CNN Indonesia Bebastugaskan Jurnalisnya yang Diduga Tutupi Kasus Gamma, Ini Putusannya

Dewan Pers akan memanggil jurnalis CNN dalam kasus penembakan siswa di Semarang.

Rep-Kamran Dikarma
Doa untuk Gamma di SMKN 4 Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/11/2024).
Rep: Kamran Dikarma Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Redaksi CNN Indonesia Titin Rosmasari telah membebastugaskan jurnalisnya yang diduga terlibat upaya penutupan kasus penembakan tiga pelajar SMK oleh anggota Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin. Dalam penembakan tersebut, satu korban bernama Gamma Rizkynata Oktafandy meninggal karena kelakuan Aipda Robig.

Baca Juga


Dalam keterangan tertulisnya yang sudah dikonfirmasi Republika, Titin mengungkapkan telah mengikuti berbagai laporan terkait dugaan keterlibatan jurnalis CNN Indonesia dalam kasus penembakan siswa SMK di Semarang. Dia mengakui jurnalis berinisial DS tersebut merupakan jurnalis CNN Indonesia yang bertugas di Semarang.

"Segera setelah munculnya pemberitaan di atas, kami melakukan investigasi internal untuk memeriksa kebenaran dugaan tersebut. Pada saat yang sama, jurnalis yang dilaporkan dibebastugaskan dari kegiatan jurnalistik apa pun hingga diambilnya keputusan lebih lanjut," kata Titin dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Republika pada Rabu (4/12/2024).

Dia menambahkan, investigasi dilakukan secara adil dan berimbang. "Termasuk dengan menghubungi pihak terkait, seperti jaringan jurnalis dan keluarga korban di Semarang," ujarnya.

Titin menekankan, kode etik jurnalistik adalah penjuru awak CNN Indonesia dalam bertugas. "Pelanggaran dalam bentuk apa pun dapat berakibat sanksi. Terima kasih perhatian dan kesabaran Ibu/Bapak memberi kami kesempatan menuntaskan proses internal ini," katanya.

Dewan Pers bertindak..

 

Menyusul adanya dugaan keterlibatan jurnalis CNN Indonesia dalam kasus penembakan tiga siswa SMKN 4 Semarang, Dewan Pers bakal memanggil manajemen CNN Indonesia dan jurnalis terkait. "Kami dari Dewan Pers akan meminta keterangan manajemen CNN Indonesia dan juga wartawan bersangkutan untuk klarifikasi," kata Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu dalam keterangannya, Rabu (4/12/2024).

Dia menambahkan, Dewan Pers belum memutuskan kapan pemanggilan terhadap manajemen CNN Indonesia dan wartawan yang bersangkutan akan dilakukan. Ninik mengatakan hal itu akan dikoordinasikan lebih lanjut. Secara informal, CNN Indonesia menyampaikan sedang dalam proses investigasi internal untuk menyiapkan seluruh informasi yang bisa disampaikan ke publik.

Ninik menjelaskan, dalam melaksanakan tugasnya, setiap wartawan dan media pers di Indonesia terikat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Menurut Ninik, hal itu akan ditekankan saat proses klarifikasi dengan CNN Indonesia dan wartawan terkait. Tujuannya agar terungkap fakta yang jelas sebelum Dewan Pers mengambil keputusan.

Dewan Pers mendukung langkah Polri yang terbuka dalam penyelesaian kasus penembakan tiga siswa SMKN 4 Semarang oleh Aipda Robig Zaenudin. Menurut Ninik, upaya Polri untuk tidak menutup-nutupi dan memaparkan apa adanya peristiwa tersebut patut mendapat apresiasi.

Upaya penutupan kasus..

 

Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy mengungkapkan, Polrestabes Semarang sempat berusaha meminta mereka tak memperbesar kasus penembakan hingga tewas terhadap Gamma yang dilakukan Aipda Robig Zaenudin. Menurut mereka, dalam upaya itu terdapat seorang oknun wartawan yang terlibat.

Paman Gamma, Agung, mengungkapkan, pada Senin (25/11/2024), sehari setelah Gamma dimakamkan di Sragen, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar dan beberapa anggotanya mendatangi kediaman keluarga Gamma yang berlokasi di Jalan Borobudur Timur XIV, Kembangarum, Semarang Barat. Pada kesempatan itu, Irwan menjelaskan kepada keluarga tentang kronologi penembakan terhadap Gamma yang dilakukan anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin.

"Setelah selesai tadinya tidak tahu kalau di situ ternyata Pak Kapolres bawa wartawan, dan duduknya di depan saya," kata Agung saat diwawancara di Semarang, Selasa (3/12/2024).

Dia menambahkan, oknum wartawan tersebut kemudian meminta keluarga Gamma membuat rekaman video menyatakan sudah mengikhlaskan kejadian penambakan terhadap Gamma. "Orang (oknum wartawan) itu bilang ke saya, 'Pak, ini biar beritanya tidak ke mana-mana, sebaiknya dari keluarga korban membuat video pernyataan bahwa keluarga korban sudah mengikhlaskan kejadian ini dan tidak akan membesar-besarkan masalah ini'," ucap Agung.

Oknum wartawan itu kemudian meyakinkan keluarga Gamma bahwa proses hukum selanjutnya bakal ditangani Polrestabes Semarang. "Terus Pak Kapolres juga bilang, 'Tidak apa-apa Pak, nanti bapak membuat pernyataan seperti ini saja'," kata Agung.

"Terus Pak Kapolres mengulangi itu, bahwa keluarga Gamma sudah mengikhlaskan kejadian ini dan tidak akan membesar-besarkan masalah ini, dan untuk masalah hukumnya nanti diserahkan kepada Kapolrestabes," tambah Agung.

Agung mengungkapkan, keluarga Gamma menolak permintaan Kapolrestabes Semarang dan oknum wartawan tersebut. "Saya tidak mau. Karena saya harus rembukan dengan keluarga besar kami," ucapnya.

Namun Agung mengaku belum mengetahui nama media tempat wartawan itu bekerja. "Pokoknya dia bilang wartawan. Cuma kita kan tidak tahu wartawan apa, kita tidak menanyakan wartawan dari mananya," katanya.

Menurut Agung, selain Kombes Irwan Anwar dan oknum wartawan tersebut, terdapat dua anggota Polrestabes Semarang lain yang berbincang berhadap-hadapan dengan keluarga Gamma. Sementara beberapa anggota Polrestabes Semarang lainnya menunggu di luar.

Dia mengatakan, ketika kunjungan usai, oknum wartawan tersebut menumpangi mobil yang sama dengan Kombes Irwan Anwar. "Duduknya sebelahnya Pak Kapolres," ujar Agung.

Agung menjelaskan, saat pertemuan dengan Irwan Anwar berlangsung, terdapat beberapa wartawan lain yang datang ke kediaman keluarga Gamma. Namun mereka diminta pergi. "Kita pikir kan (pertemuan) ini internal ya, bukan diliput kan. Tapi ternyata ada wartawan itu. Memang saat kita berbincang, dia foto-foto gitu," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler