Ini Dia Daftar Negara dengan PDB Terbesar pada 2024, Indonesia Peringkat Berapa?
China telah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia jika dilihat dari PDB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) merilis data terbaru pada Oktober 2024 yang menunjukkan peringkat negara-negara G20 berdasarkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP). China menjadi negara dengan PDB terbesar.
Sejak 2014, China telah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia jika dilihat dari PDB yang disesuaikan dengan PPP. Namun, berdasarkan nilai tukar pasar, China masih berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Pada tahun 2024, China berada di peringkat pertama dengan nilai PDB sebesar 33,1 triliun dolar AS atau setara dengan Rp 512.050 triliun. AS menempati posisi kedua dengan PDB sebesar 29,2 triliun dolar AS, setara dengan Rp 452.600 triliun. Sementara itu, India berada di posisi ketiga dengan nilai PDB sebesar 16 triliun dolar AS atau Rp 248.000 triliun.
Rusia menempati peringkat keempat dengan PDB sebesar 6,9 triliun dolar AS atau setara dengan Rp 106.950 triliun, diikuti Jepang di posisi kelima dengan nilai 6,6 triliun dolar AS atau Rp 102.300 triliun. Jerman berada di peringkat keenam dengan PDB sebesar 6 triliun dolar AS, setara dengan Rp 93.000 triliun.
Brasil dan Indonesia memiliki nilai PDB yang sama, yakni 4,7 triliun dolar AS atau sekitar Rp 72.850 triliun. Kedua negara ini menyumbang 3 persen dari total PDB G20. Di bawahnya, Prancis mencatatkan nilai PDB sebesar 4,4 triliun dolar AS atau Rp 68.200 triliun, disusul Inggris dengan nilai 4,3 triliun dolar AS atau Rp 66.650 triliun.
Indonesia berada di peringkat ke-8 dalam daftar ini. Dengan nilai PDB sebesar 4,7 triliun dolar AS, jika dikonversi menggunakan kurs Rp 15.500 per dolar AS, maka nilai ekonomi Indonesia mencapai Rp 72.850 triliun. Hal ini menunjukkan peran penting Indonesia di antara negara-negara G20.
Paritas daya beli (PPP) adalah metode yang digunakan untuk membandingkan kekuatan ekonomi antarnegara secara lebih adil. PPP menyesuaikan perbedaan harga di setiap negara sehingga lebih mencerminkan kondisi ekonomi riil. Metode ini sangat berguna untuk negara seperti Indonesia dan India, yang memiliki biaya hidup lebih rendah dibandingkan negara-negara maju.
Namun, PPP juga memiliki kelemahan. Salah satu masalahnya adalah asumsi bahwa pola konsumsi antarnegara sama, padahal kenyataannya berbeda. Selain itu, data dari negara berkembang sering kali kurang akurat atau ketinggalan zaman.
Secara keseluruhan, negara-negara BRICS (China, India, Rusia, Brasil, dan Afrika Selatan) menunjukkan dominasi ekonomi yang lebih besar dibandingkan kelompok G7 dalam hal PPP. Dominasi ini terutama didukung oleh kontribusi besar dari China dan India, yang memiliki PDB terbesar di antara anggota G20.