Pelita Doa untuk Gamma
Hidup remaja berusia 17 tahun itu berakhir setelah ditembak polisi.
"Hey, sampai jumpa di lain hari. Untuk kita bertemu lagi. Kurelakan dirimu pergi. Meskipun, ku tak siap untuk merindu, ku tak siap tanpa dirimu, kuharap terbaik untukmu."
REPUBLIKA.CO.ID, Korus dari lagu milik Endank Soekamti berjudul "Sampai Jumpa" itu dinyanyikan dengan penuh emosional oleh ratusan siswa dan alumni SMKN 4 Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (29/11/2024) malam. Lagu tersebut merupakan ekspresi kesedihan dan kehilangan mereka atas sosok Gamma Rizkynata Oktafandy.
Gamma adalah siswa SMKN 4 Kota Semarang yang mengembuskan napas terakhirnya pada Ahad (24/11/2024) dini hari lalu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Kariadi. Hidup remaja berusia 17 tahun itu berakhir setelah ditembak anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang bernama Robig Zaenudin (38 tahun).
Di tengah ketidakjelasan kronologis peristiwa penembakan, pada Jumat malam, lima hari pasca meninggalnya Gamma, ratusan siswa dan alumni SMKN 4 Kota Semarang memutuskan menggelar doa bersama. Kegiatan itu dilaksanakan di depan gerbang SMKN 4 Kota Semarang di Jalan Pandanaran 2 No.7, Mugassari, Semarang Selatan.
Mayoritas peserta hadir mengenakan baju hitam sebagai tanda berkabung. Sebelum doa bersama dimulai, batang-batang lilin disulut. Para peserta kemudian duduk melingkar dan meletakkan bingkai potret Gamma di tengah. Untaian bunga berwarna kuning terentang pada bingkai tersebut.
Spanduk bertuliskan "Usut tuntas" dan "Justice for Gamma" dibentangkan di atas aspal, persis di depan bingkai potret Gamma. Setelah semua persiapan dan sambutan dari koordinator aksi, kegiatan doa bersama pun dimulai sekitar pukul 20:00 WIB.
Pembacaan doa untuk Gamma dilakukan secara Islam. Namun setelah itu perwakilan koordinator juga membacakan doa secara Kristen. Sepanjang prosesi doa, suasana hening dan khusyuk. Semua larut dan menundukkan kepala: mengharapkan Gamma mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.
Dalam pembacaan doa, mereka turut meminta agar fakta sesungguhnya dalam kejadian penembakan terhadap Gamma disingkap secara terang benderang. Mereka menolak Gamma disebut sebagai anggota gangster remaja (biasa disebut kreak di Semarang) seperti yang disampaikan Polrestabes Semarang.
"Gamma orangnya baik. Di sekolah dia fokus ikut ekstrakurikuler paskibraka dan berprestasi," ujar Belva, siswa SMKN 4 Kota Semarang yang merupakan teman sekelas Gamma, ketika diwawancara awak media seusai kegiatan doa bersama.
Menurut Belva, selain paskibraka, Gamma juga aktif mengikuti pencak silat. Dia menambahkan, Gamma pun sering berpartisipasi dalam lomba-lomba. Atas dasar itu, Belva menolak jika Gamma disebut anggota kreak. "Tidak percaya, karena orangnya berprestasi," ucap Belva ketika ditanya apakah dia percaya bahwa Gamma terlibat kreak.
Dia menuntut polisi agar tak menutup-nutupi kasus penembakan terhadap Gamma. "Pak polisi segera ungkap kasus sebenar-benarnya dan tunjukkan bukti-bukti yang disembunyikan dari kasus ini," kata dia.
Sementara itu, alumni SMKN 4 Kota Semarang yang juga koordinator aksi doa bersama, Ryantama, mengatakan, dia sangat mengapresiasi solidaritas yang ditujukan terhadap Gamma. "Kita menggalang doa. Kita berharap keadilan itu akan semakin terang," ujarnya
Ryantama berharap polisi berani mengusut pembunuhan terhadap Gamma secara tuntas. "Karena saya membayangkan bagaimana kondisi keluarga, bagaimana teman-teman sekelas, yang tahu beliau (Gamma) seperti apa. Kami menyayangkan narasi yang dilempar pihak kepolisian," ucapnya.
Pengabdi Bantuan Hukum LBH Semarang Fajar Muhammad Andhika turut berpartisipasi dalam acara doa bersama untuk Gamma yang digelar para siswa dan alumni SMKN 4 Kota Semarang. "Ini merupakan bentuk solidaritas dari kawan-kawan pelajar di Semarang menandakan bahwa semua lapisan masyarakat, terutama pelajar, menyayangkan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Maka dari itu berkumpulnya kami di sini adalah untuk menuntut keadilan," kata Fajar.
Dia mengingatkan bahwa kasus kematian warga sipil akibat tindakan aparat kepolisian kerap berulang. "Harusnya aparat kepolisian sadar diri, mereka harus bisa mengevaluasi institusinya. Harus dievaluasi total, agar tindakan sewenang-wenangan, apalagi melakukan penembakan, itu jangan sampai kemudian terjadi dan terulang kembali. Jangan sampai memakan korban-korban baru," ucapnya.
Doa untuk Gamma sudah dipanjatkan. Lilin asa bahwa kasus pembunuhannya bisa diungkap secara gamblang telah menyala dalam diri teman-teman, keluarga, dan masyarakat.
Lagu Selamat Jumpa milik Endank Soekamti dipilih untuk menutup kegiatan doa bersama yang digelar di depan gerbang SMKN 4 Kota Semarang pada Jumat malam. Lagu sentimentil yang lekat dengan momen perpisahan.