Pahami Metode Dakwah Agar Jadi Teladan
Dosa besar disisi Allah, orang yang hanya bisa mengatakan tetapi tidak bisa mengerjakan.
Pahami Metode Dakwah Agar Jadi Teladan
SAJADA.ID--Menjadi seorang da'i atau pendakwah adalah profesi yang mulia. Sebab, melalui dakwah yang disampaikannya maka ia akan mendapatkan pahala dan kebaikan bila apa yang disampaikan diikuti oleh orang banyak. Tetapi, dia juga bisa berdosa bila dakwah yang disampaikannya membuat orang lain terhina dan terzalimi atau bahkan bila apa yang dibicarakannya berisi keburukan dan kemudian diikuti oleh orang lain.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa yang membuat sunnah yang baik (hasanah) dalam Islam maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang membuat sunnah keburukan (sayyi’ah) dalam Islam, maka ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR Muslim).
Dari hadits di atas, maka seorang dai atau pendakwah atau mubaligh, sudah seharusnya menyampaikan hal-hal yang baik agar bisa diikuti. Sedangkan hal-hal buruk, hendaknya bisa dijauhi.
Dalam Al-Quran, Surat Al Mudatsir, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ - ١
1. Wahai orang yang berkemul (berselimut)!
قُمْ فَاَنْذِرْۖ - ٢
2. bangunlah, lalu berilah peringatan!
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ - ٣
3. dan agungkanlah Tuhanmu,
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ - ٤
4. dan bersihkanlah pakaianmu,
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ - ٥
5. dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji,
وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ - ٦
6. dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْۗ - ٧
7. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.
Ayat-ayat di atas menunjukkan pentingnya bagi seorang pendakwah untuk menyampaikan hal-hal yang baik, agar bisa diikuti oleh masyarakat atau jamaahnya. Dan jika hal-hal buruk boleh disampaikan agar jamaah bisa meninggalkan dan menjauhi perbuatan tersebut.
Dalam ayat lain, Surat An Nahl ayat 125 Allah berfirman:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ١٢٥
ud‘u ilâ sabîli rabbika bil-ḫikmati wal-mau‘idhatil-ḫasanati wa jâdil-hum billatî hiya aḫsan, inna rabbaka huwa a‘lamu biman dlalla ‘an sabîlihî wa huwa a‘lamu bil-muhtadîn
"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk."
Ayat tersebut memberikan cara dan metode dakwah. Pendakwah harus menyampaikan hal-hal dengan cara yang bijak dan penuh kebijaksanaan. Bukan sebaliknya mencaci-maki, mengadu domba, atau mencela orang didakwahi (menerima dakwahnya).
Pendakwah harus menjadi teladan, dan bisa digugu dan ditiru. Sebab dirinya orang yang dimuliakan, maka sudah selayaknya dia bisa memberi contoh yang baik. Dan jika dia hanya bisa menyampaikan atau mengatakan saja namun tak bisa mengerjakan, maka dosa besar akan dia terima kelak di Hari Kiamat.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. As-Shaff ayat 2-3).
Oleh karena itu, sebaiknya dan seharusnya pendakwah menyampaikan sesuatu yang dia juga mengerjakannya, sehingga ia layak diikuti dan diteladani. Pendakwah tidak dibenarkan menyinggung atau mencela orang yang didakwahi, apalagi sampai menghina dan merendahkan mereka.
Keteladanan pendakwah itu dimulai dari cara hidupnya, cara bergaulnya, cara berpakaiannya, dan adab (sopan santunnya).
Pakaiannya hendaklah yang sopan dan enak dipandang, sehingga orang yang mendengarkan dan melihat dirinya berdakwah mau menyaksikan dan memperhatikannya. Sangat tidak elok bila pendakwah memakai kaos oblong saja saat berbicara di hadapan orang yang banyak yang menyaksikan dakwahnya.
Memang betul bahwa yang penting itu materi dakwahnya, bukan siapa yang menyampaikan, namun cara menyampaikan dan penampilan luar juga penting agar dirinya bisa diteladani. Istilahnya, jika dirinya ingin dimuliakan, maka muliakanlah orang lain. Jika dia ingin dihormati, maka hormatilah orang lain.
Sebagai uswah hasanah (teladan), maka bila dia menyampaikan hendaknya dia juga mengerjakan. Bukan sebaliknya, dia menyampaikan, tapi dirinya tak bisa mengerjakannya. Pendakwah seperti inilah yang mendapat ancaman dan peringatan dari Allah SWT. Wallahu A'lam. (Syahruddin/sajada.id)