Penyelidikan Dugaan Perbudakan Pembangunan Pabrik BYD Ternyata Sejak September

Pekerja diharuskan bekerja 12 jam sehari.

carNewsChina.com
Kawasaki pabrik BYD di Camacari Brasil.
Red: Firkah fansuri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 27 November, sebuah badan pemerintah Brasil mengeluarkan siaran pers yang menyatakan bahwa mereka sedang mengumpulkan informasi untuk melakukan gugatan terhadap pembangunan pabrik baru BYD di Brasil. Kementerian Tenaga Kerja (MPT) melakukan penyelidikan terhadap kondisi kerja di lokasi konstruksi setelah pengaduan anonim pada tanggal 30 September, yang ditindaklanjuti dengan inspeksi pada tanggal 11 November.

Baca Juga


Tulisan jurnalis André Uzeda dari Agência Pública berjudul Adding fuel to the fire menuduh adanya kekerasan fisik dan kondisi kerja yang sangat buruk bagi pekerja Tiongkok di lokasi itu. MPT lalu menyelidiki BYD dan tiga perusahaan yang diperkerjakan oleh BYD untuk pembangunan pabrik tersebut.

Diperkirakan sekitar 470 pekerja Tiongkok diperkerjakan dalam pembangunan lokasi tersebut oleh tiga kontraktor yang berbeda. Jinjiang Group, yang menyediakan layanan pemindahan tanah untuk mempersiapkan lokasi tersebut untuk dimulainya konstruksi, diyakini memperkerjakan mayoritas pekerja, dengan sekitar 280 karyawan.

Open Steel, yang bertanggung jawab untuk memproduksi struktur logam pabrik, memperkerjakan 100 pekerja Tiongkok. Perusahaan ketiga, AE Corp, yang bertanggung jawab untuk merakit struktur logam internal, memiliki sekitar 90 karyawan Tiongkok.

Tuduhan tersebut tampaknya berpusat terutama pada perlakuan terhadap Jinjiang Group dan merupakan serangkaian perlakuan buruk dan ketidakpatuhan terhadap konvensi ketenagakerjaan dan keselamatan internasional. Pekerja dikenakan 12 jam sehari, tujuh hari seminggu, dengan beberapa bekerja tanpa sepatu atau helm pengaman. Pekerja tidak memiliki akses ke air minum bersih dan terlihat minum dari genangan air.


Foto-foto kamar mandi yang kotor dan kondisi makan yang buruk bagi para pekerja telah bermunculan. Akomodasi tersebut digambarkan sebagai kotor, penuh sesak, dan kurang pencahayaan, tanpa ada pemisahan antara pria dan wanita.

 

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, bukti video, audio, dan gambar telah muncul tentang pekerja yang menjadi sasaran kekerasan oleh mandor. Hal ini tampaknya biasa terjadi setiap kali ada situasi tidakpatuhan atau ketika ada penundaan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Diyakini bahwa sebagian alasan penganiayaan tersebut adalah pembangunan pabrik yang terlambat dari jadwal. Tahap pertama pekerjaan tersebut memerlukan pemasangan 26 struktur baru, termasuk jalur uji pabrik produksi dan peralatan lainnya. Ini dimaksudkan untuk diselesaikan pada akhir tahun ini dan akan memungkinkan BYD untuk menyelesaikan 150.000 kendaraan per tahun. Namun, sekarang diharapkan akan selesai pada suatu saat di bulan Januari.

Pekerja Brasil yang diperkerjakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengalami kondisi kerja yang keras seperti itu. Mereka yang dipekerjakan oleh BYD bekerja dari pukul 8 pagi hingga 6 sore, dengan satu jam untuk makan siang. Sementara itu, mereka yang diperkerjakan oleh tiga kontraktor tersebut bekerja dari pukul 7 pagi hingga 5 sore dengan waktu istirahat makan siang selama dua jam. Diperkirakan sekitar 590 warga Brasil bekerja pada pembangunan pabrik tersebut.

Ketika ditanya tentang praktik tersebut, BYD menyalahkan Jinjiang Group dan menuntut agar kelompok tersebut segera mengambil tindakan.

Pabrik BYD sedang dibangun di Camaçari di atas lahan seluas 4,6 juta meter persegi yang disediakan oleh pemerintah negara bagian. Konstruksi dimulai pada bulan Maret, dan berada di lokasi tempat Ford beroperasi selama hampir 20 tahun sebelum mengakhiri kegiatannya pada tahun 2021. BYD membayar 287,8 juta Real (48 juta dolar AS) untuk lokasi tersebut.

Infografis Tuduhan Perbudakan di Pembangunan Pabrik BYD di Brasil - (Republika)

sumber : carNewsChina.com
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler