Patung Bayi Yesus Berbalut Keffiyeh Palestina di Vatikan

Paus Fransiskus serukan agar genosida di Jalur Gaza, Palestina, segera dihentikan.

REUTERS/Remo Casilli
Paus Fransiskus melintas di depan instalasi Bintang Betlehem di Aula Paulus VI Vatikan, 7 Desember 2024. Instalasi ini dirancang oleh seniman Palestina Johny Andonia dan Faten Nastas Mitwasi yang berasal dari Bethlehem, Palestina.
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA VATIKAN -- Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus meresmikan kegiatan rutin tahunan dalam rangka menyambut Hari Raya Natal. Dalam tradisi ini, seperti biasa gereja Vatikan menghadirkan sejumlah patung yang menggambarkan suasana kelahiran Yesus Kristus.

Baca Juga


Namun, ada yang unik pada perayaan kali ini. Sebab, patung kayu Yesus bayi tampak berbaring di atas hamparan syal keffiyeh. Itu merupakan kain khas Palestina dan bahkan sudah jamak dianggap sebagai simbol nasional negara yang sedang dijajah Israel tersebut.

Daily Mail melaporkan, agenda yang digelar selama akhir pekan lalu itu mengundang banyak perhatian publik. Bukan kali ini saja Paus Fransiskus menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Palestina. Pada November 2024 lalu, tokoh yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu juga menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 sebagai sebuah genosida dan harus segera dihentikan.

Yesus atau Nabi Isa AS lahir dalam keluarga Yahudi di Betlehem (Palestina) sekitar 2000 tahun yang lalu. Ajaran Katolik meyakini, kematian dan kebangkitannya memicu lahirnya agama Kristen.

Dalam pidatonya, sang pemimpin Gereja Katolik Dunia mendesak agar genosida di Jalur Gaza segera dihentikan. "Hentikan perang! Hentikan kekerasan!" kata Paus Fransiskus di hadapan ribuan orang, termasuk 21 kardinal yang baru dilantik, di Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan, Sabtu (7/12/2024) waktu setempat.

"Apakah Anda tahu bahwa salah satu investasi yang paling menguntungkan adalah di industri senjata? Mereka menghasilkan uang untuk membunuh. Namun mengapa?" lanjutnya, sekali lagi mengutuk industri senjata yang menurutnya memicu berbagai pertumpahan darah di dunia.

Instalasi Bintang Betlehem yang menampilkan patung bayi Yesus mengenakan keffiyeh Palestina di Aula Paulus VI Vatikan, Sabtu (7/12/2024). - (REUTERS/Remo Casilli )

Dengan duduk di atas kursi roda, Paus mendekat ke arah patung Yesus bayi, yang berbaring di atas syal keffiyeh. Tokoh yang kini berusia 87 tahun itu melihat karya yang berjudul "Nativity of Bethlehem 2024" yang dirancang dua seniman asal Betlehem, Palestina, yakni Johny Andonia dan Faten Nastas Mitwasi.

 

Struktur utama patung ini memiliki tinggi hampir tiga meter. Ada pula struktur lainnya yang menampilkan berbagai adegan kelahiran Yesus. Vatikan mengakui wilayah Palestina sebagai negara berdaulat pada tahun 2013 dan menandatangani perjanjian pada tahun 2015.

Total jumlah korban jiwa sejak tahun lalu mencapai 44.664 orang di Jalur Gaza. Demikian keterangan Kementerian Kesehatan Gaza, per Sabtu (7/12/2024). Dalam pernyataannya, kementerian tersebut mengungkapkan sekitar 105.976 lainnya terluka akibat serangan yang masih terus berlangsung. "Masih banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim penyelamat tidak bisa mencapai mereka," tambahnya.

Paus Fransiskus sebelumnya menyerukan penyelidikan untuk menentukan apakah serangan Israel di Gaza merupakan genosida. Menurut kutipan yang dirilis pada hari Ahad dari sebuah buku baru yang akan terbit menjelang tahun yubileum Paus.

Kala itu adalah pertama kalinya Paus Fransiskus secara terbuka mendesak dilakukannya penyelidikan atas tuduhan genosida atas tindakan Israel di Jalur Gaza. “Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki karakteristik genosida,” kata Paus dalam kutipan yang diterbitkan pada Ahad oleh harian Italia La Stampa.

Pada September, ia mengatakan bahwa serangan Israel di Gaza dan Lebanon telah tidak bermoral dan tidak proporsional, dan bahwa militer Israel telah melampaui aturan perang, dikutip dari Associated Press, Senin (18/11/2024).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler