi dan perkembangan di semua level.

Merujuk kepada teori-teori kepemimpinan, motivasi, dan manajemen SDM, gaya kepemimpinan Erick di PSSI ini bisa masuk ke dalam kepemimpinan transformasional. Menurut Sudarwan Danim dalam buku Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, kepemimpinan transformasional berasal dari kata “to transform” yang artinya mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk yang berbeda.

Sosok pemimpin transformasional seperti Erick membawa kinerja yang unggul ke dalam PSSI yang menghadapi banyak tuntutan perubahan dan pembaharuan, seperti yang sudah dilakukannya dengan baik ketika lebih dulu menjabat sebagai Menteri BUMN.

Erick memiliki visi dan misi yang jelas untuk menjadikan sepak bola Indonesia lebih profesional dan kompetitif. Ia juga memiliki misi untuk meningkatkan prestasi timnas sepak bola Indonesia di berbagai level usia.

Kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi sudah ditunjukkannya sebelum momen "kemarahan" di ruang ganti SUGBK akhir pekan lalu, yang viral tersebut. Tentu, ketika ada yang berhasil, ada juga yang tak tercapai. Namun dalam periode belum dua tahun, kinerja Erick di PSSI boleh dikatakan sangat cemerlang. Tahun lalu, ia menginspirasi dan memotivasi para pemain timnas sepak bola Indonesia untuk meraih medali emas SEA Games 2023. Indonesia mengakhiri penantian panjang emas sepak bola.

Ia membangun kepercayaan dari stakeholder sepak bola, terutama pendukung timnas. Berbagai program dan kebijakan yang digulirkannya selalu mendapatkan sambutan positif. Ia membuat tahapan-tahapan perbaikan yang semua dieksekusi sesuai timeline yang ditetapkan dengan tuntutan tinggi.

Pakar kajian organisasi di Amerika Serikat, Profesor Stephen P. Robbins, menyebutkan gaya kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang merangasang dan menginspirasi (mentransformasi) pengikutnya untuk hal yang luar biasa.

Dengan kepemimpinan transformasional, para pengikut merasakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan penghormatan terhadap pemimpin, serta mereka termotivasi untuk melaksanakan lebih daripada yang diharapkan terhadap mereka.

Sementara menurut Profesor Gary Yukl, pakar kepemimpinan di UAlbany, New York, gaya kepemimpinan transformasional adalah tipe pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka dan memiliki kemampuan mempengaruhi yang luar biasa.

Berdasarkan dua definisi pakar di atas, tak keliru menyimpulkan bahwa yang ditunjukkan Erick di ruang ganti SUGBK pada Jumat malam lalu ada aksi sosok leader yang mengusung gaya kepemimpinan transformasional.

Sosok yang mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru. Mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para anggotanya untuk mengeluarkan upaya ekstra dalam diri mereka demi mencapai sasaran yang dicapai. Dalam konteks ini, para anggota itu tentu saja seluruh pemain, pelatih, dan elemen lain di timnas senior.

Jutaan rakyat Indonesia menantikan ujung dari perjalanan timnas senior ini tahun depan. Harapannya pasti sama, Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler