10.000 Lebih Tenda di Gaza Palestina Tersapu Angin Kencang

Ribuan warga Gaza Palestina terpaksa memindahkan tenda jauh dari pantai.

AP
Tenda-tenda berdesakan saat warga Palestina yang mengungsi berkemah di sepanjang pantai Deir Al Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 9 Oktober 2024.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Direktur Program Kesehatan sekaligus Direktur Rumah Sakit Al-Quds Bulan Sabit Merah di Jalur Gaza, Bashar Murad mengatakan lebih dari 10.000 tenda di Mawasi, Kota Khan Yunis tersapu angin kencang dan hujan.

Baca Juga


Akibatnya, warga sipil yang mengungsi di sana terpaksa memindahkan tenda mereka ke daerah yang jauh dari pantai dalam kondisi yang sangat sulit dan berat.

Kepada Radio Voice of Palestine dia menambahkan bahwa warga menderita berbagai penyakit keluhan dada, terutama orang tua dan anak-anak, lantaran minim pakaian musim dingin, alat pemanas, dan selimut mengingat penurunan suhu yang signifikan.

Dia juga mencatat bahwa meluasnya kelaparan di Jalur Gaza dan anak-anak penderita gizi buruk yang mencapai 40 persen di wilayah selatan sebagai akibat larangan akses masuk bantuan oleh otoritas pendudukan Israel dan kenaikan harga pangan yang signifikan.

Presiden Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu menyampaikan kesiapan negaranya untuk membantu dengan segala cara untuk menghentikan pembantaian yang masih berlangsung di Gaza, dan mewujudkan gencatan senjata yang langgeng.

Israel telah menewaskan lebih dari 43 ribu orang di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Dalam pidatonya di pertemuan kelompok parlemen Partai AK Turki, Erdogan juga menyambut kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon yang mulai berlaku pagi ini.

"Kami mengharapkan semua pihak, khususnya Israel, untuk sepenuhnya memenuhi tanggung jawab mereka dalam menjaga ketenangan di lapangan," katanya.

Gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang ditengahi melalui upaya diplomatik AS dan Prancis, mulai berlaku pada pukul 4.00 waktu setempat (0200GMT).

Hizbullah memulai serangkaian serangan rudal balistik, roket dan pesawat tak berawak ke Israel pada Oktober lalu untuk menunjukkan solidaritas bagi masyarakat Gaza dan menekan Israel agar melakukan gencatan senjata di daerah kantong pesisir yang terkepung itu.

Sementara perang lintas batas terus berlanjut, Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke negara Mediterania kecil itu untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai sasaran Hizbullah pada akhir September. Invasi darat kemudian diluncurkan pada 1 Oktober.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler