Apakah Aipda Robig Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat tak Hormat? Ini Kata Kompolnas

Selain menghadapi proses etik, Aipda Robig juga tengah menjalani proses terpidana.

Tangkapan layar
Seorang siswa SMK 4 Semarang bernama Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO) tewas ditembak oknum polisi.
Rep: Kamran Dikarma Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Muhammad Choirul Anam mengaku belum bisa mengomentari apakah Aipda Robig Zaenudin, anggota Polrestabes Semarang yang menjadi pelaku penembakan tiga pelajar, akan dipecat tidak dengan hormat (PTDH) atau tidak. Namun Choirul optimistis, ganjaran terhadap Robig akan maksimal.

Choirul mengungkapkan, saat ini proses etik terhadap Aipda Robig sudah berjalan. "Kami tidak bisa menyebutkan apa hasilnya, apakah ada PTDH atau tidak. Sidangnya masih berlangsung dan kita tidak boleh melampaui itu. Tapi kalau melihat keseriusan yang dilakukan dan bahan-bahan yang ada, kami meyakini hasilnya akan maksimal," ucapnya saat menghadiri konferensi pers di Mapolda Jawa Tengah (Jateng), Kota Semarang, Senin (2/12/2024).

Selain menghadapi proses etik, Aipda Robig juga tengah menjalani proses terpidana. Hal itu karena keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMKN 4 Kota Semarang yang tewas ditembak Robig, telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Jateng.

Choirul mengungkapkan, saat ini Polda Jateng terus memproses laporan pidana terhadap Robig. "Salah satu yang bisa dilihat publik luas adalah proses ekshumasi (pembongkaran makam Gamma)," ujarnya.

"Pak Kapolda (Jateng) dengan jajarannya berkomitmen untuk ini dilakukan secara profesional. Tegas. Kalau salah ya salah, siapapun itu," tambah Choirul.

Dia mengapresiasi Polda Jateng karena mau terbuka dan membiarkan Kompolnas memantau semua proses yang dijalani Aipda Robig. "Kami melihat semua video, termasuk juga menyandingkan dengan semua keterangan yang kami peroleh tanpa melibatkan Polda. Kami yakin proses pidananya (Aipda Robig) juga akan maksimal," kata Choirul.

Baca Juga


CCTV Jadi Kunci
Choirul Anam mengungkapkan jejak digital atau rekaman video menjadi kunci dalam pengungkapan kasus penembakan tiga pelajar SMK oleh anggota Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin. Hal itu mengingat masih adanya perbedaan cerita atau kronologis penembakan antara yang dirilis polisi dengan kesaksian pihak-pihak lain.

Choirul mengungkapkan, Kompolnas sudah menemui sejumlah pihak untuk menghimpun informasi sekaligus memverifikasi keterangan-keterangan terkait aksi penembakan yang dilakukan Aipda Robig. Pihak yang ditemui antara lain sekolah, keluarga korban, anak-anak yang diduga terlibat tawuran, sejumlah warga di sekitar lokasi penembakan, serta tim penyidik Polrestabes Semarang dan Polda Jawa Tengah (Jateng).

"Memang ada persoalan perbedaan cerita. Bagaimana cara mengembalikan perbedaan cerita itu? Video. Jejak digitalnya itu tidak bisa diubah. Ya ikut (video) itu," kata Choirul ketika menghadiri konferensi pers terkait aksi penembakan Aipda Robig di Mapolda Jateng, Senin (2/12/2024).

Dia memaklumi para pihak menginginkan versi ceritanya yang menjadi acuan dalam menarasikan peristiwa penembakan yang terjadi pada dini hari tanggal 24 November 2024 lalu. "Tapi sekali lagi dikembalikan ke sesuatu yang memang secara objektif bisa dilihat dan bisa diukur oleh semua orang. Salah satu yang paling utama ya jejak digital itu," ucapnya.

"Apa pun yang terjadi, apa pun tafsir dan sebagainya terhadap pristiwa, yang paling utama adalah rekam jejak digital. Sesuatu yang tidak mungkin bisa diubah," tambah Choirul.

Dia mengaku telah melihat beberapa video dan rekaman kamera pengawas terkait aksi penembakan Aipda Robig. Rekaman tersebut kemudian disandingkan dengan keterangan para saksi yang sudah ditemui Kompolnas.

Choirul optimistis proses pidana dan etik terhadap Aipda Robig bakal berjalan tanpa ganjalan. "Kami pesan ke Polres maupun ke Polda untuk memperlakukan kasus ini salah satunya dengan pendekatan penyelidikan yang ilmiah. Ilmiahnya gimana? Ya dicek semua. Hp, CCTV, dicek, keakuratan dan sebagainya. Hanya itu yang harus jd pegangan utama," ucapnya.

Keluarga Korban Amankan CCTV
Anggota keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy mengungkapkan telah memiliki rekaman kamera pengawas atau CCTV yang diduga menampilkan detik-detik Gamma ditembak oleh anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin. Rekaman CCTV itu pun sudah diperlihatkan ke komisioner Komnas HAM yang turut berpartisipasi menyelidiki kejadian tersebut.

Seorang anggota keluarga Gamma yang meminta dirahasiakan identitasnya mengungkapkan, setelah Gamma tewas ditembak Aipda Robig, keluarga mencoba melakukan penggalian fakta-fakta secara mandiri. Hal itu termasuk mendatangi lokasi penembakan.

"Kerabat cari sendiri informasinya. Senin (25/11/2024), saya cari sendiri di area (perumahan) Paramount, tidak ada kejadian seperti tawuran. Terus di area Alfamart (Jalan Candi Penataran) yang lokasi itu juga tidak ada. Cuma memang kalau kendaraan dikejar memang ada," katanya ketika diwawancara di Semarang, Ahad (1/12/2024).

Dia menambahkan, akhirnya keluarga Gamma memperoleh rekaman CCTV Alfamart yang berlokasi di Jalan Candi Penataran, Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang. Namun dia menolak mengungkap bagaimana cara mendapatkan rekaman CCTV tersebut. "(Rekaman CCTV) ini kan yang diambil sama orang Polrestabes (Semarang), cuma saya masih dapat. Ya bukan saya lah (yang mendapatkan rekaman CCTV-nya), ada yang bisa mendapatkan," ucapnya.

Dalam rekaman CCTV tertanggal 24 November 2024 tersebut, tampak seorang pria yang mengendarai sepeda motor jenis PCX atau Nmax berhenti di seberang Alfamart. Tak lama kemudian, dia memarkirkan sepeda motornya di tengah jalan dalam posisi melintang, lalu melangkah turun. Pria tersebut diduga merupakan Aipda Robig Zaenudin.

Setelah turun dari motornya, pria itu berjalan ke arah tiga sepeda motor yang melaju dari arah selatan ke utara. Menurut anggota keluarga Gamma yang enggan dipublikasikan identitasnya, salah satu motor tersebut ditumpangi oleh Gamma.

Dalam rekaman CCTV, tampak pria itu melepaskan tembakan langsung ke arah tiga sepeda motor tepat ketika mereka melintas di depannya. Ketika menembak motor yang ketiga, pria tersebut sempat terjungkal ke belakang. Pada rekaman CCTV, peristiwa itu terjadi pada pukul 00:19 WIB.

Setelah ketiga motor tersebut melintas, pria itu kembali ke sepeda motornya. Ketika berusaha memutarbalikkan motornya, pria itu seperti kehilangan keseimbangan, lalu jatuh tersungkur bersama motornya. Setelah bangkit, dia kemudian memacu motornya ke arah yang sama dengan ketiga motor yang melintasinya sebelumnya.

Anggota keluarga Gamma yang memperlihatkan rekaman CCTV tersebut mengungkapkan, komisioner Komnas HAM sudah menemui mereka untuk menanyakan dan memverifikasi peristiwa penembakan terhadap Gamma. Pada kesempatan itu, keluarga Gamma menunjukkan rekaman CCTV itu. "Sudah ditunjukkan (ke komisioner Komnas HAM)," ucapnya.

Selain Gamma, terdapat dua siswa SMKN 4 Kota Semarang lainnya yang menjadi korban penembakan Aipda Robig. Mereka adalah S (16 tahun) dan A (17 tahun). Keduanya hanya mengalami luka. S tertembak pada tangan kirinya. Sementara A mengalami luka di bagian dada setelah akibat terserempet peluru yang mengenai S.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler