Jelang Natal, Israel Makin Brutal di 'Kampung Yesus Kristus'
Israel sepekan belakangan rajin menghancurkan rumah-rumah di Betlehem.
REPUBLIKA.CO.ID, BETLEHEM -- Dua pekan sebelum perayaan Natal umat Kristiani, Israel terus melakukan penindasan di Betlehem, kampung kelahiran Yesus Kristus merujuk kepercayaan agama tersebut. Bangunan-bangunan dihancurkan, pohon zaitun dicabut, dan warga setempat diserang.
Pada Senin, WAFA melaporkan pasukan penjajah Israel menghancurkan dua rumah milik warga Palestina di desa Al-Walaja, barat laut Betlehem. Kepala dewan desa Al-Walaja, Khader Abu al-Teen, mengatakan kepada WAFA bahwa pasukan tentara Israel menyerbu desa tersebut dan mulai menghancurkan dua rumah yang sedang dibangun di daerah Khallet al-Hussein di pintu masuk desa, masing-masing terdiri dari rumah dua lantai milik warga sekitar Nabil Mahmoud Abu al-Teen dan Walid Abu al-Teen.
Betlehem adalah kota tempat Gereja Kelahiran berlokasi. Gereja itu dibangun seturut keterangan dalam Injil Matius dan Lukas di Perjanjian baru terkait lokasi kelahiran Yesus Kristus di wilayah tersebut.
Pasukan khusus Israel yang menyamar pada Senin juga menculik seorang pemuda Palestina dari kamp pengungsi Deheishe, selatan Betlehem. Sumber keamanan mengatakan kepada WAFA bahwa pasukan khusus menyusup ke kamp dan menahan Adi Abu Yabes.
Sehari sebelumnya, penjajah Israel membakar tenda dan menyerang seorang pria Palestina dan keluarganya di desa Al-Minya, tenggara Betlehem, pada dini hari. Zaid Kawazba, ketua Dewan Desa Al-Minya, mengatakan kepada WAFA bahwa sekelompok penjajah membakar tenda berisi pakan ternak di kawasan desa Wadi al-Abiad, milik warga setempat Ahmad Kamal al-Tarwa.
Dia menunjukkan bahwa tindakan pembakaran ini terjadi hanya satu hari setelah tenda al-Tarwa lainnya, yang digunakan sebagai perumahan, juga dibakar oleh penjajah. Kawazba menambahkan bahwa penjajah menyerang al-Tarwa dan anggota keluarganya, menciptakan kepanikan dan ketakutan, dan mengusir mereka secara paksa dari tanah mereka.
Para penjajah baru-baru ini meningkatkan serangan mereka terhadap warga Palestina dan harta benda mereka di wilayah Al-Minya, termasuk membakar pohon dan tanaman, serta menyita peralatan peternakan.
Insiden ini adalah bagian dari pola kekerasan dan intimidasi yang lebih luas yang dilakukan oleh penjajah di Tepi Barat yang diduduki, dimana komunitas Palestina sering menghadapi pelecehan, kerusakan properti, dan pengungsian.
Pekan lalu, pasukan penjajahan Israel menebang pohon dan menghancurkan jaringan air untuk irigasi tanaman di kota Nahalin, sebelah barat Betlehem.
Sumber setempat mengatakan bahwa pasukan pendudukan menebang sekitar 60 pohon zaitun dan anggur, serta menghancurkan jaringan air untuk mengairi tanaman dan kawat berduri di kawasan Wadi Abu Kir, milik dua warga setempat.
Patut dicatat bahwa pasukan pendudukan baru-baru ini meningkatkan serangan mereka terhadap properti warga di Nahalin, termasuk menghancurkan rumah dan ruang pertanian, serta mencabut pohon.
Sedangkan pada akhir November, beberapa siswi menderita sesak setelah pasukan pendudukan Israel menyerbu kota al-Khadr, selatan Betlehem, dan menargetkan sekolah setempat dengan gas air mata.
Sumber lokal mengatakan bahwa tentara Israel menembakkan tabung gas beracun langsung ke arah para siswa ketika mereka meninggalkan halaman sekolah, menyebabkan beberapa dari mereka kehabisan napas.