Mengapa Rezim Assad Suriah dengan Cepat Tumbang, Ini Analis Pakar
Demoralisasi di tubuh tentara Assad disinyalir jadi penyebab kejatuhan Damaskus.
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Oposisi bersenjata Suriah dengan cepat menguasai ibu kota Damaskus setelah merebut Aleppo, Hama, dan Homs. Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah kabur dari Damaskus usai pergerakan cepat gerakan oposisi.
Lantas yang membuat pemerintahan Bashar al-Assad dapat dengan cepat jatuh?
David Des Roches, seorang profesor madya di Near East South Asia Center for Security Studies, mengaitkan keberhasilan serangan kilat pemberontak Suriah karena kurangnya moral dan kepemimpinan dalam tentara Suriah.
"Jika kita kembali ke intervensi pasukan Iran dan Rusia tahun 2014, kita mulai mendengar laporan tentang bagaimana pasukan rezim Arab Suriah pada dasarnya tidak dipimpin dengan baik, dan lebih tertarik memeras uang suap dari penduduk sipil daripada benar-benar bertempur," ujarnya dilansir Aljazirha.
Saat itu, pertempuran sebenarnya justru dilakukan oleh proksi yang dipimpin Iran yang didukung oleh kekuatan udara dari Rusia. Bukan dari tantara pemerintahan Bashar al-Assad.
"Ketika kekuatan udara Rusia disingkirkan, seperti yang telah terjadi, dan proksi yang dipimpin Iran tidak dapat terlibat dalam pertempuran, yang tersisa adalah demoralisasi, kepemimpinan yang buruk, perlengkapan yang buruk, dan institusi yang benar-benar korup," katanya.
"Dan orang-orang tidak mau mengambil risiko dalam situasi seperti itu."
Sebelumnya, gerakan oposisi telah mengatakan berakhirnya kekuasaan al-Assad menandai babak baru dalam sejarah Suriah.
“Setelah 50 tahun penindasan di bawah kekuasaan Baath dan 13 tahun kriminalitas, tirani, dan pengungsian, dan setelah perjuangan panjang, menghadapi segala macam pasukan pendudukan, kami nyatakan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era gelap itu dan dimulainya era baru bagi Suriah,” kata pemberontak dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita Reuters, mengutip para saksi, melaporkan bahwa ribuan orang di dalam mobil dan berjalan kaki berkumpul di pusat kota Damaskus, meneriakkan, "Kebebasan!"
Video yang diunggah daring, yang diverifikasi oleh Al Jazeera, menunjukkan beberapa orang di Alun-alun Ummayad, berdiri di atas tank militer yang ditinggalkan dan bernyanyi untuk merayakan.
Pemberontak Suriah mengatakan mereka telah merebut ibu kota, Damaskus, dan mengumumkan jatuhnya pemerintahan al-Assad.
"Tiran Bashar al-Assad telah melarikan diri," kata oposisi bersenjata dalam sebuah pernyataan.
"Kami nyatakan Damaskus bebas dari tiran Bashar al-Assad."
Pasukan oposisi Suriah dilaporkan berhasil memasuki ibu kota Suriah, Damaskus. Mengutip Aljazirah, oposisi Suriah mengeklaim telah memasuki Damaskus untuk menguasai Kota Homs.
Pasukan oposisi telah menduduki stasiun televisi negari dan markas radio di ibu kota. Kontak senjata sempat terdengar, namun pasukan Assad telah meninggalkan kota.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad menaiki pesawat dan pergi ke tujuan yang tidak diketahui.
Kantor berita itu mengutip dua perwira senior militer yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui insiden tersebut.
Sebelumnya pada Sabtu, pemerintah membantah laporan bahwa al-Assad telah meninggalkan Damaskus. Kantor berita negara itu mengatakan bahwa ia tetap berada di Damaskus dan menjalankan tugasnya dari ibu kota.
Sumber pemberontak Suriah mengatakan kepada Al Jazeera Arabic bahwa pasukan pemerintah telah ditarik dari markas besar Kementerian Pertahanan di Damaskus.