Firaun Jahat tetapi Mengapa Nabi Musa dan Harun Tetap Diperintahkan Lemah Lembut?

Dakwah harus tetap dilakukan dengan lemah dan lembut

Antara/Irwansyah Putra
Ilustrasi berdakwah. Dakwah harus tetap dilakukan dengan lemah dan lembut
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kisah Musa dan Harun alaihissalam berdakwah kepada Firaun adalah salah satu cerita inspiratif dalam Alquran yang menggambarkan keberanian, kesabaran, dan keteguhan dalam menyampaikan kebenaran meski dihadapkan pada penguasa zalim.

Musa alaihissalam dipilih oleh Allah SWT sebagai nabi untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan di Mesir. Allah SWT memerintahkannya, bersama saudaranya Harun alaihissalam, untuk berdakwah kepada Firaun, yang dikenal sebagai pemimpin sombong, zalim, dan mengaku sebagai tuhan. Allah SWT berfirman dalam surat surat Thaha ayat 44:

فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى

Artinya: "Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS Thaha [20]: 44).

Dalam Tafsir Tahlil Alquran Kemenag dijelaskan, dalam ayat ini Allah mengajarkan kepada Musa dan Harun bagaimana cara menghadapi Firaun, yaitu dengan kata-kata yang halus dan ucapan yang lemah lembut. 

Seseorang yang dihadapi dengan cara demikian, akan terkesan di hatinya dan akan cenderung menyambut baik dan menerima dakwah dan ajakan yang diserukan kepadanya. 

Cara yang bijaksana seperti ini telah diajarkan pula kepada Nabi Muhammad  SAW oleh Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl [16]: 125)

Sebaliknya kalau seseorang itu dihadapi dengan kekerasan dan dengan bentakan, jangankan akan takluk dan tunduk, justru dia akan menentang dan menjauhkan diri, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:

وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ

Artinya: "Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.” (QS Ali Imran [3]: 159)

BACA JUGA: Media Israel Sibuk Komentari Capaian Pemberontak Suriah, Ini Faktornya Menurut Mereka

Selain petunjuk Allah kepada Musa dan saudaranya, agar mereka bersikap santun menghadapi Firaun, juga diajarkan kata-kata yang akan disampaikan Musa kepada Fir‘aun, sebagaimana dikisahkan Allah di dalam firman-Nya:

فَقُلْ هَلْ لَّكَ اِلٰٓى اَنْ تَزَكّٰىۙ ١٨ وَاَهْدِيَكَ اِلٰى رَبِّكَ فَتَخْشٰىۚ ١٩

Artinya: “Maka katakanlah (kepada Firaun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan), dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?” (QS an-Nazi’at [79]: 18-19).

INFO GRAFIS Fakta Unik tentang Alquran - (Republika )

Dengan cara dan kata-kata yang demikian itu diharapkan Firaun dapat menyadari kesesatannya, dan takut kepada azab yang akan ditimpakan kepadanya apabila dia tetap membangkang.

Saat berdakwah kepada Firaun, Allah SWT membekali Nahi Musa dengan mukjizat, seperti tongkat yang berubah menjadi ular besar dan tangan yang bercahaya, sebagai bukti kenabiannya. Sedangkan Nabi Harun ditugaskan membantu Musa karena kefasihannya dalam berbicara. 

Namun, ketika Musa dan Harun berdakwah, Firaun dengan sombong menolak seruan tauhid dan malah menantang Musa untuk menunjukkan bukti kerasulannya. 

Tidak hanya itu, Firaun menuduh Musa sebagai penyihir dan mengumpulkan para penyihir terbaik untuk melawannya. Dalam pertandingan, tongkat Musa berubah menjadi ular besar yang menelan semua sihir mereka. Para penyihir yang menyaksikan mukjizat ini langsung beriman kepada Allah.

Meski menyaksikan mukjizat, Firaun tetap sombong. Ia bahkan mengancam Musa, Harun, dan Bani Israil dengan penindasan lebih kejam. Namun, Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk tetap tegar.

Selanjutnya, Allah  SWT memerintahkan Nabi  Musa untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir. Saat dikejar oleh Firaun dan pasukannya, Allah membelah Laut Merah untuk memberi jalan kepada Musa dan kaumnya, sementara Firaun dan tentaranya tenggelam ketika mencoba mengejar. Pelajaran dari kisah Dakwah Nabi Musa dan Harun:

1. Kesabaran dan tawakal 

Nabi Musa dan Harun mengajarkan pentingnya kesabaran dan tawakal kepada Allah, meski menghadapi tantangan besar.

2. Bicara dengan lemah lembut

 Allah SWT memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk berdakwah dengan cara yang lembut, meskipun kepada penguasa zalim.

3. Kekuatan Allah SWT di atas segalanya

BACA JUGA: Iran, Irak, dan Uni Emirat Arab tak akan Biarkan Suriah Jatuh di Tangan Pemberontak

Baca Juga



 

Mukjizat Nabi Musa membuktikan bahwa kuasa Allah tak tertandingi, bahkan oleh kekuatan duniawi sebesar Firaun.

4. Akhir kesombongan

Firaun yang sombong akhirnya binasa sebagai peringatan bahwa kesombongan dan kezaliman tidak akan kekal.

Kisah ini menjadi pengingat bagi umat manusia untuk selalu beriman kepada Allah dan berusaha menegakkan kebenaran dengan cara yang bijaksana.    

INFO GRAFIS Fakta-Fakta Unik tentang Alquran - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler