Satu-satunya Surat Alquran yang Diawali dengan Asmaul Husna, Khasiatnya Melimpah
Surat Ar Rahman mempunyai sejumlah keutamaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Nama Surat ar-Rahman disebutkan dalam beberapa hadits, termasuk yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dari Jabir bin Abdullah RA yang berkata, “Rasulullah SAW keluar menemui para sahabatnya dan membacakan Surat al-Rahman."
Dalam “Tafsir al-Qurthubi” diriwayatkan bahwa Qais bin Asim al-Manqari berkata kepada Nabi SAW, “Bacakanlah kepadaku apa yang telah diwahyukan kepadamu, maka beliau membacakan Surat al-Rahman kepadanya, “Ulangi lagi, maka beliau mengulanginya tiga kali, dan berkata, “Sesungguhnya ia memiliki rasa manis.” (HR Bukhari dan Muslim). Hal ini juga disebutkan dalam kitab-kitab hadits dan Alquran.
As-Suyuthi menyebutkan dalam “Al-Itqan fi Ulum Alquran” bahwa dia disebut “pengantin Alquran”. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam “Sya'b al-Iman” dari Ali RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu memiliki pengantin, dan pengantin Alquran adalah Surat Ar-Rahman.”
Ibnu Asyur mengomentari perkataan As-Suyuthi tersebut dengan berkata, “Ini tidak lebih dari sebuah pujian untuk surat ini, dan penamaan ini tidak memiliki maksud apapun, sebagaimana surat al-Baqarah dinamakan dengan (Fustat Alquran).
Alasan mengapa surat ini dinamakan Surat ar-Rahman adalah karena surat ini diawali dengan nama Allah, yaitu “Ar-Rahman” (QS al-Rahman: 1), yang merupakan satu-satunya surat diawali dengan salah satu dari nama-nama Allah SWT, tidak ada nama lain yang mendahuluinya.
BACA JUGA: Munculnya Api Besar di Tanah Hijaz Tanda Kiamat, Apakah Sudah Terjadi?
Nama Ar Rahman yang mengandung makna keluasan anugerah dan ketercakupannya bagi semua demikian juga Arus Alquran merupakan nama-nama yang paling tepat untuk menunjuk tujuan tersebut.
Adapun ulama yang lain menilai bahwa Surat Makiyyah ini merupakan surat ke-43 yang diterima Nabi sebelum Surat Fathir dan sesudah Surat Al Furqan. Jumlah ayat-ayat sebanyak 77 ayat menurut cara perhitungan ulama Makkah dan Madinah, dan 78 ayat menurut cara perhitungan ulama Syam dan Kufah.
Surat Ar-Rahman tidak serta-merta diturunkan tanpa tujuan. Surat dengan 78 ayat itu ternyata memiliki tujuan diturunkan.
Setidaknya ada 11 tujuan mengapa surat ke-55 ini turun. Tujuan pertama disampaikan oleh Al-Buqa'i yang menyebutkan bahwa ada maksud khusus di balik turunnya surat Ar-Rahman. Dia menyampaikan, surat tersebut menggambarkan tentang adanya kasih sayang dan mengajak setiap Muslim untuk senantiasa bersyukur.
Tujuan kedua, Allah SWT ingin menunjukkan betapa pentingnya keberkahan yang datang dari agama Islam. Hal ini sebagaimana pendapat al-Zamakhsyari. Keberkahan tersebut di antaranya melalui Alquran, wahyu dan ajaran-ajaran Islam.
Allah SWT juga mengakhirkan penyebutan ciptaan manusia, lalu diikuti penjelasan mengenai apa yang membedakan manusia dengan hewan.
Ketiga, untuk menunjukkan bahwa Allah SWT yang mengajarkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Ini untuk menanggapi klaim kaum musyrik yang menyebut bahwa manusialah yang mengajarkan Alquran dan menganggap Alquran adaah sihir, kata-kata pendeta atau puisi.
BACA JUGA: Serangan Hizbullah Paling Besar Paksa Jutaan Warga Israel Sembunyi, Ini Kata Pakar Militer
Keempat, untuk mengingatkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan alam semesta, termasuk keberkahan untuk umat manusia.
Kelima, untuk menyampaikan tentang adanya keadilan dan perintah supaya pemegang hak memenuhi haknya. Surat itu juga memberitahu, salah satu nikmat yang terpenting adalah nikmat ilmu dan nikmat bayaan. Surat Ar-Rahman juga menunjukkan bahwa ada balasan bagi orang jahat dan ada pahala dan berkah bagi orang yang bertakwa.
Keenam, untuk menunjukkan status orang beriman. Ada dua macam balasan untuk orang yang beriman. Pertama, diganjar surga yang paling tinggi, dan kedua, mendapat surga di bawahnya.
Ketujuh, untuk menyampaikan bahwa segala sesuatu di muka bumi ini akan binasa. Dan Allah Yang Mahakuasa adalah kemuliaan dan keagungan yang kekal.
Kedelapan, untuk menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki banyak urusan soal ciptaan-Nya setiap hari. Karena segala yang ada di Langit dan Bumi meminta apa yang mereka butuhkan.
Kesembilan, untuk menyampaikan bahwa Allah SWT akan mengganjar pahala bagi ciptaan-Nya pada Hari Penghakiman. Allah SWT berfirman:
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
"Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)." (QS Ar-Rahman: 33)
Sebagaimana ayat itu, maka jika ingin menghindari hukuman dan hari penghakiman itu, maka tembuslah tetapi ini tidak mungkin terjadi kecuali dengan kekuatan Allah SWT.
Kesepuluh, untuk mengingatkan tentang dunia yang fana ini dan akan datang Hari Pembalasan dan hari dikumpulkannya semua makhluk untuk dihisab.
Kesebelas, untuk mengingatkan soal banyaknya keberkahan yang dilimpahkan oleh Allah SWT dan Allah SWT memberikan teguran bila ada makhluk yang menyangkal-Nya. Hal itu terwujud melalui firman Allah SWT yaitu:
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ "Nikmat mana lagi yang kau dustakan?", yang diulang sampai 31 kali.
Surat Ar-Rahman mempunyai sejumlah keistimewaan baik dari aspek pahala dan manfaat membacanya atau segi bahasanya. Salah satu contoh keistimewaan tersebut adalah bentuk pengulangan yang ada dalam surat Ar-Rahman.
Kalimat فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ fa bi ayyi aalaai rabbikuma tukadzziban diulang sebanyak 31 kali dalam surah ar-Rahman. Arti dari ayat ini adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Ungkapan ini ditujukan kepada bangsa jin dan manusia.
Dalam surat ar-Rahman, Allah SWT menyebutkan nikmat-nikmat yang banyak sekali, yang Dia limpahkan kepada jin dan manusia agar mereka bersyukur dan tidak kufur terhadap nimat-nikmat tersebut. Banyaknya nikmat yang Allah SWT limpahkan itu menunjukkan kekuasaan dan rahmat-Nya yang sudah sepantasnya dijadikan sebagai satu-satunya yang berhak disembah.
Adapun hikmah di balik pengulangan ayat ini, antara lain, sebagaimana yang kita ketahui bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab dan di antara gaya penyampaian (uslub)-nya adalah pengulangan ( tikrar) untuk menguatkan kesan dan mendalamkan pemahaman ayat.
As-Suyuthi dalam kitabnya al-Itqan fi Ulumil Qur`an menyebutkan bahwa hal itu untuk memantapkan pemahaman, memberikan tekanan terhadap masalah yang dijelaskan, mengingatkan kembali, serta menunjukkan betapa besar dan pentingnya masalah itu.
Hal itu sama seperti perkataan seseorang kepada orang yang selalu ditolong tapi dia mengingkarinya. Bukankah kamu dahulu fakir kemudian saya berikan kamu harta, apakah kamu mengingkari itu?
Baca juga: Pesan Rasulullah SAW: Jangan Pernah Tinggalkan Sholat 5 Waktu
Bukankah kamu dahulu tidak punya pakaian kemudian saya beri kamu pakaian, apakah itu juga kamu ingkari? Gaya bahasa seperti ini biasa digunakan dalam bahasa Arab.
Lalu, pengulangan ayat ini bertujuan mengingatkan hamba untuk selalu ingat dan bersyukur kepada Allah SWT tanpa harus menunggu dan menghitung nikmatnikmat Allah yang tidak akan bisa dihitung.
Surat Ar-Rahman dikenal juga dengan nama Arus Alquran, yang secara harfiah berarti Pengantin Alquran. Mengapa demikian?
Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Misbah jilid 13 membenarkan bahwa Surat Ar Rahman memang dikenal dengan nama Pengantin Alquran. Imam Baihaqi meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Segala sesuatu memiliki pengantinnya dan pengantin Alquran adalah Surat Ar Rahman."
Penamaan itu karena indahnya surat ini dan karena di dalamnya terulang sekian kali ayat fa bi ayyi ala'i Rabbikuma tukadziban, dan diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh pengantin.
Prof Quraish menjelaskan, tema utama surat ini adalah uraian tentang nikmat-nikmat Allah SWT, bermula dari nikmat-Nya yang terbesar dan teragung, yaitu Alquran. Thabathabai berpendapat bahwa surat ini mengandung isyarat tentang ciptaan Allah dengan sekian banyak bagiannya di langit dan bumi, darat dan laut, manusia dan jin.
Di mana Allah SWt mengatur semua itu dalam satu pengaturan yang bermanfaat bagi manusia dan jin. Bermanfaat untuk hidup mereka di dunia yang akan binasa dan yang kekal abadi di akhirat.
Prof Quraish mengutip pendapat pakar tafsir Al Biqai bahwa tema utama Surat Ar Rahman adalah pembuktian tentang apa yang diuraikan pada akhir Surat Al Qamar yang lalu. Yakni tentang keagungan kuasa Allah SWT, kesempurnaan pengaturan-Nya, yang ditunjuk oleh perincian keajaiban makhluk-makhluk-Nya dan keserasian serta keindahan ciptaan-Nya yang dikemukakan pada surat ini.
Yakni dengan jalan mengingatkan hal-hal tersebut kepada manusia dan jin. Dengan demikian, Al Biqai menyimpulkan, tujuan utama surat ini adalah menetapkan bahwa Allah SWT menyandang sifat rahmat yang tercurah kepada semua tanpa terkecuali.
Baca juga: Dua Surat Alquran Dibuka dengan Kata Tabarak, Ini Rahasianya yang Agung