Kolaborasi dalam Kebaikan

Dosen wajib melaksanakan Tridarma PT dan melaporkan kegiatan yang telah dilakukan.

amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Red: Fernan Rahadi

Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)

REPUBLIKA.CO.ID, Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) merupakan nama sebuah program yang diluncurkan oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2022 yang lalu. Program ini merupakan kolaborasi lintas perguruan tinggi (PT) yang mengaplikasikan hasil riset ke dalam masyarakat. Universitas Amikom Yogyakarta sebagai PT Pelaksana dan Universitas AKPRIND Indonesia sebagai PT Pendamping mendapat hibah pendanaan tahun anggaran 2024 untuk program Kosabangsa ini. Hari ini, Rabu 4 Desember 2024 dilaksanakan monitoring dan evaluasi eksternal yang dilakukan oleh DRTPM untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai yang diharapkan.


Hasil riset dari PT Pendamping berupa teknologi tepat guna (TTG) diaplikasikan ke masyarakat oleh PT Pelaksana merupakan bentuk implementasi Tridarma PT. Tridarma PT yang memiliki elemen Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian kepada Masyarakat tercermin dalam program Kosabangsa ini.

Sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam PT, dosen tidak bisa dilepaskan dengan Tridarma PT ini. Dosen wajib melaksanakan Tridarma PT dan melaporkan kegiatan yang telah dilakukan.

Isian kegiatan Tridarma PT yang disebut Beban Kerja Dosen (BKD) menjadi rutinitas yang tidak bisa dilepaskan dari dosen. Tidak dimungkiri bahwa pengisian BKD tersebut, seperti namanya menjadi beban tersendiri bagi dosen. Beredarnya meme dengan tokoh film Dr Strange memberikan gambaran bahwa dosen layaknya manusia super yang mampu menyelesaikan seabrek pekerjaan.

Wacana untuk memberikan kebebasan dosen untuk menjalankan Tridarma PT sesuai passion-nya sampai saat ini belum mampu diwadahi dalam sistem yang berjalan. Seperti dalam program Kosabangsa ini, membutuhkan dosen dengan passion besar di bidang Pengabdian kepada Masyarakat.

Kebutuhan sumber daya waktu dan tenaga yang besar dalam pelaksanaannya menjadikan tantangan tersendiri bagi dosen yang terlibat dalam struktural PT atau dosen yang memiliki kecondongan minat di dua bidang lainnya. Pengalaman terlibat dalam program Kosabangsa ini menunjukkan bahwa kebebasan dosen untuk dapat menekuni passion yang dimiliki menjadi semakin urgen untuk bisa diimplementasikan. Program Kosabangsa mungkin bisa menjadi filter atau katalis untuk bisa menunjukkan passion yang dimiliki oleh dosen.

Pemberian kebebasan untuk mengejar sesuai passion yang dimiliki bagi mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir juga telah banyak diterapkan. Sebagai contohnya, di Universitas Amikom Yogyakarta memberikan kebebasan untuk mahasiswa dalam menentukan bentuk atau jalur tugas akhir yang dilaksanakan. Salah satu jalur yang ditawarkan di Universitas Amikom Yogyakarta adalah jalur riset bagi mahasiswa Program Sarjana.

Jalur tersebut yang diambil oleh salah satu mahasiswi Program Studi Informatika, bimbingan saya yang bernama Ririn Nurdiyanti Mahasiswi angkatan 2021 melakukan publikasi hasil risetnya dalam The 6th International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems (ICORIS). Ririn berhasil mendapatkan penghargaan Best Paper dalam seminar internasional ini. Sebuah hasil yang tentu membanggakan, bagi kampus, bagi pembimbing, dan bagi Ririn khususnya sebagai salah satu bentuk prestasi akademik.

Tidak dimungkiri bahwa dibutuhkan antusiasme dan ketekunan yang kuat dalam setiap langkah perjalanan untuk mencapai prestasi tersebut. Demikian pula bahwa passion juga memiliki peran dalam pencapaian prestasi tersebut. Bagaimana menemukan passion yang tepat dan dapat didukung dengan antusiasme untuk mencapai prestasi akademik tentu menjadi tugas bersama yang harus dilakukan oleh seluruh pemangku sistem.

Apa pun passion yang dimiliki, tentu yang diharapkan adalah dapat membawa kebajikan. Hal ini seperti yang diisyaratkan dengan indah dalam ayat ke 97 surat An-Nahl, “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia beriman, maka Kami akan memberinya kehidupan yang baik. Dan Kami akan memberikan balasan kepada mereka dengan lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.” Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler