Brasil Setop Pembangunan Pabrik BYD Buntut Kasus Perbudakan Pekerja

Para pekerja diduga ditempatkan di lingkungan yang memprihatinkan.

REUTERS
Lokasi konstruksi pabrik kendaraan listrik (EV) baru BYD di Camacari, Brasil 17 November 2024.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Otoritas berwenang Brasil telah menghentikan pembangunan pabrik raksasa kendaraan listrik (EV) Tiongkok, BYD. Penutupan itu dengan alasan para pekerja hidup dalam kondisi yang setara dengan 'perbudakan'.

Baca Juga


"Lebih dari 160 pekerja telah diselamatkan di negara bagian Bahia di timur laut Brasil," demikian menurut pernyataan dari Kantor Kejaksaan Ketenagakerjaan Umum (MPT), Senin (24/12/2024). 

Dilansir dari laman BBC, para pekerja diduga ditempatkan di lingkungan yang memprihatinkan. Paspor serta gaji mereka ditahan oleh perusahaan bangunan.

BYD mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memutuskan hubungan dengan perusahaan yang terlibat dalam pembangunan pabrik tersebut. BYD tetap berkomitmen untuk mematuhi sepenuhnya undang-undang Brasil.

Pabrik tersebut dijadwalkan beroperasi pada Maret 2025, dan ditetapkan sebagai pabrik EV pertama BYD di luar Asia.

Para pekerja, yang dipekerjakan oleh Jinjiang Construction Brazil, tinggal di empat fasilitas di kota Camaçari. "Di salah satu fasilitas tersebut, para pekerja dipaksa tidur di tempat tidur tanpa kasur," demikian menurut jaksa penuntut.

 

Setiap kamar mandi juga digunakan bersama oleh 31 pekerja, yang memaksa mereka bangun sangat pagi agar siap bekerja.

"Kondisi yang ditemukan di tempat penginapan tersebut menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan tentang ketidakamanan dan degradasi," kata MPT.

Kondisi seperti 'perbudakan', sebagaimana didefinisikan oleh hukum Brasil, mencakup ikatan utang dan pekerjaan yang melanggar martabat manusia.

MPT menambahkan bahwa situasi tersebut juga merupakan 'kerja paksa', karena banyak pekerja yang upahnya ditahan dan menghadapi biaya yang sangat mahal karena pemutusan kontrak mereka.

BYD mengatakan para pekerja yang terdampak telah dipindahkan ke hotel.

Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan 'kajian terperinci' terhadap kondisi kerja dan kehidupan karyawan subkontrak, dan meminta beberapa kali agar perusahaan konstruksi tersebut melakukan perbaikan.

BYD, kependekan dari Build Your Dreams, adalah salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia.

Mereka menjual lebih banyak kendaraan listrik daripada Tesla milik Elon Musk dalam tiga bulan terakhir tahun 2023. Ini karena keduanya bersaing untuk mendapatkan posisi teratas di sektor tersebut.

Perusahaan tersebut juga telah memperluas pijakannya di Brasil, yang merupakan pasar luar negeri terbesarnya dengan selisih yang lebar.

Pertama kali membuka pabrik di São Paulo pada tahun 2015, memproduksi sasis untuk bus listrik.

Tahun lalu, mereka mengumumkan akan menginvestasikan 3 miliar real ($484,2 juta) di Brasil untuk membangun pabrik manufaktur kendaraan listrik.

Penjualan kendaraan listrik di Tiongkok telah didorong oleh subsidi pemerintah, yang mendorong konsumen untuk menukar mobil bertenaga bensin mereka dengan kendaraan listrik atau hibrida.

Namun, ada reaksi keras yang berkembang di luar negeri terhadap apa yang dilihat sebagian orang sebagai dukungan tidak adil pemerintah Tiongkok terhadap produsen mobil dalam negeri.

Pasar utama seperti AS dan UE telah mengenakan tarif pada kendaraan listrik dari China, dan tarif yang lebih tinggi diperkirakan akan berlaku pada pemerintahan presiden terpilih AS Donald Trump.

Infografis Tuduhan Perbudakan di Pembangunan Pabrik BYD di Brasil - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler