CATL China Luncurkan Sasis Mobil Listrik, Tabrakan Kecepatan 120 km/jam Baterai Aman
Sasis baterai ini apat mempercepat produksi massal EV dari 36 bulan menjadi 12 bulan
REPUBLIKA.CO.ID,SHANGHAI- CATL China, pembuat baterai kendaraan listrik terbesar di dunia meluncurkan sasis EV baru yang dapat menahan tabrakan kecepatan 120 km/jam (75-mph) dengan benturan frontal tanpa menimbulkan api atau meledak, Selasa (24/12/2024). CATL mengatakan keselamatan adalah nilai jual utama dari perusahaan.
Kepala bagian manufaktur CATL Ni Jun mengatakan sasis EV yang diluncurkan tersebut memiliki baterai yang mampu berjalan sejauh sekitar 1.000 km dengan sekali pengisian daya. Tak hanya sasis baterai yang baru diluncurkan itu dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk produksi massal kendaraan menjadi 12-18 bulan dari 36 bulan atau lebih lama.
Perusahaan tersebut bermaksud untuk menjual platform EV baru - yang disebut "panshi" dalam bahasa Mandarin, yang berarti "batuan dasar" - kepada produsen mobil premium yang ingin mempercepat pengembangan dan mengurangi biaya.
"Karena kecepatan dan intensitas tabrakan yang sangat tinggi, belum pernah ada contoh kendaraan energi baru yang berani menantang uji benturan tiang depan 120 km/jam," kata Ni Jun.
Kecepatan untuk uji keselamatan benturan frontal dalam Program Penilaian Mobil Baru Tiongkok yang umum digunakan adalah 56 km/jam.
“Merek EV China Avatr, yang dimiliki bersama oleh CATL, Changan Auto milik negara, dan raksasa teknologi Huawei, akan menjadi yang pertama mengembangkan model EV berdasarkan sasis Bedrock CATL,” kata Chen Zhao, presiden Avatr pada konferensi pers.
Platform EV tersebut juga dikenal dalam industri sebagai "sasis skateboard", atau platform fleksibel yang menggabungkan motor listrik, baterai, kontrol, dan suspensi.
Sasis sangat penting bagi ambisi Ketua CATL Robin Zeng untuk mendorong raksasa baterai China tersebut menuju pertumbuhan lebih lanjut. Selain itu, CATL juga sedang menjajaki jaringan listrik mikro dan sedang membangun layanan pertukaran baterai. CATL memiliki pangsa pasar global sekitar 37 persen dalam baterai EV, menurut pelacak pasar baterai SNE Research.