Ketika Nabi Musa Menampar Malaikat Pencabut Nyawa, Ini yang Disampaikan Allah SWT
Nabi Musa wafat pada usia 120 tahun
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Nabi kita Musa 'alaihissalam adalah salah satu rasul yang pertama kali diutus di kalangan Bani Israil yang didukung oleh Allah SWT dengan sembilan mukjizat, yaitu tongkat, darah, tangan, semut, air bah, belalang, belalang, kutu, dan katak.
Nabi Musa 'alaihissalam dibesarkan di dalam rumah Firaun, setelah ibunya melemparnya ke laut karena takut kepada Firaun.
Setelah dewasa, beliau pernah membunuh seseorang karena takut dengan penindasan orang-orang, lalu dia pergi ke negeri Midian dan tinggal di sana selama sepuluh tahun, dan setelah kembali, Allah SWT memberikannya risalah di Wadi Tewa, setelah penugasan risalah tersebut, beliau terus berdakwah kepada kaumnya hingga ajal menjemputnya di masa Tihah Besar.
Suatu hari malaikat maut mendatangi Nabi Musa dalam bentuk seorang laki-laki untuk mencabut nyawanya. Nabi Musa menamparnya dengan pukulan yang keras dan mencungkil salah satu matanya, karena mengira bahwa orang tersebut ingin melukainya, maka malaikat maut itu kembali untuk memberitahukan kepada Allah SWT tentang apa yang telah terjadi.
BACA JUGA: Mengapa Stabilitas Suriah Penting dan Jangan Sampai Jatuh di Tangan Pemberontak?
Dia mengatakan bahwa dia diutus kepada seorang hamba yang tidak menyukai kematian, maka Allah memerintahkan untuk kembali kepadanya dan mengatakan kepadanya bahwa Allah memilih kamu antara kematian dan meletakkan tangannya di punggung seekor sapi jantan.
Ketika malaikat maut melakukan hal itu, dia menegaskan bahwa dia adalah malaikat yang diperintahkan oleh Allah SWT, maka Nabi Musa bertanya kepadanya, "Apa yang terjadi setelah Allah memanjangkan umurku?" Raja berkata, "Kematian," dan Nabi Musa berkata, "Baik kalau begitu," dan Nabi Musa wafat pada usia 120 tahun di dekat tempat saudaranya Harun -'alaihis-salam- wafat.
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya sebagai berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلّ الله عليه وسلم قال ” أُرسل ملك الموت إلى موسى ـ عليه السلام ـ فلما جاءه صكه ففقأ عينه، فرجع إلى ربه فقال : أرسلتني إلى عبد لا يريد الموت ، قال : فرد الله إليه عينه وقال : ارجع إليه فقل له يضع يده على متن ثور ، فله بما غطت يده بكل شعرة سنة ، قال : أي رب ثم مه ؟ قال: ثم الموت ، قال فالآن . فسأل الله أن يدنيه من الأرض المقدسة رمية بحجر . فقال رسول الله ـ صلّ الله عليه وسلم ـ “فلو كنت ثَمَّ لأريتكم قبره إلى جانب الطريق تحت الكثيب الأحمر
Dari Abu Hurairah -raḍhiyallāhu 'anhu- bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Malaikat maut diutus kepada Musa -'alaihissalām-, lalu ketika dia datang kepadanya, dia memukulnya dan mencungkil matanya, lalu Musa kembali kepada Rabb-nya dan berkata, 'Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba sahaya yang tidak mau mati: "Kembalilah kepadanya dan katakan kepadanya untuk meletakkan tangannya di atas seekor sapi jantan, maka ia akan mendapatkan satu tahun untuk setiap rambut yang menutupi tangannya." Ia berkata, "Ya Rabb, kemudian apa?" Beliau bersabda, "Kemudian kematian." Ia pun berkata, "Sekarang. Dia meminta kepada Allah agar memberinya sepelemparan batu dari Tanah Suci. Rasul Allah berkata, "Jika aku ada di sana, aku akan menunjukkan kuburannya di sisi jalan di bawah Bukit Merah."